#36. A Cure Called Love

Mulai dari awal
                                    

Taehyung mengernyit, sementara Jungkook semakin dekat dan merangkul pinggangnya. ”Kita serasi, bukan?” kata Jungkook.

Untuk sesaat Taehyung menyempatkan diri memandang pantulan dirinya dan sang kekasih di cermin, lalu baru tersadar. Jungkook tampak begitu tampan dengan setelan jas hitam dan rambut tertata—amat cocok. Seperti yang dikatakan Jungkook, mereka berdua terlihat serasi. Seperti sepasang pengantin.

Terus-terusan memandang cermin membuat Taehyung perlahan-lahan merona. Saat pemuda tersebut tiada henti terpana, berbisiklah Jungkook, “Apa kita akan terlihat seperti ini saat menikah nanti?”

Nyaris tersedak ludahnya sendiri, Taehyung berdehem dan cepat-cepat memandang ke arah lain. Dalam benak dia mengulang-ulang kalimat menikah. Rasanya sungguh memalukan, tapi juga membuat jantung berdebar kencang. “Siapa yang ingin menikah denganmu?” Taehyung menimpali acuh tak acuh.

Namun kelewat jelas semuanya di mata Jungkook. Raut wajah Taehyung terbaca, bahkan telinganya pun tak ketinggalan memerah. “Kau merona?” Jungkook lantas bertanya sambil mengintip wajah Taehyung.

Sontak Taehyung menoleh. ”Siapa? Aku?” balasnya tak terima. “Jangan mengada-ada.”

Maka Jungkook tersenyum lebar di depan wajah Taehyung sambil menatap tepat di kedua manik karamel itu, sengaja membuat pacarnya semakin tersipu. Alhasil, Taehyung mesti berpikir cepat untuk menentukan sikap supaya tak kelihatan bodoh. “Lihat ini! Kau juga merona, Sialan!” hardik Taehyung sambil mundur.

Jungkook tertawa kecil, tak mengelak kalau dirinya juga gugup. Meskipun tahu wajahnya sendiri tak kalah merah dari Taehyung, dia tetap berkata, “Aku suka melihatmu seperti ini.”

“Jangan membual!” Taehyung membuang muka akibat rasa malu. Tak ingin terus-menerus digoda, dia putuskan untuk menarik pacarnya tersebut keluar sambil berkata, "Ayo pergi. Kita bisa terlambat."

Di koridor, selagi berjalan berdampingan, Taehyung dan Jungkook mengundang tatapan siswa-siswi yang berlalu lalang di sana. Keduanya menjadi pusat perhatian. Bukan hanya karena anak-anak itu belum pernah melihat Taehyung berdandan secakep dan serapi ini sebelumnya. Namun, juga karena Jungkook menggandeng tangan Taehyung dengan jemari bertautan, yang sebelumnya belum pernah dilakukannya di depan banyak orang.

Jungkook seperti biasa selalu tampak sedatar ornamen, memasang tampang dingin masa bodoh andalannya. Sedangkan Taehyung, karena Jungkook tak mau menurut saat dia berusaha melepaskan tangan, maka dia hanya menunduk sambil menutupi wajahnya yang merah bukan main. “Bedebah sialan,” Taehyung mendesis, sambil melirik pacarnya yang kurang ajar mempermalukan dirinya.

Yang benar saja.

Mereka bukannya sedang kencan atau semacamnya, pikirnya, kenapa harus bergandengan tangan? Taehyung berharap bisa berpura-pura jadi orang lain saja saat ini, sebab baru kali ini dia sungguh merasa tak tahan dengan tatapan orang-orang di sekitarnya.

Sepasang kekasih itu terus mencuri perhatian banyak pasang mata hingga keduanya sampai di belakang panggung.

“Taetae-chan!” Yuta di belakang panggung berseru begitu melihat Taehyung tiba bersama Jungkook dari kejauhan.

Di belakang pemuda Jepang, Jimin dan Seungcheol berjalan mengikuti. Yuta berhenti di hadapan Taehyung dan sesaat meneliti temannya tersebut dari ujung ke ujung. “Wah, apa benar kau Kim Taehyung?” kagum Yuta melihat betapa rapinya Taehyung. “Hei, apa kostummu tidak tertukar dengan Jimin?”

Mereka secara otomatis serempak menatap Taehyung dan Jimin bergantian, dua pemuda dengan kostum serba putih yang memiliki kesan bertolak belakang. Taehyung mengenakan tuksedo nan rapi, sedang Jimin dengan mantel bulu lebat dan ripped jeans putih serta rambut tertata hampir tak beraturan.

Unlimited | BTS KookV [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang