Chenzi & Chenli : Bab. 28

Começar do início
                                    

Di sisi lain,

Chenli juga telah sadarkan diri dan berada di dalam pelukan Putri Xinyue, Perempuan itu menangis dengan kencang melihat kondisi Chenli yang terluka cukup parah dimana-mana, lalu dengan nada antara khawatir dan lega, dengan suara gemetaran, berkata, "Kakak Li, Syukurlah---aku---aku takut, sangat takut---",

Chenli merasa bersalah, tangannya yang berlumuran darah meraih dan mengusap sisi kanan wajah cantik putri xinyue. Di sebelahnya, ada Chenxiao yang menangis kecil dan berusaha menjadi seorang laki-laki sejati dengan tidak cenggeng. Meski sebenaran anak ini cukup cenggeng sebelumnya.

"Maafkan aku", Lirih Chenli masih mengusap wajah putri xinyue. Matanya tidak bisa lepas dari istri dan juga anaknya, yang awalnya tidak bisa diterimanya, namun perlahan, waktu mengajarkannya, untuk menghargai apa yang telah menjadi milik kita, apa yang telah berada di sisi kita, bukan mengharapkan apa yang tidak dapat kita miliki, karna sampai kapanpun, kita tidak akan pernah bisa untuk dapat mendapatkannya.

Putri Xinyue mengeleng, Tersenyum seraya menangis.

Iblis jahat telah di basmi, peperangan yang di dasari hasutan iblis dan kesalahpahaman akhirnya berakhir, Kaisar Langit telah mengatakan akan mengurus semua hal, Raja Bumi akan di hukum atas kesalahannya, putri ketiga, Shanyue, akan di asingkan bersama Raja bumi. Chenyu? Pria itu telah menghilang setelah dia menyelamatkan putri shanyue sebelumnya, dia bertekad, melupakan Putri Shanyue, dan mulai berhenti percaya akan cinta.

Chenzi telah dirawat oleh tabib, di jaga oleh Jia Lan di sampingnya, ditemani Chenxiang.

***

Satu bulan telah berlalu, sejak kejadian besar hari itu, Kejadian yang membuat kekacauan besar, banyak yang meninggal, terluka, terutama Chenzi, Chenzi sendiri telah di prediksikan akan tersadar sebentar lagi, membuat Jia Lan dan Chenxiang juga yang lainnya menjadi antusias untuk menunggunya tersadarkan dari tidur panjangnya.

"Ng---",

Suara erangan kecil itu berasal dari atas ranjang, dimana Chenzi tengah terbaring.

Chenxiang, anak itu beranjak turun dari kursi yang di dudukinya, berjalan antusias kearah ranjang dan menatap sang ayah yang telah lama tidur, "Ayah? Ayah sudah sadar? Apa ada yang sakit? Katakan pada Chenxiang, ayah. Chenxiang akan memanggilkan tabib...", Chenxiang hendak pergi dan memanggilkan tabib dengan segera, tapi tangan besar di atas ranjang menahan tangannya.

"Chenxiang, tidak perlu memanggil tabib. Ayah, ayah baik-baik saja, tapi---dimana ibumu?", Tanyanya melirik ke seluruh ruangan namun tidak menemukan Jia Lan dimanapun.

Chenxiang menjelaskan, bahwa Jia Lan tengah membuatkan makanan didapur, khusus untuk menyambut kembalinya Chenzi dari tidur panjangnya. Chenzi menjadi murung, dia sangat berharap ketika dia terbangun, dia akan menemukan wajah Jia Lan menatapnya dengan penuh kasih sayang dan kekhawatiran yang telah lama di rindukannya. Tapi yang ada adalah justru wajah putranya, Chenxiang yang mirip dengannya, yang entah kenapa terlihat sangat menjengkelkan bagi dirinya.

Mungkin karna mewarisi wajahnya, dan dia takut, Jia Lan akan lebih menyayangi Chenxiang nantinya? Cemburuan.

"Eh, Chenxiang. Apa kau bisa membantu ayah? Kau sayang pada ayah bukan?", Tukas Chenzi dengan pelan bertanya.

Chenxiang mengangguk, "Tapi lebih sayang dengan ibu!", Cengirnya membuat Chenzi mengernyitkan kening dengan sudut bibir yang berkedut.

"Iya-iya, tapi bantu ayah. Ayah ingin memberi kejutan bagi ibumu, katakan padanya, begini---", Chenzi mulai membisikan perintahnya pada Chenxiang, yang dibalas dengan anggukan.

Dan Chenzi, memulai dramanya.

Kembali berbaring dan berpura-pura belum sadarkan diri, sementara putranya duduk di kursi semula seraya menunggui sang ibu, Jia Lan kembali, dan selang beberapa menit kemudian, dia memang datang, Jia Lan mengajak seorang tabib untuk memeriksa kondisi Chenzi, yang seharusnya sudah terbangun sekarang, tapi sama sekali tidak ada tanda-tanda bahwa Chenzi telah terbangun.

"Bagaimana tabib?", Tanya Jia Lan khawatir.

Tabib itu memiringkan kepalanya sedikit, "Ini aneh, seharusnya Pangeran Chenzi telah sadarkan diri sekarang ini, tapi kenapa bisa begini?? Seharusnya tidak ada yang salah dari pemeriksaan kemarin, atau mungkin harus menunggu beberapa jam lagi?",

Jia Lan mengigit bibirnya tanpa disadari, dia takut, akan terjadi sesuatu pada Chenzi.

"Kakak Zi, kenapa kakak belum bangun? Apakah ini hukuman darimu karna aku meninggalkanmu???", Gumam Jia Lan meraih dan mengenggam tangan Chenzi.

Chenxiang bergerak mendekat, lalu dengan manja bergelut di pangkuan ibunya, "Ibu, mungkin ibu harus mencium ayah, aku pernah membaca sebuah buku, katanya, jika kita mencium atau memberikan sentuhan pada orang yang tengah tertidur lama, orang itu kemungkinan akan terbangun..", Celetuknya mengikuti instruksi dari Chenzi tadi. Jia Lan mengernyitkan keningnya, binggung dengan ucapan putranya.

"Chenxiang, kenapa kamu berbicara begitu? Sejak kapan kamu membaca buku seperti itu? Apa Kakek-Paman mu yang memberikannya?", Jia Lan menginterogasi putranya yang terlihat mengeleng dengan cepat dan panik.

Chenzi sendiri, dia berusaha keras menahan rasa ingin tertawanya, sungguh, dia tidak mengira bahwa istrinya ini akan menuduh pamannya, Chenyu sebagai dalang dari ucapan tidak jelas putra mereka, Chenxiang. "Ibu, Chenxiang lapar, Chenxiang ingin makan bersama kakek dan nenek, ibu disini temani ayah!", Anak itu sudah bergegas turun dari pangkuan Jia Lan dan menghilang dari balik pintu masuk meninggalkan Jia Lan dan Chenzi berdua.

Jia Lan mengeleng, tapi mau tidak mau dia memikirkan perkataan Chenxiang.

Haruskah dia mencium?

Haruskah dia mencobanya?

Bagaimana jika Chenzi benar-benar terbangun dan mendapati dirinya menciumnya? Memamg benar, itu sangat bagus jika Chenzi terbangun, tapi tetap saja memalukan jika ketahuan.

Ah! Tidak coba, bagaimana tau?

Dan akhirnya, Jia Lan menundukan wajahnya, mencoba meraih bibir pucat Chenzi, dan hanya mengecupnya lembut dengan sangat pelan.

Bruk!

"Apa?", Suara itu, "Suamimu sekarat, dan kau mengambil kesempatan dan mencuri ciuman darinya? Jia Lan, dimana belas kasihan dan sikap baikmu hah?",

Chenzi!!!

Tbc.

Satu part lagi kayaknya, tamat, nanti plus epilog, jadi total 30 part 😆😂

[COMPLETE] Destiny of Three world : Love and Ambition storyOnde histórias criam vida. Descubra agora