5

31 5 2
                                    

Dan benar definisi kebahagiaan ku adalah ketika melihat mu senang disaat kau bersamaku.

-Wisnu

~~

Risya masih berleha-leha diatas ranjang dengan piyama yang membaluti tubuh mungilnya. Ini hari libur. Risya tidak tau apa yang ia lakukan pada hari libur ini. Tidak ada yang mengadakan janji pergi bersamanya hari ini. Jenuh pasti, dan kemungkinan juga dia akan melakukan tidur selama seharian ini. Tidak peduli apa yang akan dikatakan oleh kedua orang tuanya, dan jika orang tuanya mengoceh bilang saja karena mereka tidak mengajak pergi.

Ingin tidur tapi terasa sulit untuk menutup matanya kembali dan menikmati mimpi yang indah dan bersambung tadi. Itu mimpinya bersama Gleen, ah indahnya.

Id line Gleen.

Ah iya, dia baru ingat.

Dengan secepat kilat Risya langsung bangkit dari ranjangnya dan meraih posel yang ia letakan diatas nakas samping ranjang.

Tunggu sebentar.

Apa yang harus dia ucap terhadap Gleen?

‘hai’

Ah tidak, jangan itu.

Dengan cepat Risya menghapus kata-kata itu.

Dia bingung apa yang harus dia bilang. Tidak ada pembahasan yang bagus. Risya tidak terlalu mengenal Gleen. Apa iya, Risya harus menghubungi Gleen secepat itu. Gegabah sekali. Tapi selain cara itu, harus dengan cara apa lagi Risya untuk mendapatkan Gleen. Sudah lah coba saja dulu.

‘hai, gue Risya!’

Ah tidak juga.

Sepertinya Risya tidak jadi untuk menghubungi Gleen, namun jika tidak dia harus mulai dari mana untuk bisa saling mengenal lebih. Dengan perasaan sedikit takut, dia mencoba untuk tetap menghubungi Gleen dengan penuh ambisi.

‘hai, gue Risya! Gue yang waktu itu bantuin lo bawa buku ke perpus, lo inget kan?’

Dengan degupan jantung yang cepat, Risya segera mengirim pesan itu. dan langsung melempar handphonenya keatas ranjang. Gilakah yang Risya lakukan barusan?

Tidak lama kemudia handphone Risya berbunyi. Dengan cepat dan rasa penasaran yang melanda. Risya langsung mengambil handphonenya, dan melihat notif bahwa itu bukan notif dari Gleen melainkan Wisnu.

Ah sial.

‘Ris, ada film bagus. Kali ini gue yang traktir!’

Risya yang membaca kata ‘traktir’ dengan cepat dia langsung membalas pesan Wisnu. ‘ah, tau aja gue lagi gabut!’

Hanya berselang bebrapa detik, Wisnu langsung membalas pesannya.

‘oke,lo siap-siap nanti gue jemput lo. Inget gak pake lama.’

Tanpa berniat untuk membalas, risya langsung menuju kamar mandi untuk segera merapihkan diri.

~~

Risya dan Wisnu saat ini telah duduk dibangku, sesuai dengan kenginan mereka . Suasananya cukup ramai, mungkin karena film ini baru tayang. Dalam film itu tidak ada yang seru bagi Risya, dia tidak mengerti maksud dari film itu. Malas sebenarnya, namun Wisnu yang mentraktir, jadi tidak bisa untuk ditolak.

Risya tidak pernah fokus pada layar besar. Dia hanya tertarik pada ponselnya yang menampilkan pesannya kepada Gleen. Tidak ada respon sama sekali dari Gleen. Fikirannya kemana-mana tentang Gleen yang tidak membalas. Mungkin karena id line ini tidak aktif lagi, atau Gleen sedang tidak ada paket. Namun insting Risya lebih terpaku pada Gleen yang tidak mengaktifkan id line ini. Karena Angel bilang kemarin dia tidak terlalu dekat dengan Gleen, dan ditambah dia tidak pernah menghubungi Gleen.

miracle of loveWhere stories live. Discover now