10. Brittle

94 16 0
                                    

Serapi-rapinya bangkai yang disembunyikan pasti akan tercium juga bau busuknya

Mungkin itu pepatah yang tepat untuk situasi Vina saat ini. Selama apapun Vina menutupi kebohongannya, Sehun akhirnya akan tetap mengetahuinya

Vina, ia ibaratkan buah busuk, bahkan burung gereja pun enggan memakannya. Sekarang ia sangat menjijikan dimata Sehun

Ia sangat menyalahkan nasibnya yang malang ini. Mengapa tuhan menitipkan seorang malaikat seperti Sehun padanya, jika pada akhirnya malaikat itu harus tersakiti dan pergi karenanya

"Tzuyu, terima kasih kau sudah membongkar kebusukkanku" gumamnya sembari berjalan mencari keberadaan Junmyeon

Ya, walaupun perasaannya hancur saat ini ia tetap harus bekerja untuk mendapatkan biaya operasi ibunya yang akan dilakukan besok

"Aku tak sabar sayang, mereka sudah menunggu kita" ucap Junmyeon yang sama sekali tak ditanggapi oleh Vina

Sementara Sehun mengendari motornya dengan kecepatan tinggi membelah jalanan kota yang cukup ramai. Mungkin ini pertama kalinya ia meneteskan air matanya untuk seorang wanita, wanita yang sangat ia percaya selama ini

Namun rasa percayanya itu kini sirna ketika melihat wanitanya itu benar-benar menjual dirinya. Sehun sangat menyalahkan dirinya, ia harusnya tidak membiarkan gadis itu berjuang sendiri, sama saja ia tak berguna untuk gadis itu

Ia sangat ingat ketika ia untuk pertama kali melihat tubuh gadisnya itu tanpa sehelai kain. Ia sangat ingat akan sentuhan lembut dan menggairahkan dari gadis itu, bagaimana gadis itu ia buat berantakan, mendesah menyebutkan namanya. Ia tak mampu membayangkan bagaimana jika gadis itu melakukan semua itu pada pria lain demi uang

"Aku tidak siap membencimu Vina. Tapi aku terlanjur kecewa" ucap Sehun

Dering ponselnya memebuatnya harus menepikan motor yang ia kendari. Tertulis 'Mama'

"Halo ma"

"Apa?!"

"Iya, Sehun segera kesana"

Ia langsung menancap gasnya setelah memutuskan panggilan dari ibunya

Dan ia mendapati ibunya tengah menangis diruang tamu

"Ma" ucap Sehun sembari memeluk ibunya

"Hun, kamu harus segera ke Jerman ya. Tolong selamatkan papa disana. Mama mohon sama kamu, cuma kamu harapan mama satu-satunya"

Dengan berat hati Sehun memutuskan untuk berangkat ke Jerman malam ini, demi ayahnya yang tengah tersandung kasus penipuan disana. Mau tak mau, namanya juga orang tua, mana ada anak yang membiarkan orang tuanya dalam bahaya

Disisi lain Vina mencoba menenangkan dirinya, namun gagal karena diotaknya terus memikirkan Sehun hingga selama perjalanan ke hotel ia hanya bisa menangus tanpa bersuara

"Hey baby, tak usah menangisi kekasihmu itu. Ayo kita bersenang-senang malam ini" ucap Junmyeon menggoda ditelinga Vina

"Cepatlah, aku tidak mau lagi berurusan denganmu setelah ini" balas Vina kesal

"Ohohoho jangan buru-buru sayang, kau kubayar lebih mahal malam ini" ucap Junmyeon

Seketika Vina terkejut ketika memasuki kamar hotel yang didalamnya sudah ada 2 pria yang duduk manis dan memandang dirinya dengan tatapan ingin menerkam

"Sepertinya kita salah kamar" ucap Vina pada Junmyeon

"Tidak, ini kamar kita cantik" ucap Junmyeon yang membuat Vina semakin bingung

"Apa maksudmu?" tanya Vina mulai emosi

"Hey sayang, tujuanku membayarmu lebih mahal malam ini untuk melayani kami bertiga"

"Kau gila!" ucap Vina yang hendak pergi

Namun dengan cepat Junmyeon menahannya

"Lepaskan!" teriak Vina

"Kai, Luhan cepat tahan dia, lalu ikat tangannya" pintah Junmyeon kepada dua rekan kerjanya itu yang sebentar lagi akan menikmati tubuh Vina

Vina tak henti-henti memberontak minta dilepaskan. Namun 3 pria yang ia hadapi sama seperi singa kelaparan, tentunya tak akan dengan mudahnya melepaskan dirinya

Air matanya mengalir kala rasa sakit dibeberapa bagian tubuhnya akibat ulah ketiga pria mesum itu. Sesekali mereka manampar, memukul, menghujam tubuhnya bahkan memaksa Vina untuk mengulum alat vital mereka kedalam mulut Vina hingga membuat Vina beberapa kali tersedak hampir muntah

Vina sudah tak sadarkan jauh sebelum mereka menghentikan permainan itu

Hingga pukul 2 dini hari ia terbangun karena dikejutkan oleh dering ponselnya. Kondisinya terlalu lemah untuk menggerakan bagian tubuhnya hingga panggilan itu tak terjawab. Pria-pria bejat itu sudah pergi meninggalkannya sedari tadi

Tubuhnya dipenuhi memar, sudut bibirnya terdapat luka akibat beberapa tamparan dan bagian bawahnya mengeluarkan sedikit bercak darah. Ia berusaha bergerak sekuat tenaga dan melepaskan lilitan dasi dari tangannya yang entah milik siapa

Ia memakai bajunya kembali dan mengambil amplop yang sudah Junmyeon sediakan

Dering ponselnya berbunyi lagi dan tertera nama kontak 'rumah sakit' dilayar ponselnya. Sudah 10 panggilan tak terjawab dari kontak tersebut Seketika perasaannya menjadi tidak enak. Dengan suara seraknya ia menjawab telepon itu

"Halo"

"Nona Pauline, dari tadi pihak rumah sakit sudah berusaha menghubungi anda"

"Ada apa sus? Ibuku baik-baik saja kan"

"Maaf kami harus memberikan kabar tidak baik untuk anda. Ibu anda baru saja tutup usia. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi tuhan berkehendak lain"

Seketika tangisan Vina pecah. Orang yang ia sayangi harus pergi untuk selama-lamanya. Sia-sia perjuangannya menjadi jalang dalam 4 hari terakhir ini. Untuk apa uang yang ia cari jika semuanya sudah terlambat

Ia berada pada titik kehancuran dimana semuanya sudah pergi dan semuanya sudah membencinya. Tak ada lagi harapannya

Tanpa berpikir panjang, Vina pergi menuju rumah sakit bahkan ia lupa memakai alas kakinya

Tangisannya kembali pecah ketika melihat tubuh ibunya kini tak bernyawa, tersenyum dalam tidur panjangnya

"Maafkan Vina bu" ucap Vina dengan isakan tangisnya yang semakin jadi

Sekarang ia tak tau harus berbagi rasa kesedihannya bersama siapa

Hanya tertera nama Sehun diponselnya yang selalu ia hubungi

Dengan rasa ragunya ia menelpon Sehun. Namun lagi-lagi suara operator sangat tak mendukung keadaan saat ini

Ia menelpon bibinya yang berada diluar negeri. Hanya bibinya lah satu-satunya sanak keluarga yang saat ini ia punya. Namun karena bibinya bekerja menjadi TKW diluar negeri membuatnya tak bisa meminta bantuan banyak dari bibinya

"Halo, bibi"

"Ibuku sudah meninggal"

SPEICHER - SEHUN (COMPLETE)Where stories live. Discover now