Weird!

47.7K 6.2K 2.4K
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Jantung Taeyong masih berdetak dengan cepat. Ia tak bisa memejamkan matanya kembali. Sedikit menyesal menolak anjuran Ten untuk memakai earphone. Seharusnya ia menurut dan bisa tidur dengan nyenyak.

Badannya semakin bergetar mendengar deruan nafas dari balik badannya. Desahan panjang dan keras terdengar membuktikan pelepasan sepasang kekasih itu. Hingga suara desah dan geraman menghilang.

Taeyong bersyukur akhirnya ia bisa melanjutkan tidurnya meskipun ia sedikit ragu. Sebelum pintu berbunyi tanda tertutup, ia mendengar bisikan kecil dari Johnny kepada Ten. Tak selang begitu lama isakan kecil terdengar dari ranjang seberang.

Ten menangis setelah berhubungan badan dengan kekasihnya. Ada apa dengan teman sekamarnya itu?

"Tennie―"

"Hiks, Yongie," isak tangis Ten semakin kencang saat Taeyong memeluknya.

Taeyong meringis melihat badan telanjang Ten yang penuh luka. Jejak merah bekas pukulan tertampang jelas di hadapannya. Ia mencoba menenangkan pemuda yang masih menangis dengan keras dipelukannya itu. Ia tak mengerti jenis hubungan apa yang sedang temannya itu dengan kekasihnya.

Membiarkan Ten tenang, ia tak akan bertanya sekarang apa yang terjadi tadi. Meskipun dirinya begitu penasaran, ia harus menekan rasa penasaran itu.

Mereka berdua terdiam menikmati keheningan yang melanda

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Mereka berdua terdiam menikmati keheningan yang melanda. Duduk berdampingan di atas kasur ditemani dengan biasan cahaya rembulan.

"Maafkan aku Taeyongie."

"Ada apa sebenarnya Ten?" Hanya pertanyaan itu yang bisa ia utarakan. Meskipun banyak pertanyaan lain yang ingin ia tanyakan tapi biarkan saja Ten yang memulainya terlebih dahulu. Taeyong tak ingin dipandang sebagai orang yang suka ikut campur urusan orang lain.

"Darimana aku harus memulainya?"

"Jelaskan saja. Aku siap mendengar semuanya."

"Johnny sudah biasa melakukannya."

"Melakukan apa? Menyiksamu?"

"Tidak! Ia ti-tidak menyiksaku. Ia melakukan itu hanya saat suasana hatinya sedang buruk."

Beloved Moment • Jaeyong ✅Where stories live. Discover now