7. Akrab

25 9 1
                                    


Gadis bertubuh mungil itu berdiri didepan cermin yang bisa dibilang cukup lebar. Ia memandanginya dirinya sendiri. Dengan wajah yang sedikit sedih. Ia tak tahu,harus bertingkah seperti apa jika ia bertemu kembali dengan orang yang pernah berperan dalam kehidupanya dulu.

"Mungkin ini saatnya" ujarnya pada diri sendiri sambil menyisir rambutnya yang akan dibiarkan tergurai dipunggungnya.

Kali ini Aletta memutuskan untuk naik ojek online. Karena mobil yang biasa ia kendarai bersama pak Budi mendadak mogok. Terpaksa ia harus berangkat dengan naik ojek.

Disepanjang perjalanan Aletta memilih untuk memyegarkan pikiranya dengan memandangi sisi kanan dan kiri jalan. Cukup pagi Aletta berangkat kesekolah,sehingga keadaan jalan raya tidak seramai siang hari atau sore.

"Makasih pak" ucap Letta ramah seraya membayar uang ongkos ojek.

Begitu Letta memasuki gerbang sekolah,ia melihat sosok Guntur yang sudah berada diparkiran yang kini telah memarkirkan mobilnya dengan benar.

Letta cukup heran kepada Guntur. Kemarin ia melihat Guntur membolos,berperilaku tidak sopan didepan guru,ia pikir ia Guntur adalah murid yang nakal.

'Bagaimana bisa orang nakal berangkat sekolah sepagi ini?' pikir Letta. Guntur mulai berjalan menuju kekelasnya. Tak disangka Guntur merasa seperti ada seseorang yang sedang memperhatikanya.

Letta yang tersadar dari pikiranya,segara melajukan dirinya untuk menuju kekelas.
"Letta!" seru Guntur,sontak membuat Letta membelalakan matanya.

'Aduh,mati aku! Kenapa aku tadi ngedustain dia sih. Kualat deh aku' Pasrah Letta. Ia takut setengah mati,jika Guntur akan menanyakan apa yang baru saja ia lakukan.

Letta membalikan badannya ragu. Letta sedikit menganggukkan kepalanya dan sambil meneguk salinya halus.

"Letta kan ?"

Guntur memang sangat jago dalam berakting. Sepertinya baru saja kemarin ia mengetahui nama Letta.

Letta mengangguk dan tersenyum takut.

"Ntar temenin gue nyari kado" tanya Guntur to the point. Ini salah satu sifat Guntur,yang selalu berbicara to the point, tanpa menyaring terlebih dahulu.

Letta hampir tidak percaya, tidak ada angin, tidak ada hujan,tidak ada petir tiba tiba saja Guntur menyuruhnya untuk menemaninya membeli kado.

Sekarang mereka berdua berjalan beriringan. Belum ramai siswa yang berlalu lalang diarea sekolah,karena masih pagi. Lagi pula,biasanya Guntur tidak pernah berangkat sepagi ini. Apa yang baru saja dengan Guntur ? Rasanya aneh sekali.

"Kenapa aku ?" Letta tak tahu harus menjawab apa. Karena ia kebingungan untuk menjawab, maka ia bertanya pada Guntur.

"Karena lo cewek,temen temen gue cowok semua,pada nggak ngerti kesukaanya cewek."

"Nah berhubung lo orang pertama yang gue liat hari ini,gue nyuruh lo" lanjut Guntur dengan menggendong tasnya dengan satu bahu. Manly ? Jelas.

'Orang pertama ? apa maksutnya ? Dikira dunia ini cuma aku yang hidup ? Ya ampun.'

"Jangan ngecewain gue" celetuknya,sehingga membuat Letta kembali membelalakan matanya.

"Kamu nggak tanya aku dulu sibuk apa nggak gitu ? Main nyuruh aja" tanya Letta geram. Ia sedikit mendongakkan kepalanya.

'Kenapa sih,cewek yang gue temui pendek semua,apa gue yang ketinggian?' batin Guntur sombong. Mereka berhenti berjalan akibat ulah Letta yang berdiri dengan angkuhnya didepan Guntur.

Ya,cewek yang pertama kali dapat mengambil hati Guntur juga seperti Letta tingginya,bahkan bentuk badannya yang sedikit mungil dan bodygoals.

"Nggak perlu,gue tau lo nggak sibuk" jawab Guntur sok tahu. Tapi memang benar,Letta hari ini tidak ada jadwal apapun. Ya mungkin karena ia murid baru,jadi ia belum tahu betul apa saja yang akan ia ikuti disekolah ini,misalnya untuk menyibukkan diri ikut ekskul,les dan lain sebagainya.

Letta menggigit bibirnya dan menekuknya kedalam mulut. Mereka kembali berjalan menuju ke kelas.

Sesampainya didepan kelas 12 ipa 3 Guntur kembali mengingatkan Letta.
"Jangan lupa,gue tunggu dimobil"

Letta menatap Guntur datar dan hanya menganggukkan kepalanya kemudian memasuki kelasnya yang masih kosong.

Letta kembali dengan pikiranya tadi pagi.

Ia duduk dibangku agak belakang,yang didudukinya bersama Ayla. Bangku Ayla masih kosong,Ayla belum berangkat,sehingga ia dapat duduk dibangku Ayla dan bersandar pada tembok.

Letta sudah pada posisi PW,ya itu,duduk dan bersandar.
"Masak aku harus diem dikelas terus ?"
"Nanti kalo keluar kelas ketemu sama dia lagi" keluhnya sambil menopangkan kepalanya pada satu tangan kirinya.

GUETTAWhere stories live. Discover now