Lelaki berhati baja

749 0 1
                                    

BAB I "HADIAH UNTUK IBUKU"

"Nyanyian kepada burung diatas sana pasti kan mendengar ceritaku nak....."

"mungkin diumurku yang sudah tidak muda ini aku bahagia masih diberi kesempatan melihat anakku tumbuh dewasa...."

"Tuhan bila enggkau inggin mengambilku, Aku rela..,Aku rela.."

"Raka menangis terisak-isak dalam sendu membaca akhir surat ayahnya yang telah tiada..,setelah 13 tahun baru sekarang ini ia menangis lagi...

Tangannya menggenggam erat,matanya merah bagai darah...sudah 2 hari ia tidak makan.,badannya lemas tak bertenaga"

"Sudahlah Nak,ayahmu pasti tak ingin kamu seperti ini.",hibur ibunya yang tak sanggup juga menahan air mata

"Tapi aku tak bisa tanpa Ayah bu,..bagaimana dengan ibu.mengapa ayh tega meninggalkan kita ,bu",kata raka lirih.

Jam telah menunjukkan pukul 2 pagi..mereka berdua masih terisak tangis mengenang sosok ayah,..yang kini tlah tiada/

Namanya Raka,Pratama Raka Habib diusianya yang belum genap 20 tahun iya harus kehilangan seorang ayah karena sakit kanker yang blum bisa diobati.

Ibunya hanya seorang buruh cuci,yang selama ini hanya mampu kehidupan sehari-hari saja..Raka masi pnya adik kecil yang masih bayi.. baru 5 bulan.sungguh malang nasib..

Pagi buta saat orang orang masih tertidur,dan gelap langit masih menyelimuti ladang2..Raka mengambil sepeda bututnya yang sampai sekarang

digunakannya,inilah harta satu2nya yang paling dibanggakan raka..

"Ibu,raka berangkat..!!!!katanya dengan nada sedikit keras.."

"Iya nak hati2 dijalan."kata ibunya.

Tukang koran,iya tukang koran pekerjaannya sehari-hari....mungkin bagi orang lain pekerjaan seperti ini bak sampah..tapi bagi raka,semua pekerjaan ia

lakukan dengan ikhlas dan sabar...

Setelah mengayun sepedanya beberapa kilo samapi ia di tempat bekerja.

"Ka,jangan lupa itu bungkusan kau bawa ke toko pak mahmud..,bisa marah2 dia kalo tak datang hari ini"katanya dengan logat khas bataknya.

"Iya pak,ntar siang saya kirim"raka menjawab.

Dibekasi hari-hari biasa macet adalah pemandangan yang wajar,bagaimana tidak?!setiap tahun banyak orang dari desa yang datang dan bermukim

disana,karena itu banyak sekali kontrakan,kos melalu lalang disetiap sudut kota.jam telah menunjukkan jam 8 pagi.,semua koran telah ia antar kepada pelanggan,tinggal bungkusan itu yang belum ia hantarkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30, 2010 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lelaki berhati bajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang