Six (END)

1.3K 97 28
                                    



Abang

.

.

.

.

.

Hari ini, seminggu setelah bang Namjoon bilang ke gue kalau dia lolos tes beasiswa. Iya, ini hari di mana bang Namjoon akan pergi ke Amerika. Gue, ayah, bunda, sama Jungkook nganterin ke bandara. Gue juga enggak ngerti kenapa ada Jungkook di sini. Katanya, sih bang Namjoon yang minta. Enggak lama, ka Suga, ka Hoseok, dan ka Seokjin dateng. Bukan itu aja, ka Seokjin dateng pake kursi roda yang didorong sama ka Suga.

"Loh? Kalian ngapain di sini? Bang, bukannya gua bilang lu istirahat aja?" Tanya bang Namjoon terkejut sambil ngeliatin temennya satu persatu, terus berhenti di ka Seokjin.

"Yakali lo pergi tanpa pamitan sama gue? Durhaka lo!" Ka Seokjin ninju pinggang bang Namjoon pelan sambil ketawa.

"Gua sih udah bilang di rumah aja, dianya batu pingin ikut," adu ka Suga setengah jengkel.

"Yah, soalnya lu bakal pergi jauh, sih. Enggak enak kalau enggak ikut nganterin ke bandara," timpal ka Hoseok sambil garuk-garuk tengkuknya.

Bang Namjoon diem sebentar. Kayaknya sih dia lagi mati-matian nahan air matanya biar enggak keluar. Soalnya, matanya udah berkaca-kaca.

"Makasih, ya," bang Namjoon berujar lirih dengan suara bergetar. Gue malah udah mewek daritadi😭

"Bang Namjoon pokoknya enggak boleh sampe susah dihubungin kayak mbak Somi!" Rajuk gue sambil meluk dia. Gue bisa merasakan tatapan tajam Jungkook menembus punggung gue.

"Iya, enggak, kok. Nanti gua telpon begitu keluar dari pesawat," bang Namjoon nepuk punggung gue.

"Jangan nangis, dong! Nanti gue enggak tenang perginya,"

"Nah, Joon. Di sana jangan main cewek, ya! Fokus belajar aja," pesan ayah sambil ngusap kepala bang Namjoon.

"Jangan telat makan, kalau sakit jangan diem aja. Kamu itu kan kebiasaan kalau sakit enggak bilang-bilang," tambah bunda. Bang Namjoon cengengesan.

"Iya, ayah, bunda,"

"Hati-hati ya, bang," ujar Jungkook yang daritadi diem aja.

"Iya, Kook. Jagain Ara, ya? Dia ambekan banget anaknya,"

"Tenang, bang. Pasti gue jagain," Jungkook ngerangkul gue dan gue langsung misuh-misuh minta dilepasin. Yakali dia main rangkul gitu sedangkan di sini banyak orang, mana ada ayah sama bunda lagi.

Enggak lama, diumumkan bahwa pesawat yang akan ditumpangi bang Namjoon bentar lagi bakal lepas landas. Kita dadah-dadahan sampe bang Namjoon bener-bener pergi. Gue enggak bisa nahan tangis ketika punggung bang Namjoon menghilang ditelan keramaian.

Bahkan saat perjalanan pulang di mobil, gue masih nangis sambil ngeliatin postingan terakhir bang Namjoon sebelum berangkat.



Instagram


Joonkim

❤ 1,738 likes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1,738 likes

Joonkim bye😊

Comment has been turned off


"Udah, Ra. Jangan nangis mulu. Jelek kalau nangis," Jungkook di mobil berusaha menenangkan gue.

"Bacot,"

"Ara! Enggak bagus, ah ngomong gitu!" Omel bunda sambil nengok ke belakang, melotot ke gue.

"Iya, bunda," ucap gue sesenggukan.

Jungkook mukanya udah nahan ketawa. Gue cuma ngeliatin dia sinis terus nyubit perutnya pelan.

"Gue bakal jagain lo, kok," bisik dia pelan.


"Jijik," balas gue sambil berbisik juga.

"Terserah kata kamu dah, Ra,"

Hah?


Apa dia bilang?

Kamu?

Kamu?

"Ayah, nyalahin radio, dong," pinta gue mengalihkan pembicaraan. Ayah menekan tombol radio.

Radio memutar lagu korea yang gue tau judulnya the truth untold. Gue, sih enggak bisa ikut nyanyiin soalnya enggak hapal, gue cuma bisa nyanyiin part and I still want you-nya doang, itu pun masih belepotan.

Setelah itu, siaran diganti menjadi breaking news dadakan. Ih, sebel banget deh gue! Gue cuma lagi pingin dengerin lagu biar merasa sedikit relax, ini kenapa tiba-tiba pake ada berita segala?


Eh, tunggu!


"Pesawat Indonesian Airlines tujuan New York siang ini mengalami kecelakaan, dipastikan seluruh penumpang dan kru pesawat tewas..."






























































































































"BUNDA! PESAWAT BANG NAMJOON!"


















































































END

Abang | KNJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang