8. 🌸Fairy tale (2)🌸

922 54 0
                                    

Cerita ini lanjutan dari Fairy tale (1). Happy reading minna!!!😄😄😄.

🌻🌻🌻🌻

Cuaca hari ini cukup cerah. Terik matahari bersinar terang. Karna sekarang sudah hampir siang. Meskipun begitu tidak membuat Aiden merasa kepanasan. Karna saat ini dia sedang duduk bersandar pada sebuah pohon yang rindang.

Angin bertiup, meniup berberapa helai surai hitamnya. Kedua matanya terpejam, menikmati ketenangan saat itu.

Sreekkk....sreeekkk.....

Di kesunyian saat itu, indra pendengar Aiden menangkap sebuah suara bising dari semak-semak yang ada di sampingnya.

Sreekk...sreeekk....

Aiden tersenyum simpul. Tanpa harus membuka kedua matanya dia tau siapa yang ada dibalik suara bising itu. Dia bisa merasakan langkah kaki kecil seperti mengendap-endap menuju kearahnya. Dan juga suara tawa kecil yang tertahankan. Sosok itu kini sudah ada di depannya...dan....

"Aku tau itu kau Arla", Aiden membuka kedua matanya. Menampilkan iris hitam pekatnya yang indah. "Mau mengagetkanku huh?", Aiden menahan tangan kiri Arla, menatapnya lurus.

"Hmp...aku ketahuan", kesal Arla. Sambil mengembungkan pipinya, dan terlihat menjadi imut.

Selama setahun, setelah pertemuan mereka saat itu, Aiden dan Arla menjadi sepasang teman. Mereka sering menghabiskan waktu bersama di hutan. Entah itu memetik bunga, main di sungai, atau hanya sekedar jalan-jalan. Keduanya entah mengapa mudah sekali menjadi akrab. Kepribadian mereka yang bertolak belakang itu, entah mengapa bisa disatukan hanya karna sebuah 'hubungan timbal balik', yang saling menguntungkan.

"Arla kau lucu....", Aiden gemas sekali melihat Arla yang menggembungkan pipinya seperti itu. Dia pun menarik tangan Arla sehingga Arla duduk disampingnya. Lalu kedua tangan Aiden beralih mencubit kedua pipi gembul itu.

"Aidew....sakiwt....( Aiden sakit )".

"Ha...ha...ha...", Aiden tertawa melihat raut wajah Arla. "Maaf... maaf...kau lucu sekali sih...".

"Aidenw sudaw hentikan....pipiku sakiwt", mohon Arla.

"Baik baik...ha..ha..maaf yah...".

Mereka berdua pun terdiam. Mereka hanya duduk bersampingan sambil menikmati angin sejuk yang berhembus.

"Arla...", panggil Aiden pelan.

"Yah..??".

"Terimakasih", Aiden menatap Arla tersenyum. "Terimakasih sudah mau membantuku mengendalikan Dark Law", Aiden mengadahkan kepalanya. Menatap langit yang biru. "Tanpa kau...pasti semua hal yang ada didekatku...akan mati. Aku tidak mau menghilangkan nyawa lagi Arla", ucapnya sendu. "Karna itu....Arla...tetaplah bersamaku...aku tau ini egois, tapi aku mencintai mu...", ucap Aiden pelan. Tapi masih bisa didengar oleh Arla.

Mata Arla membelak. Wajahnya tiba-tiba memerah. Mulutnya terbuka, tapi langsung terkantup kembali. Tanpa mengucapkan apa-pun, Arla hanya menganggukkan kepalanya, tanda bahwa dia berkata 'iya'.

Aiden tersenyum senang, melihat respon malu-malu Arla. Segera dia menarik tubuh munyil Arla kedalam dekapannya.

"Aku mencintaimu...Arla...".

"Aku juga...Aiden...".

❄❄❄
Setelah pengakuan cinta yang di utarakan keduanya, hubungan Arla dan Aiden menjadi semakin dekat.
Mereka berdua memutuskan untuk tinggal bersama, di hutan scarlet itu, dan memulai kehidupan yang biasa kita sebut 'keluarga'. Cinta telah membutakan diri mereka masing-masing. Meskipun begitu cinta itu...
Semakin hari, semakinlah kuat.

Lost in Noblesse World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang