Dua Kali Pertengkaran (13)

427 7 0
                                    

Langkah yang memilih arah, seakan kita tahu kita tak pernah ada di sini.
Aku tak pernah tahu apa yang diam-diam menusukmu,
atau yang diam-diam kutusukkan sebagai balasan dan, alasanmu yang kurang.
"kita tak perlu banyak bicara" kau benar. Kali ini aku mendiami tempatmu saja, dan kubiarkan kau bermuram dalam dadaku, kenyataannya
aku menyakitimu, dan aku menyakiti diriku.

Langit tak akan pernah berubah warna kecuali; biru dan hitam.
Kau tak akan pernah membiru kecuali, aku memberi warnamu.
Dan hitam dalam dirimu kau sendiri yang senang menggambarkannya, untukku.

Kita terbilang mati saat ini, dan sudah seharusnya,
kita bunuh kecemasan-kecemasan
menjadi pelukan.

Dalam tatap matamu tak lagi memiliki digdaya, kuserahkan kau sepenuhnya,
dalam deretan doa-doa yang menggumam di tengah malam.
Tidak ada yang berubah dariku, tak sedikitpun, aku tetap mencintaimu sebagaimana dirimu yang mengetahuinya.
"diam" akan kuberikan kau diam sebagai hadiah, amarah.

Selamatlah engkau pada putaran waktu yang aku percaya, aku yakini dalam kau tak akan ada yang berani memasukinya,
kecuali aku menutup sesuatu yang tertinggal dalam dirimu,
adalah hatiku.

Aku mencintaimu sedalam apa yang tak pernah kau tau, serupa kau yang mencintaiku dan tidak mengijinkanku untuk tahu-menahu.

Langit, lelakiku.

Sepasang LenganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang