Chapter 8

142 12 0
                                    

HAI HAI HAI......

INI CHAPTER SELANJUTNYA! :) MAKASIH BANYAK YA BUAT YANG UDAH BACA & VOTE

SORRY BUAT TYPOS,GAJE,UPDATE NYA MALEM-MALEM DAN AGAK PENDEK :( TAPI MOHON YAA SILENT READERS UNTUK VOMMENTS

GAK TAU KENAPA AKU ADA IDE NYA TUH MALEM-MALEM :|

YAUDAH DEH, SELAMAT MEMBACA! :)

ENJOY,

-M.A.M

******************************

Author's POV

Luke benar-benar khawatir dengan Leeza. "Kenapa ia balik lagi ke rumah sakit?" itulah pertanyaan yang masih melayang dikepala Luke. Luke pun menelpon Roselle, karena Luke tidak mempunyai nomor Ibunya Leeza.

(A/N:: Bold : Luke, Italic : Roselle)

"Hallo Roselle?"

"Hai Luke, ada apa?"

"Umm, Leeza sedang dirumah sakit. Dia di opname selama 4 hari karena kelelahan,banyak pikiran,stress,dan dia kurang makan."

"Apa?! Yang benar saja?! baiklah baiklah aku sedang dikampus dan akan izin kepada dosen yang akan mengajar Leeza,sehabis itu aku akan segera kesana! Thanks Luke and See ya!"

"Okay! See ya!"

Luke memutuskan panggilan. Tak lama kemudian Aleeza teriak dan nafasnya memburu tak menentu.

"Tidak!"

Aleeza's POV

"Luke!  apa yang kau lakukan?! siapa dia?!" Tanyaku kepada Luke sedikit membentak, karena Luke sedang meyematkan cincin kepada seorang gadis. Dan,itu bukan aku. Aku menangis keras,apa mungkin Luke bertunangan? padahal aku masih status kekasih Luke.

"Hai Leez. Perkenalkan, dia Sthepanie. Dia adalah Tunanganku-"

"Luke! padahal aku ini masih kekasihmu! dan kau bertunangan dengan orang lain?! seharusnya kau itu bertunangan denganku Luke!" Teriakku memotong perkataannya.

"Maka dari itu, hubungan kita sampai disini saja. Lagipula kau mencintai-"

"Aku tidak pernah mencintai dia Luke! kau tidak bisa memutuskan begini saja! Aku sudah terlanjur mencintaimu sepenuhnya Luke!" Teriakku memukul dadanya, aku menangis sangat keras. Bisa-bisanya Luke memutuskan aku begini saja.

"Leeza. Kita PUTUS." Ucapnya dan segera merangkul perempuan tak tahu diri itu.

"TIDAK!"

*

"Leeza! Bangun! kau hanya mimpi buruk." Ucap seseorang yang suaranya sangat aku kenali.

Aku mengerjapkan mata. Putih. Aku dimana? Oh ya,aku semalam dirumah sakit Luke. Tapi kenapa ada selang ditanganku? Infus?! Tunggu,kenapa aku diinfus?

"Luke?" Panggilku kepada Luke sedikit serak.

"Ya? aku disini. Tenanglah,kau hanya bermimpi." Ucapnya menatap kearahku. Benar, ini hanya mimpi.

"Luke, kenapa aku di infus?" Tanyaku menatap jarum yang tertancap dipunggung telapak tanganku. "Kamu hanya Kecapek-an, sama banyak pikiran. Makanya, jangan mikirin aku terus.." Jawabnya sambil terkekeh. "Ck, siapa juga yang mikirin kamu. Kurker tau mikirin kamu." Belaku sambil menjulurkan lidah.

New World, New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang