BAGIAN 3

45 5 3
                                    

 Dan sekarang, aku berada di tempat yang penuh dengan orang-orang yang aku benci ini, dengan rompi yang berisi bahan-bahan peledak yang aku yakin mampu meruntuhkan tempat ini. aku sudah membayangkan senyum-senyum jahat mereka akan terhapus seketika oleh satu ledakkan yang aku ciptakan. "tik...tik...tik..."

 Aku bisa mendengar suara detik jam yang menempel dirompi yang aku kenakan. Aku siap untuk pergi selama-lamanya demi membela keyakinanku.

Jantungku semakin berdetak kencang. Seperti beradu cepat dengan detik-detik jam yang aku rasakan. Semakin kencang...semakin kencang... Tapi tiba-tiba...

"Heloo...." Sekali lagi, suara anak kecil itu menganggu konsentrasiku. Ia kembali tersenyum, tapi tunggu...sepertinya anak kecil itu tersenyum ke arahku...aku menengok kebelakang, mencari-cari orang yang beruntung mendapatkan senyumannya itu. Tapi tidak ada siapa-siapa dibelakangku. Sepertinya akulah orang beruntung yang mendapatkan senyumannya itu. Anak itu terus tersenyum ke arahku, aku mencoba mengabaikannya,. "Tidak...aku tidak boleh lengah, mereka pasti setan yang sedang mencoba menggodaku."

Kali ini ia melambaikan tangannya kepadaku. Aku masih mencoba mengabaikannya, tapi lambaian tangannya semakin jelas tertuju padaku.

Aku tidak tahan, akhirnya aku balas melambai padanya. Dan sepertinya anak kecil itu suka padaku. Kedua orang tuanya pun ikut melambaikan tangannya padaku.

Dan beberapa saat kemudian, aku terhentak... Ada sesuatu yang lain yang menjalar disekujur tubuhku....jantungku semakin berdetak kencang. Tapi detakan jantungku ini berbeda. Aku jadi takut...ya..aku takut...kali ini aku benar-benar takut. Apa yang akan aku lakukan ini benar atau salah. Aku ragu...

Anak kecil itu terus melambaikan tangannya padaku sambil sedikit-sedikit bergumam dalam bahasa yang tidak aku mengerti.

Jantungku semakin cepat memompa darahku...benarkah yang akan aku lakukan ini?? benarkah anak yang memiliki senyum seindah ini adalah iblis yang akan merusak moral kelompok kami??

Aku berusaha untuk mengingat-ingat kembali semua ajaran-ajaran yang guruku berikan, tapi sepertinya anak kecil ini lebih mempengaruhiku...aku merasa ia bukanlah seorang yang berdosa. Ia hanyalah seorang anak kecil yang sebentar lagi akan kehilangan nyawanya akibat perbuatanku.

Aahhh...bagaimana ini...pikiranku benar-benar kacau... aku tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah ini semua terjadi...Aku melihat waktu yang ditunjukkan oleh jam kecil di dadaku. Hanya sepuluh detik lagi...hanya sepuluh detik lagi sampai aku merampas kebahagiaan anak itu...

Tiba-tiba tanpa sadar, air mataku mulai menetes, membasahi pipiku...aku tersedu-sedu...sementara anak kecil itu masih melambaikan tangannya padaku... 

5...4...3...2...1... 

###

Hitam dan Putih, Pada Akhirnya Hanyalah Abu-Abu  [SELESAI]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum