Part 12 PENYESALAN MAMA 2

10.9K 578 41
                                    


Membuang resah, karena Diandra yang masih belum ditemukan kembali, dan Daisy yang sangat marah kepada Mama dan Papa saat tahu Diandra pergi dari rumah, Daisy juga pernah menolak di temui oleh Mama dan Papa, padahal segala cara sudah Mama lakukan, dimulai dengan bujukan, tangisan, janji, tapi Daisy tidak tergugah, ia menginginkan Diandra kembali, dan melihat langsung bahwa Diandra baik-baik saja.

Tapi syukurlah, seiring dengan waktu, saat ini Daisy sudah lebih menerima kepergian Diandra, dan saling menguatkan bersama Mama dan Papa, berharap Diandra segera di temukan kembali, dan pulang ke rumah mereka.

Siang itu, merasakan kerinduan yang sangat akan kehadiran Diandra, Darrel, dan kenangan yang ditinggalkan, akhirnya Mama memutuskan untuk masuk ke gudang yang tempat menyimpan semua barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi, dan ada beberapa barang juga yang jadi peninggalan terakhir Darrel beserta kenangannya.

Mama buka pintu gudang itu yang sudah hampir sepuluh tahun tidak di buka, hingga engselnya macet dan susah dibuka, Mama dorong, dan akhirnya terbuka, Mama nyalakan lampu gudang, setelah itu Mama naik kesebuah kursi untuk meraih sebuah kotak besar dan berat berwarna merah yang terletak di rak paling atas disudut gudang itu, kotak itu merupakan tempat Diandra dan Darrel meletakan mainannya berdua, sedangkan Daisy menggunakan kotak berwarna pink, dan Daniel pada saat itu ia belum lahir hingga tidak ada kotak mainannya di gudang itu. Setelah menurunkannya ke lantai, Mama buka tutupnya yang sudah lama tidak Mama buka, dan Mama tumpahkan isinya kelantai.

Diantara barang-barang itu, banyak terselip poto-poto Diandra bersama Darrel saat mereka sedang berdua, Darrel yang sedang tertawa dengan gigi ompong saat mereka berdua masih sama-sama balita, hingga Diandra yang sudah berumur enam tahun, dan poto itu, adalah poto terakhir yang diambil menjelang kepergian Darrel untuk selamanya.

Mama usap poto itu dengan getar kerinduan yang tidak sanggup lagi ia tutupi, sungguh saat Diandra sudah tidak bisa Mama lihat lagi, Mama baru merasakan kerinduan itu. Rindu mendengar suara Diandra yang sedang tertawa, bercanda, dan menggoda Daniel. Sungguh kerinduan yang terasa semakin menyesakan perasaannya.

'Darrel tolong Mama sayang, bawalah kembali Kak Andra kedalam hidupan Mama, Mama menyesal telah menyakiti hatinya,' bisik Mama lirih, airmatanya mengalir deras saat matanya melihat barang maupun mengingat kenangan yang telah Diandra dan Darrel tinggalkan didalam hatinya.

Ia kumpulkan semua barang-barang dari dalam kotak yang sudah usang itu, dan Mama juga usap-usap poto album kenangan Diandra bersama Darrel yang telah buram, karena tidak terawat.

Hampir setengah jam Mama menangis sendirian di sudut gudang yang sumpek dan bau itu. Setelah merasa puas diri Mama kumpulkan barang-barang yang berserakan dan ia masukan kembali kekotaknya, Mama beranjak pergi, tangannya yang membawa kotak merah itu, tidak sengaja menyenggol sebuah kotak lain yang diletakan sembarangan dimeja yang banyak bertumpukan kotak-kotak yang tidak jelas isinya, hingga kotak berbungkus kertas kado itu jatuh didepannya.

Dengan penasaran Mama mengambilnya, ia ingat-ingat, tapi tidak menemukan jawaban apapun. Mama membukanya dengan hati-hati, dan ia sangat terkejut ketika melihat isi didalamnya, sebuah sajadah dan tasbih mungil yang cantik berada didalamnya, saat Mama membalikan kotaknya ada sehelai kertas melayang dan jatuh dikaki Mama.

Mama memungutnya. Sebuah surat, pikir Mama. Dan Mama membacanya.

Andra tidak pinter merangkai kata. Tapi Andra hanya mau bilang "SELAMAT ULANG TAHUN UNTUK PAPA YANG KE 47," mudah-mudahan Papa dipanjangkan umurnya, diberi rezeki yang melimpah dari Allah SWT, makin sayang keluarga, makin dicintai Allah SWT dan makin disukai dan disayangi semua orang. Aamiin.

Andra tidak bisa memberi Papa sebuah kado istimewa, apalagi yang mahal harganya, tapi Andra hanya ingin Papa tau bahwa Andra sangat sayang Papa.

Dunia DiandraWhere stories live. Discover now