Part 23

2.9K 268 5
                                    

Promise

"You know you're in love. When you see the world into her eyes and her eyes is in everywhere in the world..."

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Author POV

Hari ini langit masih gelap, tertutup awan kelabu yang membawa rintik hujan. Kemarin memang terjadi badai, bukan hanya di alam tapi juga di dalam kehidupan, tapi amukannya sepertinya sudah mulai reda. Ada satu celah cahaya di sela-sela pepohonan sebagai bukti nya. Alam sudah berdamai, tapi hidup? Sudahkah atau masih menanti badai yang lainnya?

Aarti menyandarkan kepala nya di pundak Aaron, mengistirahatkan diri sejenak sebelum melangkah lagi menyusuri jalan menuju awal baru bagi mereka, secara kiasan. Hari ini Aaron akan menjalani operasi mata nya dan mereka sedang dalam perjalanan menuju Rumah Sakit.

Aarti tidak merasa khawatir, takut ataupun gelisah. Untuk pertama kalinya dalam hidup ini, ia benar-benar merasa tidak perlu merisaukan apapun. Rasanya seperti...udara yang ia hirup telah sepenuhnya berubah, dalam artian yang positif. Dan Aarti sungguh lega mengetahui bahwa keadaan ini akan terus berlanjut.

"Ada apa?" tanya Aaron tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.

"Kenapa?" tanya Aarti balik, suara nya sarat akan keceriaan.

Aaron tersenyum, "You're look different today," ucapnya.

"Emh, suasana hatiku sedang baik hari ini," Aarti mengeratkan pelukannya pada lengan Aaron.

Suasana kembali hening. Bukan karena mereka sudah tidak punya hal yang bisa dibicarakan, ada begitu banyak, tapi kedua nya lebih memilih untuk diam. Aaron sebenarnya ingin mengatakan sesuatu pada Aarti, tapi scene seperti ini adalah salah satu dari ratusan atau bahkan ribuan adegan yang bisa diimpikan dan ingin diwujudkan oleh para gadis. Aaron tidak mau merusaknya hanya untuk satu pertanyaan yang masih bisa ia dapatkan jawabannya lain kali. Selain itu, sepertinya ini mungkin adalah satu-satunya momen kebersamaan mereka yang paling normal sejauh ini.

"Hei, aku dengar dari Mamah kalian pergi untuk memilih gaun pernikahanmu," ujar Aaron membuka pembicaraan setelah beberapa saat, "how was it?"

"It's wonderful!" Aarti langsung menolehkan wajahnya ke arah Aaron, "I'am so excited! It will be even more fun if you can come with us."

"Errr, itu mungkin bukan ide yang bagus, sweety," Aaron meringis kecil seolah dia sedang kesakitan, membuat Aarti mendengus sebal karena nya, "kau tahu kan kalau salon dan butik itu tidak begitu ramah pada pria?"

"Itu kan menurutmu saja! Lagipula ini untuk pernikahan kita, Aaron! Masa sih kau tidak mau ikut sebentar saja."

Aaron ingin sekali tertawa andai saja dia bisa. Aarti yang merengek manja seperti anak kecil hanya terjadi setiap 1.000.000 tahun sekali. Dan dia benar-benar tidak menyangka bahwa 1.000.000 tahun sekali itu adalah hari ini.

"Sweety, aku tahu benar apa arti kata sebentar bagimu. Itu artinya aku harus sabar menunggu setidaknya sampai kau berhasil menjarah seluruh butik di sana."

Promise (Mate Series #3)Where stories live. Discover now