13. Dilanda Ragu Tuk Jujur

Start from the beginning
                                    

"Dokter tahu pasien yang bernama Binar? Bintang Kinara nama lengkapnya." jelas Guntur.

"Oh iya Bintang, ada apa ya pak?"

"Selama dia dirawat, apa ada keluarganya yang kesini buat jenguk dia, dok?" tanya Guntur hati-hati. Ia penasaran, tak pernah tahu dimana keluarganya. Ayah, ibu juga saudara Binar, Guntur ingin sekali bertemu dengan mereka.

"Maaf pak, selama setahun terakhir ini tidak ada keluarga atau kerabat dekatnya yang datang menjenguknya." jelas si dokter.

"Makasih dok, maaf mengganggu." singkat Guntur. Ia kembali duduk pada kursi yang
ia duduki sebelumnya.

"Guntur." panggil Letta setelah menutup pintu kamar 201.

"Udah?"

Letta mengangguk. Mereka berjalan beriringan menuju parkiran Guntur.

"Apa aja yang dibilang Binar ke lo?"

Letta menghela nafasnya.
"Tadi, dia nyebut ibu nya terus."

"Siapa nama nyokapnya?"

Letta mengedikkan bahunya.

"Kalo dilihat dari apa yang dikatakan Binar, bisa jadi penyebab Binar depresi adalah masalah keluarganya." ujar Letta.

Guntur yang mendengarnya mengerutkan keningnya.

"Tadi dia bilang kalo ayahnya jahat kan? Dan pas kamu diluar dia juga bilang kalo dia mau sabu, aneh banget sih? Apa yang sebenernya terjadi sama Binar?" kata Letta panjang lebar.

"Kok lo ikutan kepo?" tanya Guntur penasaran, padahal Letta sama sekali tidak mengenal Binar.

"Kayla, aku pinjam buku catatan kimia kamu ya? Aku kan murid baru jadi nggak tahu pelajaran yang diajar sebelumnya" cengir Letta.

Kayla mengambil sebuah buku bersampul warna merah maroon.
"Ini," dengan menyodorkan buku bersampul merah maroon itu.

Tanpa membaca sekilas, Letta langsung saja menyimpan buku Kayla ke dalam tas.

"Aku mau bantuin masalah Kayla, dan kalo aku pikir itu bersangkutan dengan Binar. Aku pernah nggak sengaja baca buku diary Kayla."

"Lo, nggak sopan banget sih? Baca diary orang." cerca Guntur.

"Nggak gitu, kemarin aku niatnya pinjem buku kimia nya. Dan setelah aku buka di rumah ternyata isinya diary Kayla."

Guntur tak menanggapi Letta. Ia fokus melajukan motornya.

***

"

Dari mana lo Ta?" tanya Calvin yang tengah duduk di karpet.

Wajah Asta sedikit kosong. Seperti memikirkan sesuatu.

Jonatan melambaikan telapak tangannya naik turun tepat di di depan wajah Asta. Namun Asta dengan cepat menepisnya.

"Widihh, santai dong bro." kata Damar yang sibuk menghisap rokoknya.

"Lo kenapa deh Ta? Dateng - dateng duduk,diem ngalamun. Lo kenapa? Ada masalah?" tanya Calvin peduli.

Asta teringat rencana awalnya. Yaitu ingin menjujurkan diri, bahwa ia adalah kakak Letta. Namun, Asta belum siap untuk berkata demikian tanpa izin dari Letta. Ia tak mau Letta akan bertambah kecewa pada nya.

"Kepo!" hardik Asta membuat Calvin dan lainnya menarik bibirnya keatas sebelah.

"Serah lo dah." balas Damar.

Rumah Calvin adalah tempat ternyaman bagi mereka. Karena tempatnya yang sepi, juga orang tua nya yang sering pergi ke luar negri buat kerja. Jadi mereka leluasa bermain di sana tanpa rasa canggung sedikitpun.

"Ternyata ikatan batin kita tuh luar biasa banget ya?" celetuk Jonatan.

"Emangnya kenapa?" tanya Damar yang penasaran.

"Lha, itu buktinya kalo kita kumpul satu kumpul semua." jelas Damar.

"Aelah. Lo aja yang nggak tau. Gue yang nge-chat Guntur buat kesini. Sok tau lo, ikatan batin ikatan batin apaan." ejek Asta disertai tawa teman-temannya juga Guntur. Guntur duduk di sofa dan melepas jaketnya.

Damar menyengir. "Ya sorry, gue nggak tua."

"Tau, bego!" teliti Jonatan sambil menoyor kepala Damar.

"Sibuk banget kayaknya Tur?" tanya Asta sok tidak tahu apa yang baru saja dilakukan Guntur. Padahal tadi, ia membuntutinya.

"Gue emang selalu sibuk sih."

"Halah, sibuk ngapain coba?" ledek Calvin.

"Tidurlah." jawab Guntur enteng.

Tawa kecil melingkupi kamar besar Calvin.

"Gue tadi ketempat Binar." kata Guntur tiba-tiba.

"Kapan?"
"Dimana?"
"Ngapain?"

Tanya Calvin, Jonatan dan Damar serempak.

"Barusan, di Rumah sakit, jenguk Binar pasti nya." jawab Guntur.

"Terus?" kata Asta.

"Kayaknya gue udah mulai tau penyebabnya." ujar Guntur.

"Apa Tur?" tanya Calvin semangat.

"Gimana? Kasih tau cepet!" kata Damar.

*****

Bingung banget meng ekspresikan ide dalam tulisan :v

Vote & komen selalu ditunggu 💕

Salam sayang

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 18, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

GUETTAWhere stories live. Discover now