Kak!

801 94 12
                                    

Seperti biasa, grup chat geng kali ini saling bertegur sapa menanyakan kabar dan banyak membicarakan hal tidak penting lainnya. Ada satu bubble chat muncul dengan isi yang tidak penting berhasil membuatku menghembuskan nafas berat.

"Kak! Aku suka kakak," ucapku dengan senyum simpul memandang layar ponsel.

Ya, aku suka type ketikan yang ia kirim. Meski dia tidak selalu merespon apa yang aku tanyakan padanya. Dia mengetik benar-benar seperlunya saja, tidak tahu bahwa ada seorang gadis berharap balasan manis.

Aku melihat profilnya, bio, timeline, selalu begitu kegiatanku. Aku mengulanginya lagi dan lagi, begitu pun dengan apa yang aku lakukan detik ini. Sepersekon, hatiku terasa perih melihat isi postingan lama yang masih terpajang di timeline miliknya.

7 mei 2018

Aku mencintaimu,
dan akan selalu begitu.

Tulisan itu disertai dengan foto cute dua orang pria yang saling memberi suapan. Ya, aku tahu mereka adalah artis kesukaanku. Sangat romantis, pikirku.

Sepertinya aku kalah dengan 'chara' pria yang berhasil merebut hati pangeranku. Meski sudah berkali-kali aku menggoda sang pangeran tetap saja aku terkalahkan oleh jenis roleplayer yang sering mereka katakan 'UKE'.

Sebentar, aku akan mencoba lagi.

[ LINE ]
RAZIA GENG (5)

Fizi : Gua abis kasih nama batu oy!

Rafa : Sent a sticker.

Hyejin : Napadah sampe batu aja lu namain.

Jyla : Kuker emang si Piji.

Fizi : Gua namain terus gua pelihara.

Rafa : Apadah Ji.

Jyla : Rafa notis me.

Fizi : Rafa manggil gua bukan manggil lu. @Jyla

Hyejin : Gua jadi pengen kasih nama dadu monopoli gua, tapi mereka kembar banget dah. Gua masih susah bedain.

Rafa : Sent a sticker.

Fizi : Lu kurang kerjaan dadu dikasih nama. @Hyejin

Jyla : @Fizi bodo.

Jyla : Stiker mulu kak, kapan notis aku? @Rafa

Hyejin : Rese! Ya suka-suka gua dong! @Fizi

Rafa : Jyla.

Raven : Awas bucin.

Jyla : @Raven apesik dateng-dateng!

Jyla : Oe kak Rapa hehe.

Rafa : Jyla.

Jyla : Apa sih kak?

Raven : Jyla baper ah.

Rafa : Manggil doang.

Jyla : Gak apa manggil doang, aku udah seneng.

Hyejin : Najis.

Raven : 2

Fizi : 9

Rafa : Kaga bisa ngitung lu. @Fizi

Raven : Ah sayang Rafa @Rafa

Jyla : @Raven jangan rebut dia punyaku.

Hyejin : Jangan rebut dia punya kapelnya bhaha @Jyla

Fizi : Mampus.

Rafa : Sent a sticker.

Jyla : /Canda.

Raven : Sakit tak berblood namun mengeluarkan air mata.

Mungkin harus kembali lagi tersenyum simpul, tahu kan makna dari senyum simpul? Senyum seperti ini, hanya otot mulut yang bergerak dan itu berarti senyumannya tidak tulus. Iya, memang aku tidak tulus.

Perkata yang aku keluarkan mereka anggap bercanda, haha. Baiklah, tidak apa-apa. Aku sudah cukup biasa untuk menahan perasaan sakit melihat dia lebih memilih 'pria' lain.

Handphoneku kembali bergetar,

[ LINE ]

Rafa : Jiiii.

Jyla : Yow?

Rafa : Bantu ramein mensip ya, nanti gua post tl mensipnya.

Ha-ha-ha!

Mana sudi aku ikut memberi ucapan selamat untuk hari berduka diriku. Beberapa menit berjalan, aku justru menghiraukan isi pesan yang mungkin terbilang penting baginya.

Rafa : Njir di read doang.

Aku tidak mengeluarkan roomchat itu, sejujurnya aku ingin memaki-sih. Memangnya pantas seseorang yang sudah kalah harus protes untuk mendapatkan piala? Jelas, aku sadar diri.

Jyla : Maaf kak, gak aku keluarin roomchat kok.

Rafa : Napa njir, mau bantu gua kaga?
Rafa : Wajib wkwk.

Jyla : Ya kak, good luck!

Rafa : Makasih Ji.

[Read]

Beberapa menit dari itu aku bermain dengan timeline, beberapa postingan terbaru muncul. Hingga akhirnya postingan yang Rafa katakan tadi ikut naik berada paling atas di halaman timelineku.

"Kau berhasil mendapatkan dia, bagaimana caranya? Apa aku kalah menggemaskan denganmu?" Kataku dalam hati.

Aku memberi komentar seadanya, aku tidak ingin terlalu membuat mereka senang dengan komentar-komentar manis yang aku beri bumbu spesial. Biar, ini menjadi sederhana. Aku kan memang orangnya egois, bagiku untuk apa terlalu mendukung kebahagiaan di atas penderitaan yang aku alami.

Hai Rafa, apa aku banyak kurangnya? Apa aku memang tidak bisa bersaing dengan pria pilihanmu itu? Tentu, ini lebih menyakitkan jika dibanding kau memanggil perempuan lain dengan kata 'sayang' di hadapanku.

Ya, aku tahu. Walaupun aku hanya bisa memandang dirimu dengan yang lain tapi aku tetap berhak memberi cinta penuh untukmu.

Lagi pula, cinta tidak harus memiliki dan tidak cinta juga bukan berarti harus membenci.

Bukannya tidak ada salahnya memperjuangkan? Karena cinta juga membutuhkan pengorbanan untuk meraihnya. Terima kasih Rafa, kau tahu aku bukan tipe perempuan yang mudah menyerah 'kan? Meski setiap detiknya hati ini perih melihat namamu muncul dalam ponsel, aku akan terus berjuang.

• • •

Mau nanya dong, sebelumnya maaf buat roleplayer cewek, ada yang pernah suka ke seme punya uke gak?

Cerita tersebut tidak bermaksud Apa-apa kok. Segala kurang dan kesalahan mohon dimaafkan. Jangan lupa vomment! ❤

-Jixx'a

Our Fake Life | RolePlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang