Accompanying him

43.9K 6.2K 2.8K
                                    

Hujan turun sejak pagi hari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hujan turun sejak pagi hari. Taeyong menghabiskan waktunya dengan membaca buku seharian di perpusatakan. Ia lebih rela terkurung di dalam perpustakaan dibandingkan
menerobos hujan yang turun cukup deras.

Setelah memastikan hujan reda, Taeyong kembali ke asramanya. Perjalanannya terhenti sebentar karena teman sekelasnya, Seungcheol, bertanya mengenai tugas yang diberikan oleh guru mereka tadi pagi. Seungcheol tidak begitu mengerti mengenai tugas itu.

Ia kembali melanjutkan perjalanannya menuju asrama. "Taeyong!" Ia mendengar seseorang meneriakkan namanya. Melihat sekeliling, namun ia tak menemukan seorangpun.

"Lee Taeyong! Aku di sini." Suara itu berasal dari semak di ujung sana. Taeyong segera melihat siapa yang memanggilnya. Ia sejujurnya bingung kenapa sekolah semewah ini membiarkan semak itu meninggi.

Taeyong melihat Doyoung yang sedang memetik bunga yang ada di belakang semak. Rupanya banyak tanaman bunga di belakang semak yang meninggi.

"Kau menyukai bunga, Doyoung?" tanya Taeyong. Tangannya mengambil setangkai mawar yang sudah di petik Doyoung dan dihirupnya wangi bunga itu.

"Uhm," angguk Doyoung, "apakah aneh jika lelaki menyukai bunga?" tanyanya.

Taeyong menggeleng tidak setuju, "tentu saja tidak aneh, aku juga menyukai bunga."

Matanya menelisik pada sekeranjang bunga yang baru saja dipetik Doyoung. "Untuk apa bunga-bunga ini Doyoung-ah?"

"Untuk ku letakkan di kamarku," ucap Doyoung. "Kau darimana Taeyongie?" sambungnya.

"Eoh, aku dari perpustakan dan ingin ke asrama. Sejak hujan turun tadi aku terjebak di sana."

"Kau rajin sekali ke perpustakaan."

"Tidak, aku tidak serajin itu."

Doyoung membersihkan tanah yang menempel di celana pendeknya. Ia mengambil keranjang penuh bunga dan beranjak pergi. Taeyong mengikutinya. Mereka berjalan berdampingan.

Saat sampai di depan gedung asrama, Taeyong mengarahkan kakinya menuju tangga yang berada di sebelah kiri.

"Tidak usah pakai tangga, pakai lift saja," ucap Doyoung.

Taeyong bingung, "lift? Apakah ada lift?" tanyanya.

"Ada, tetapi hanya untuk pengurus asrama saja."

Taeyong mengangguk paham. Pantas saja ia tak pernah menyadari kalau di gedung ini ada lift. Sebab lift itu tak sembarang orang bisa memakainya. Doyoung yang merupakan cucu dari pendiri sekolah ini tentu saja bisa memakainya.

"Apa tidak ada siswa lain yang menggunakan ini diam-diam?" Taeyong menunjuk lift yang ada di depannya.

Doyoung menggeleng, "tidak bisa jika mereka tidak memiliki kartu ini." Doyoung menunjukkan kartu khusus yang digunakan untuk menaiki lift.

Beloved Moment • Jaeyong ✅Where stories live. Discover now