9

8 0 0
                                    

Saat itu, aku sedang bermain ke rumah Rendra bersama dengan Ely dan Vivian. Ely memang selalu datang ke rumahku saat liburan sekolah, contohnya sekarang. Hari sabtu.

Aku heran, kenapa sendari tadi Rendra menjepret-jepret halaman rumah miliknya dengan Blackberry milik mamanya. Maksudku, apa yang sedang dia jepret-jepret dan wajahnya terlihat serius.

Dan berdasarkan pengamatanku, Rendra sempat menjepret aku. Aku juga bingung tapi memilih untuk tidak ge-er. Maksudku, bisa saja kan dia ingin menjepret sofa yang tengah kududuki dan menjualnya di OLX. Siapa sangka?

Aku memangku daguku. "Ren, ngapain sih?" Tanya Vivian menggaruk kepalanya. Ternyata memang bukan aku saja yang keheranan.

"Ini, ada aplikasi keren deh." Aku mulai penasaran, aplikasi apa yang bisa memusatkan seluruh perhatian Rendra itu.

"Aplikasi apa?" Tanyaku.

"Ghost Camera." Aku diam membisu, kupikir aplikasi apa. Rupanya.. oh rupanya.

Pantas saja tadi dia sempat menjepret aku, setahuku aplikasi Ghost Camera bisa melihat hantu di sekitar kita. Mungkin dia ingin mendeteksi hantu yang berada di sisiku, entahlah.

Setahuku lagi, aplikasi begituan adalah aplikasi bohong-bohongan. Sekedar membuat takut.

"Apaan tuh?" Tanya Ely dengan wajah serius.

"Jadi kita bisa lihat hantu yang berada di sekitar kita dengan menjepret lingkungan sekitar kita," jelas Rendra. Benar kan?

Karena aku begitu-amat penasaran. "Coba liat foto yang tadi kamu jepret yang pake Ghost Camera," kataku memberi kode-kodean dengan jemariku.

Rendra memberikan Blackberry itu kepadaku. Kulihat tadi Rendra menjepret lampu taman di halamannya dan di sebelah lampu taman itu ada pocong.

Kemudian kugilir foto ke samping, Rendra memotret sofa yang tadi kududuki dan tepat di sebalahku ada kuntilanak. Aku masih penasaran dan menggeser foto menuju foto lainnya, Rendra menjepret ruang tamunya dan kulihat ada kuntilanak yang sama di dekat TV.

"Ini bohongan, Ren." Aku berkata.

Rendra menatapku tidak percaya. "Iya, kamu lihat deh. Ini masa ada kuntilanak yang sama terus masa banyak banget hantu di rumahmu?"

Rendra menghampiriku dan duduk di sebelahku, aku menunjukan foto yang kukatakan. "Iya juga sih," kata Rendra sambil manggut-manggut.

"Hm, kataku sih ini bohongan."

"Iya, bohongan. Aku juga jadi enggak percaya."

Dan untuk kesekian kalinya, hari ini. Aku mengetahui sisi lain Rendra. Dia polos dan mudah percaya begitu saja.

 vermisse✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang