4. Atiya

313 26 10
                                    

Jeng jeng! Si Mamak tiri akhirnya setor jg 😂 agak molor memang dr waktu yg ditentukan. Tapi gpp, ndak ada kata terlambat tuk bahagiain org kan? 😊

This story written by Long_Mumu

.
.
.
.
.

~ Atiya ~

Bunyi tak-tak-tak pelan dari tangan dan tuts keyboard leptop yang beradu memenuhi ruang tamu rumahku ini. Aku sedang semangat mengetik cerita fiksi setelah 2 tahun menjauh dari dunia tulis menulis. Seolah ruh baru ditiupkan ke dalam raga yang belakangan lelah untuk sekedar membuat 1 frasa saja.

Mataku mengerjap, meredakan perih akibat menahan kantuk. Kulirik jam dinding sewarna daun pisang yang menggantung di dinding di atas pintu. Pukul 2 siang. Pantas saja. Aku sudah berkutat di sini selama 17 jam. Hanya bergerak ketika masuk waktu salat atau sekedar membuat kopi. Tapi, aku masih belum menyerah. Tidak di saat ide cemerlang mengalir tak terbendung.

Aku seorang freelance. Menjadi goshwriter adalah salah satu pekerjaan sampinganku diantara 5 lainnya—editor lepas, translator lepas, pemandu wisata pengganti, dan guru bimbel pengganti.

Yeah, memiliki penglihatan terbatas, sekedar warna hitam, putih, dan abu-abu saja membuatku sulit mendapat pekerjaan. Jadi, daripada pusing dan terpuruk kuputuskan juga untuk menanam modal ke 4 usaha rintisan para sahabat terbaik yang pernah kumiliki.

Warisan dari nenek yang sangat cukup itu tidak kubiarkan menganggur. Seperempat bagian kuinvestasikan pada usaha Tour and Travel milik Doni.

Seperempat yang lain pada Bakery and Cakery rintisan Intan. Lalu, sebagian lainnya kutanam modal pada toko apotek warisan turun-temurun milik Alex. Dan terakhir ikut berinvestasi pada usaha konfeksi rintisan Didit dan istrinya.

Ah! Hampir lupa. Namaku Zaid. Keponakanku yang mengidolakan Zayn Malik dan penggemar berat Harry Potter itu biasa mengganti ‘i’ dalam namaku menjadi ‘y’.  Biar keren katanya. Lebih Inggris.

Sigh! Dia lupa saja kalau ari-ari miliknya dibuang ke sungai Kapuas. Lagaknya bukan kepalang. Segala-galanya harus berbau British. Atau jangan-jangan benda itu hanyut ke laut dan nyasar ke Inggris.

Well, abaikan keabstrakan ini. Maafkan aku yang setiap kali berbicara tentang keponakan KEPO itu selalu membuatku melantur. Bahkan setengah kehilangan kewarasan.

Bagaimana tidak. Rani, keponakanku yang baru masuk SMA itu. Dia dengan segala kelincahan, keingintahuan, keceriaan, keanehan, juga kelewat kreatif mendadak mendapat ide untuk mengomporiku agar segera menikah.

Tentu saja sudah menyiapkan calon korban yang akan dinobatkan sebagai mempelai wanita. Atiya namanya. Guru Bahasa Inggris sekaligus wali kelas Rani.

Rani yang memang gila hal-hal berbau Inggris begitu mendamba menjadikan Ibu Guru itu sebagai istri Om-nya ini. Setiap kali menemuiku di rumah—rumahku di belakang rumah warisan orang tua kami yang sekarang ditempati kakakku sekeluarga yang notabene adalah ibunya Rani, dia akan selalu bercerita tentang Atiya. Bu Atiya beginilah. Bu Atiya begitulah.

Terima kasih pada Rani karena mencekoki om-nya all about Bu Atiya. Kegilaannya itu menstimulus otak berkarat ini untuk memproduksi ide cerita baru. Ya, cerita tentang seorang guru Bahasa Inggris bernama Atiya.

Well, maaf Bu Atiya. Aku memakai kisah hidupmu sebagai dasar dari ceritaku. Salahkan siswimu yang juga keponakanku itu yang seperti ember bocor membeberkan informasi tentangmu.

Hmm ... Di dalam cerita ini, Atiya merupakan gadis 23 tahun yang terpaksa menjadi seorang guru—PNS—karena orang tuanya. Sepertinya memiliki anak yang seorang Pegawai Negeri Sipil memiliki kebanggan tersendiri bagi mereka. Namun, dia tidak merutuk menyesali pilihan hidup yang dipaksakan itu. Dia menikmatinya sebagai pelajaran yang harus dia fahami.

MonokromTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang