Chenyi : Bab. 7

8.3K 741 42
                                    

-Kediaman Pangeran Chenyu-

Pangeran Chenyu, pria itu tidak tau harus apa. Dirinya ingin marah tapi mengingat pria lainnya yang ada di kamarnya itu adalah kakaknya, yakni Raja Hantu, Chenyi. Alasan kenapa dia ingin marah sendiri adalah karna, pria bermata sipit itu bersikap kasar pada wanita yang seharusnya menjadi istri dari kakaknya sekarang ini.

Belum sah, tapi sudah terhitung begitu. Mengingat Wu Gu telah melahirkan bayi kembar untuk kakaknya, yakni Chenzi dan Chenli yang ternyata sudah bisa bertelepati bahkan bisa mengeluarkan racun yang sempat membuat Raja Hantu terluka. "Kak! Kau membuat kakak ipar kesakitan..",

Benar saja, terlihat jelas ekspresi meringis di wajah cantik wu Gu. Penyebabnya karna Chenyi mencengkram pergelangan tangannya sedikit kuat, bukan tanpa sebab pria bermata sipit dengan tubuh gagah di hadapannya melakukan hal itu.

Chenyi kesal, dia terlalu kesal karna wanita yang ada di pelukannya kini terlalu mudah tersipu oleh pria lain. Juga terlalu berpihak pada kedua putranya, cemburu, jangan tanyakan itu karna Chenyi tetap bersikeras untuk menyangkalnya. Pria itu terlalu kaku, dingin dan egois untuk menyatakan perasaan cemburunya. Terutama di depan adiknya, Pangeran Chenyu.

"Apa urusanmu?! Dia wanitaku, bukan wanita milikmu..!", Ketus Chenyi seraya menatap tajam kearah adiknya.

Salah dengar, Chenyu sempat berpikir begitu. Bahkan meng-sugestikan dirinya sendiri bahwa ucapan yang kakaknya ucapkan barusan adalah halusinasi saja, "Baik, Aku mengerti. Kakak Ipar adalah wanitamu, bukan wanitaku. Jadi aku tidak berhak membela ataupun untuk membicarakan tentang dirinya, meski aku juga akui kecantikan kakak ipar tapi kakak bisa tenang, karna di hatiku sudah ada orang lain. Dan hanya dia..",

Chenyi terlihat diam, dan lebih mendekati kata 'Cuek' dengan perkataan adiknya, yakni Chenyu. Dia lebih fokus pada rasa penasarannya melihat ekspresi dari wanita di dalam pelukannya, yang hanya mengenggam hanfu warna hitam miliknya dengan tangannya yang nyaris semunggil bayi mereka berdua.

'Ahh..Paman Yu sudah punya belahan jiwa???'

'Tidak, tidak..tidak. Paman, padahal kami merestui kalian berdua, karna ayahanda sangat menyebalkan..'

"Bisakah kalian berdua diam saja?!", Pekik Chenyi tiba-tiba membuat Wu Gu sedikit tersentak terkejut dan secara reflek membenturkan kepalanya ke dada bidang Pria di hadapannya.

Chenyi seakan tersadarkan dirinya, dengan cepat menarik keluar Wu Gu dari kediaman Pangeran Chenyu, sang adik. Dengan langkah yang tidak kalah cepat, Chenyi menarik Wu Gu berjalan menuju ke sebuah tempat. "Ya-- Yang Mulia..", Wanita itu memanggilnya tapi tidak ada respon dari Raja Hantu.

Langkah kaki yang tidak seirama, membuat Wu Gu seperti terseret-seret oleh tubuh besar dan kokoh milik Raja Hantu, Chenyi. Setiap pelayan yang di lewati mereka berdua akan membungkuk, menyingkir dengan menepi ketika melihat sosok menyeramkan namun menawan Chenyi, sang Raja Hantu.

Brak!

Pintu sebuah ruangan terbuka dengan sendirinya, dimana di dalamnya terdapat sebuah ranjang besar berkain hitam berukiran ular. Di setiap sudut ruangan itu ditempatkan lampion berbentuk bundar, aroma wangi bunga mawar tercium jelas di setiap sisi dari ruangan itu.

Dengan sedikit kasar, Chenyi menghempaskan tubuh Wu Gu ke atas ranjang yang terlihat menyeramkan namun nyaman yang ada didalam ruangan itu. "Ini kamarku, jangan takut..", Lirihnya melihat kegelisahan di wajah Wu Gu. Memang benar, ruangan itu terlihat sedikit menyeramkan, suram lebih tepatnya.

[COMPLETE] Destiny of Three world : Love and Ambition storyNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ