CINTA DAN SAKIT

286 11 0
                                    

"Kenal in gua Azmi" pria itu mengulurkan tangannya dan berjabat tangan dengan Angga.

"Gua Angga, gua bingung sama lu, Lu itu sebenarnya siapa sih? Kok berani beraninya sih gendong orang yang gak lu kenal dan tanpa ijin sama sekali!" kesal Angga

"orang yang gua gak kenal? lu salah besar! gua itu..."

"permisi, apakah benar ini keluarga dari Ny.Alice?" tanya suster ngesot kepada mereka .

"YA BENAR," mereka jawab secara bersamaan dengan suara yang sangat kencang dan hampir membuat suster ngesot itu terkena serangan jantung.

"uuughhhh.. gini ya mas-mas, Ny.Alice dah sadar dan bisa di jenguk sekarang . Tapi jangan dulu diajak ngobrol, karena dia masih perlu istirahat," jelas suster dengan nada medok jawanya.

"Siap Bu.... Susot" ujar Angga
"Susot?"
"Iya Susot, Suster Ngesot
" Oalahh, yaudah aku rela kok di panggil apa aja, asal mas-mas ganteng ini yang manggil," goda suster ngesot itu yang mampu membuat mereka merasa sangat jijik.
"Hehehe..." tawa kedua lelaki tersebut.
" yowis ta tinggal dulu ya, permisi" salam Bu susot lalu meninggalkan mereka.

Tanpa menunggu lama lagi mereka segera berebutan untuk masuk, tak ada yang mau mengalah. Layaknya seorang anak kecil yang berebutan untuk menerima kasih sayang dari emaknya. Untuk menyelesaikan masalah yang sangat sepele itu mereka pun suit, siapa yang menang maka dialah yang boleh masuk pertama. Setengah jam berlalu permasalahan mereka belum juga usai, dengan rasa kesal Angga memberhentikan pertandingan tersebut.

"UDAHLAH! GUA CAPEK! dari tadi suit kagak ada yang menang. Mendingin lu aja dulu yang masuk pertama baru ntar gua" kesal Angga karena seharusnya dari tadi dia sudah bisa menjenguk Alice.

Dengan bahagia dan penuh rasa sombong Azmi langsung masuk dan di susul oleh Angga. Setelah masuk, mereka sangat terkejut karena orang yang ingin dia jenguk tidak ada keberadaannya disana. Mereka panik dan menanyakan suster yang sedang merawat pasien sebelah. Suster itu memberitahu bahwa tidak ada yang terjadi apa apa terhadap Alice. Alice sudah di pindahkan ke ruangan istirahat karena ia sudah tidak dalam keadaan kritis. Mendengar jawaban suster, mereka segera menuju ruang istirahat dimana kini Alice berada. Jarak ruang istirahat dari ruang IGD terbilang cukup jauh, mereka harus berlarian layaknya kisah sinetron.

Tiba di depan pintu dengan nafas agak sesak. Perlahan lengan memegang gagang pintu dan mulai membukanya. Masuk dengan rasa bersalah dan wajah melas. Mata lelah kini menatapnya seakan ia butuh pertolongannya. Mereka saling menatap dengan penuh makna tersirat.

"Hai Alice, gimana kabar lu? Udah mendingan?" ucap Angga

"Sumuhun, abdi ieu kapok. hatur nuhun ya , geus rek ngurus kuring" ujar Alice dengan bahasa Sunda nya.

"Hah?"

" aku udah mendingan. Terima kasih ya udah mau menjaga aku," jelas Alice

" Oh.. ya sama sama, gpp lagi pula kan ini semua gara gara gua " singkat Angga.

"Ustttt.. atuh kamu teh gak boleh ngomong kayak gitu, ini semua udah takdir" ucap Alice dengan telunjuk nya yang menempel di bibir Angga. Angga tak bisa berkata apapun, ia hanya bisa menikmati pesona seorang gadis yang kini ada dihadapannya.

"Maap"

"gpp Kok, gua suka sentuhan lu. Halus bagai Sutra, hangat bagai Surya," Kembali menarik lengan Alice yang sempat di turunkan.

"hehehe terima kasih ya atas pujian nya. Tapi saya rasa kamu teh berlebihan pisan," malu Alice

"Bukan berlebihan tapi kenyataan," satu kalimat yang mampu membuat gadis ini merasa malu lagi.
" Alice,"
" ya"
" lu mau gak jadi ..."

POCONG LOVE KUNTILANAKWhere stories live. Discover now