3: Ketakutanku yang Paling Besar

Почніть із самого початку
                                    

"Siapa?"

"Anak kelas sepuluh. Lo tau yang namanya Lia nggak?"

"Gue harap yang namanya Lia cuma satu di dunia ini," jawab Gita sarkastis.

Gellar berdecak sambil memutar bola matanya, jengkel. "Serius, Git."

"Ya Lia siapa? Lia Anthony kelas sebelah? Lia Teressa? Lia Amali—"

"Iya iya stop," potong Gellar. "Camelia Assegaf."

"Oh," Gita manggut-manggut. "Nggak tau," lanjutnya. "Emang dia SMS apa?"

Bukan langsung menjawab pertanyaan sahabatnya, Gellar malah mengeluarkan ponsel dari saku kemeja lalu menyodorkannya persis di depan Gita.

"Ini Kak Gellar ya? Gitu."

"Lo SMS-an sama dia?" Gita meraih ponsel Gellar dan memasukkan kode kunci layarnya yang sudah di luar kepala. "Kok cuma sedikit?"

"Pindah ke Line."

"Tumben, SMS-an sama cewek." Gita melirik Gellar dari balik ponsel yang ia pegang setelah satu menit tidak mengatakan apa-apa. Ia sudah selesai membaca balas-balasan pesan antara Gellar dan Camelia, tapi masih belum mau mengembalikan ponsel Gellar kepada pemiliknya.

"Bosen. Karena semalem gue gabut, jadi gue ladenin aja."

Gita tertawa mendengar jawaban Gellar yang sudah ia duga. "Najis lo, jahat."

"Cute sih anaknya."

Mendengar pendapat Gellar, Gita langsung menyentuh foto profil Camelia.

"Ooh, ini sih gue tau yang mana orangnya!"

Seketika Gellar mencondongkan tubuhnya ke Gita. "Tadi katanya nggak tau?"

"Waktu itu gue abis nemenin Sarah ke kelas adeknya, terus pas gue jalan di koridor kelas sepuluh, dia ngeliatin gue sampe gue lewat. Kayaknya sih dia tetep ngeliatin gue sampe gue belok. Biasa, senior cantik emang banyak fans-nya." Gita mengakhiri kalimatnya sambil mengibaskan rambut ke belakang.

"Najis."

"Sirik aja lo gak pernah diliatin!"

"Mungkin sebenarnya dia suka sama lo, terus dia ngedeketin gue biar bisa deket juga sama lo," ucap Gellar ngawur. "Mungkin dia lesbi?"

Gita tertawa renyah menanggapi ucapan Gellar barusan. Ia jadi tahu sekarang kenapa waktu itu Camelia memandanginya lama-lama. Mungkin teman-teman Camelia sering membicarakan kedekatan ia dan Gellar. Bisa jadi junior-nya itu cemburu karena tadi Gellar bilang, Camelia suka padanya.

Well, pantaslah kalau begitu.

"Yaa, semoga aja dia lesbi," sahut Gita, tidak sepenuhnya bercanda.

***

Bulan berikutnya

Alunan lagu Time Bomb menemani Gita mengemas barang-barangnya untuk acara tahunan OSIS yang selalu dilaksanakan sebelum libur semester. Acara yang paling tidak disukai Gellar karena ratusan alasan yang selalu dibuat-buat meski Gita sudah mengerti kenapa ia tidak suka hal itu.

Satu backpack ukuran sedang lebih dari cukup untuk membawa barang-barang yang diperlukan. Gita tidak ingin membuat dirinya kewalahan membawa barang-barangnya sendiri, maka dari itu, sebisa mungkin ia meminimalisasi apa-apa yang harus dibawa.

Setelah mengikat tali di tasnya, Gita menghempaskan tubuhnya ke kasur sambil mengecek ponsel yang ia tinggal selama mengemas barang-barang.

Lima pesan masuk dari Gellar dari sepuluh menit yang lalu.

Maps (SELESAI)Where stories live. Discover now