Calvin Banks

44 3 0
                                    

Mimpi dan impian adalah suatu hasrat yang dimiliki oleh setiap manusia. Banyak orang berusaha melakukan apapun agar impian atau cita-cita yang di inginkan bisa tercapai. Bahkan bila orang itu sudah berhasrat, maka segala macam resiko pasti akan di lewatinya. Persis, Calvin Banks, pemuda penuh hasrat yang pantang menyerah demi mencapai cita-citanya yaitu menjadi seorang detektif terkenal di London.

Hanya satu kata yang akan terlintas di benak setiap orang yang pertama kali memandang Calvin Banks, misterius. Yah itulah yang akan terlihat di setiap kesehariannya. Tidak ada yang tahu pasti apa yang tersembunyi di balik tatapan fokus matanya. Pemuda berusia 25 tahun dengan tubuh tegap setinggi 172cm serta rambut spiky berwarna coklat. Tertutup, jarang bergaul dengan sekitar, dan pria yang sangat menyukai kopi ini hanya menghabiskan waktu kosongnya di cafe atau di perpustakaan sambil membaca buku.

Dengan bekal sarjana hukum yang ia miliki dari Oxford University dan ratusan buku mulai dari novel mistery hingga buku tentang hukum di lemarinya, ia optimis bisa menjadi detektif yang hebat seperti Sherlock Holmes, karakter yang sangat ia kagumi. Detektif hebat di dalam novel karangan Sir Arthur Conan Doyle itu telah menginspirasi masa kecil Calvin Banks.

Semua ini dimulai dari saat ia baru menginjak umur 10 Tahun. Calvin muda pergi ke sebuah perpustakaan umum dan melihat setumpuk novel Sherlock Holmes di sebuah meja. Awalnya ia hanya penasaran dan membacanya, namun lama-kelamaan ia mulai menyukainya dan bahkan sejak masuk bangku SMA ia sudah mulai bertingkah layaknya detektif favoritnya itu hingga kadang membuat masalah dan membuat jengkel teman sekelasnya. Bahkan tidak jarang ia di kira terkena gangguan mental oleh beberapa gurunya.

Namun Calvin tidak pernah berhenti menyerah terhadapn obsesinya itu. Bahkan ia pernah bersumpah bahwa suatu saat nanti ia akan menjadi seorang detektif terkenal yang dikenal di setiap penjuru London. Calvin Banks lahir dari keluarga sederhana yang tinggal di pinggiran kota London. Tidak ada yang spesial dari keluarganya, ayahnya yang hanya seorang buruh pabrik dan ibunya yang hanya tukang jahit membuat Calvin hidup mandiri sejak kecil. Mulai dari berjualan koran hingga menyewakan jasa angkat barang sudah ia lakukan sejak umur 12 tahun. Semangatnya itulah yang membuat pamannya, Arthur Banks membantunya mendapatkan beasiswa di salah satu universitas terbaik di Inggris yaitu Oxford University.

Berbekal semua pelajaran yang ia dapat dari membaca buku di perpustakaan umum di dekat rumahnya, Calvin berhasil lolos ujian seleksi dan berhak mendapatkan beasiswa penuh di Fakultas Hukum Universitas Oxford. Kehidupannya selama kuliah tidak ada yang spesial, dia cenderung tertutup dan jarang berkumpul seperti mahasiswa pada umumnya. Hingga akhirnya ia lulus dengan nilai yang cukup baik dan bahkan kedua orangtuanya terharu melihat keberhasilan anaknya itu. Namun semua kesenangan itu tidak berlangsung lama, beberapa minggu setelah upacara kelulusannya, Calvin harus menerima kenyataan menyedihkan bahwa kedua orangtuanya tewas dalam sebuah insiden yang di klaim sebagai kecelakaan. 

Kejadian itu terjadi di saat malam hari, kedua orangtua Calvin Banks bepergian ke sebuah swalayan untuk membeli bahan-bahan makanan. Ketika itu mereka bersepeda dan tiba-tiba sebuah mobil dari arah berlawanan menabrak mereka dengan kecepatan tinggi. Pihak kepolisian menuding itu karena kelalaian pengemudi mobil tersebut dan menyatakan bahwa itu adalah murni kecelakaan. Beberapa hari telah berlalu, Calvin yang kala itu sedang meratapi kesedihannya atas kehilangan kedua orang tuanya itu bertemu dengan teman lamanya saat berkuliah di Oxford. Hailey Spence, wanita muda yang ambisius dan pernah satu kelas dengan Calvin dan hanya ia lah teman Calvin semasa menempuh pendidikan di Oxford.

Mereka tanpa sengaja bertemu ketika Calvin sedang duduk di pojokan perpustakaan sambil memandangi layar laptopnya yang hanya menampilkan foto keluarganya. "Hey!,, kamu Calvin Banks-kan?" sapa Hayley. Sejenak Calvin menengok ke arah suara itu berasal dan dengan nada malas serta mata yang mengantuk ia membalasnya "Iya.. kamu siapa ya?". "Hahaha... ternyata benar kamu Calvin Banks, lelaki paling unik di angkatan kami" tawa Hayley pelan karena sadar ia berada di dalam perpustakaan. "Ini aku, teman sebangkumu Hayley Spence". Sejenak Calvin tersadar dan sambil berdiri ia tersenyum dan menyodorkan tangan nya untuk bersalaman dengan Hayley "Oh?! Hayley Spence?! Lama kita tidak bertemu, apa yang membawamu kesini?". 

"Oh tidak aku hanya ingin mengisi waktu saja karena aku bosan dirumah", "Aku turut berduka ya atas kedua orangtuamu" lanjut Hayley sambil memandangi foto keluarga Banks di layar laptop Calvin. "Oh iya tidak masalah, lagipula itu kecelakaan" jawab Calvin dengan pelan. "Apa kegiatan mu sekarang?" lanjut Calvin sambil mempersilahkan Hayley duduk di sebelahnya. "Saat ini aku hanya sedang menikmati masa-masa tenang sebelum aku kembali mencari pekerjaan yang cocok hehehe, bagaimana denganmu Mr Banks?" sindir Hayley dengan senyuman mengejek. 

"Hmmm, kebetulan sekali apakah kamu mau membantuku?" jawab Calvin dengan mata yang menggebu-gebu. Calvin pun menjelaskan dengan semangat bahwa ia ingin membuka sebuah kantor detektif yang merupakan cita-citany sejak kecil. Dengan beberapa pertimbangan Hayley menyetujuinya dan akhirnya merekapun membentuk tim detektif mereka untuk pertama kalinya.

****************************

Merekapun mulai mencari info dan tempat yang cocok untuk menjadikannya sebagai kantor detektif mereka berdua. Setiap sudut kota London mereka telusuri dan mencari tempat yang strategis namun dengan biaya sewa semurah mungkin. Ketika mereka sedang berjalan di sekitar Oxford Street, tidak jauh dari sana ada Universitas Oxford tempat mereka berkuliah dulu. Tiba-tiba mereka bertemu dengan mantan dosen hukum mereka ketika masih di Oxford. Seorang pria bertubuh tinggi besar dan berambut putih karena uban yang menutupi hampir seluruh kepalanya menyapa mereka berdua di depan halte bus. "Hey, bukankah kalian Ms Spence dan Mr Banks?" "Hai Doctor Joe selamat sore" sapa Hayley dengan ramah. "Kalian terlihat sehat-sehat-sehat saja ya?, apa yang sedang kalian lakukan di Oxford? bukankah rumah kalian cukup jauh dari sini?" tanya Doctor Joe heran ke mereka.

Karena Calvin adalah orang yang sangat tertutup, ia menyerahkan masalah penjelasan itu ke Hayley. Dengan seksama Doctor Joe menyimak setiap penjelasan Hayley hingga selesai. "Oh jadi kalian sekarang sedang mencari tempat untuk dijadikan kantor detektif kalian?" Sambil berpikir, Doctor Joe mengeluarkan secarik kertas dari dalam jaketnya lalu menyerahkannya ke Hayley. "Pergilah ke alamat ini, cobalah berbicara kepada Nyonya Sarah Watson, beliau adalah pemilik tempat itu siapa tahu ia bisa membantu kalian" kata Doctor Joe. "Kami sungguh berterima kasih atas bantuanmu Doctor, semoga Tuhan memberkatimu" jawab Calvin seraya pamit bersama Hayley dan berjalan menuju lokasi yang di berikan itu.

****************************
Setelah beberapa menit mereka berjalan, sampailah di sebuah penginapan kecil yang cukup jauh dari keramaian. "Hmmm.. sepertinya ini tempatnya yang dikatakan Doctor Joe tadi" Lirik Hayley sambil meyakinkan diri dan menengok ke sekitarnya untuk memastikan lokasi yang tertera pada kertas yang diberikan Doctor Joe. "Bagaimana kalau kita langsung tanyakan saja kepada pemiliknya" jawab Calvin seraya tangannya meraih bel yang ada di samping pintu penginapan itu. 

"Ting.. Tong.. Ting..." terdengar bunyi bel yang cukup nyaring ketika Calvin menekan tombol bel itu. Pintu hitam besar dengan tulisan Watson's serta terlihat kokoh karena terbuat dari kayu jati itu tiba-tiba terbuka dari dalam. Keluarlah seorang wanita berumur sekitar 40 - 50an tahun dari pintu besar tersebut. "Ada yang bisa aku bantu untuk kalian?" tanya wanita itu. "Nggg... kami kemari atas saran Doctor Joe, dan kami ingin menemui Mrs Watson" jawab Hayley dengan gemetar karena tatapan wanita itu terlihat menyeramkan. 

"Oh!! Astaga!! Jadi kalian yang ingin membuka kantor detektif itu ya?" tanya Mrs Watson dengan semangatnya sampai terlihat senyumannya yang merekah dari bibirnya. "I..Iya.. Aku Hayley Spence dan ini Calvin Banks"  jawab Hayley yang sedikit tersentak kaget melihat perubahan yang terjadi dari wanita misterius itu menjadi terlihat sangat ramah. Sambil menjabat tangan mereka berdua, wanita itu memperkenalkan dirinya "Perkenalkan,aku Sarah Watson, pemilik dari penginapan tua dan kecil ini. Akulah orang yang kalian cari, kalian boleh memanggilku Mrs Sarah saja agar terdengar lebih akrab" jawab wanita itu yang ternyata adalah Sarah Watson sendiri, pemilik dari penginapan kecil itu.



The Misterious WayWhere stories live. Discover now