" Koleksi yang kami jual bukan disini sir, lukisan ini untuk dipamerkan " ucap sang pramuniaga menunjukkan lukisan yang untuk dijual

Ketika Jackson menuju ke tempat yang pramuniaga itu tujukan, matanya langsung tertuju pada sebuah lukisan yang sangat sederhana.

Ketika Jackson menuju ke tempat yang pramuniaga itu tujukan, matanya langsung tertuju pada sebuah lukisan yang sangat sederhana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" Aku ambil yang ini " ucap Jackson tanpa keraguan

" Maaf sir, yang ini sudah terjual. Hari ini yang membeli akan mengambilnya " balas sang pramuniaga

" Akan kubayar dua kali lipat " balas Jackson masih menginginkan lukisan yang sama

" Mungkin anda bisa melihat koleksi kami yang lain " tawar sang pramuniaga

" Tiga kali lipat, bagaimana? " tanya Jackson berusaha untuk memenangkan lukisan itu

" Ghea, siapkan lukisannya. Aku akan menambah yang lain " ucap seseorang yang membuat Jackson dan pramuniaga menoleh ke sumber suara

" Baiklah miss, akan saya siapkan. Saya permisi tuan " balas sang pramuniaga kemudian pergi meninggalkan keduanya

" Berikan lukisannya padaku, akan kubayar tiga kali lipat " ucap Jackson

" Tidak bisa, aku membelinya dahulu " balas Jennie

" Empat kali lipat? " tawar Jackson lagi

" Aku tidak mau menjualnya. Aku akan menghadiakannya untukmu " balas Jennie

" Maksutmu? " tanya Jackson bingung

" Setelah kau menandatangani kontraknya, lukisan itu milikmu " balas Jennie

" Akan kutandatangani " balas Jackson

" Kau bahkan belum mengetahui bagaimana isi kontrak itu, dan kau dengan mudahnya akan menandatanganinya? Bagaimana jika aku mengambil keuntungan untuk diriku sendiri? " tanya Jennie mencoba untuk membongkar sesuatu

" Aku sudah membaca emailmu, aku tertarik. Jika kontrak itu berbeda dengan email, aku bisa menuntut mu " balas Jackson santai

" Apa hanya karena itu? Atau ada alasan lain misalnya salah seorang anak buahku? " tanya Jennie lebih mendalam

" No more question. Kirimkan lukisannya ke New York " balas Jackson kemudian meninggalkan Jennie

Mungkin hari ini adalah hari keberuntungan Jennie. Ia mengira Jackson sudah kembali karena sekertarisnya yang mendatangi meeting, nyatanya ia masih di Korea. Memang sedikit mengecewakan mengetahui alasan sebenarnya Jackson menyetujui kerjasama mereka, tetapi yang terpenting adalah kerjasama itu berjalan dengan baik.

" Mana lukisannya? " tanya Dave

" Lukisan itu harus dikirim ke New York " balas Jennie sembari mengenakan seatbelt

" Noona bilang itu untuk koleksi di kamar noona " balas Dave

" Aku bisa menggantinya dengan yang baru, lukisan itu sangat penting " balas Jennie

" Baiklah. Ada tempat yang noona ingin kunjungi lagi? " tanya Dave

" Can we stay overnight? " tanya Jennie dengan senyuman ter-manja nya

" We can't noona, I have to work " balas Dave mengusap kepala Jennie

" Keluarlah dari sana, aku akan memberimu jabatan di agensi " balas Jennie

" Aku tidak mau bergantung pada noona, meski noona punya segalanya. Aku harus tetap mencari uang sendiri untuk masa depan kita noona " balas Dave mencubit kedua pipi Jennie

" Ya! It's hurt " teriak Jennie sembari menarik tangan Dave dari pipinya

" Bersabarlah noona, aku akan mencari part time sebanyak mungkin untuk mengumpulkan uang itu " balas Dave kemudian mengecup kening Jennie

" Hmmm... I'll wait " balas Jennie kemudian memeluk lengan Dave

" Tidurlah noona, akan kubangunkan jika sudah sampai station " balas Dave kemudian melajukan mobilnya

Jackson yang sedari tadi memperhatikan Jennie bersama seseorang di dalam mobil hanya dapat menaikkan sebelah alisnya dan menekan nomor di handphonenya.

' Find everything about Jennie ' perintah Jackson kemudian langsung memutuskan sambungan

~
Helloooowwww, I'm back hehehe
Aku rindu kalian para readers ku..
Kalian bersuaralahh melalui comment hehehe...
Aku bakalan terus mengusahakan update ceritanya seminggu sekali meskipun gajelas waktu dan harinya hehehe..
Semoga kalian mengerti❤️💖

Boleh minga Vote dan Comment nya kan?😘

Mr.Cold & Mrs.SunshineWhere stories live. Discover now