1. PMS

7 0 0
                                    

              Happy Reading 😉

Semoga kalian suka😄 dengan cerita ini.

.
.
.
.
.
.
.
.

🍁🍁🍁

Seorang pemuda dengan seragam putih abu-abu lengkap dengan dasi yang menggantung di leher seragam putih, dan tak lupa sepatu hitam berceklis. memasuki pekarangan rumah mewah yang dipenuhi tanaman hijau disekitarnya dan tepat berada di sebelah rumahnya yang tak kalah besar dari rumah yang di masukinya itu. Kaki panjangnya melangkah menuju pintu utama.

"Assalamualaikum." Ucapnya memberi salam, sembari menekan tombol bel rumah yang berada tepat di sebelah pintu.

"Waalaikumsalam, Ehh ada Rifan." Sahut Laila wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usianya yang sudah menginjak kepala empat, menyambut Rifan dengan senyum khas keibuan.

"Iya bunda." Ucap Rifan sambil mencium tangan kanan wanita yang diangapnya sebagai ibunya sendiri.
"Kanzha mana bunda.?" Tanyanya lagi.

"Tuhh masih tidur di kamarnya. Dari tadi bunda bangunin gak bangun-bangun. Heran bunda anak cewek kok, susah banget dibanguninnya" Dumel wanita paruh baya yang tidak lain adalah ibu dari Kanzha Arisyah Putri, kemudian berlalu menuju dapur.

Rifan yang mendengarnya hanya menghela nafas kasar.
"Kebiasaan." Gumamnya.

"Yaudah biar Rifan aja yang bangunin Kanzha bunda."

Tanpa menunggu jawaban dari ibu sahabatnya itu, Rifan langsung menyimpan tasnya di sofa ruang tamu lalu berlari kecil menuju tangga yang mengarah ke kamar gadis yang masih betah berselancar di alam mimpi.

Di bukanya pintu kayu yang bertuliskan nama sahabatnya itu, menampilkan ruangan yang berdominasi warna biru mudah dan putih itu.

"Kanzha"

"Zha"

Membangunkan Kanzha bukanlah hal yang mudah, sejak kecil memang gadis itu susah sekali bangun pagi. Maka dari itu Rifan punya cara tersendiri membangunkan Kanzha.

Dengan senyuman jahil tercetak jelas di wajah tampannya, Perlahan Rifan duduk temapt tidur queen size milik Kanzha, lalu ibu jari dan jari telunjuknya diletakanya di hidung Kanzha kemudian menjepitnya dengan gemas sampai membuat hidung kecil standar (tidak mancung dan tidak juga pesek) milik Kanzha menjadi kemerahan.

Tak sampai berapa detik Khanza bangan dari tidurnya, bersamaan dengan itu Rifan melepaskan kedua jarinya dari hidung Kanzha yang sudah memerah bak hidung badut.

"Anjir sakit banget hidung gue." Keluh Kanzha sambil mengusap-usap hidungnya.

Lalu pandanganya beralih pada Rifan yang sudah ketawa ngakak di sebelahnya.

'Gila si Rifan, nyebelin abis. Kebiasaan banget bangunin gue pake cara ngejepit hidung gue segala kayak gak ada cara lain ajah. Gue tau hidung gue nggak semancung hidung lo. Awas aja lo Fan gue kerjain juga' dumel Kanzha dalam hati.

"Rifan lo tuh nyebelin bangat sih." Kesal Kanzha melancarkan aksinya dengan memasang mimik wajah kesal.

"Siapa suruh di bangunin bunda dari tadi nggak bangun-bangun juga. Yaa gue pake jurus andalan gue lah buat bangunin lo." Ujar Rifan setelah tawanya meredah.

"Tau ahh bikin badmood aja pagi-pagi." Celetuk Kanzha, turun dari tempat tidurnya menuju kamar mandi yang berada di sudut kamarnya.

"Yaa Zha lo beneran marah sama gue." Tanya Rifan sembari matanya mengikuti Kanzha yang mengenakan piama bermotif kartun animasi berwarna biru dan jika ada yang mengatakan bahwa dia mirip musang ia pasti marah padahalkan dia kan robot kucing yang berasal dari negeri sakura.

SpoiledWhere stories live. Discover now