Lucy masih kicep di tempatnya. Begitupun dengan Jeongin. Setelah meneriakkan kata itu dia langsung mengumpat kesal pada dirinya.
Lucy yang bingung harus berbuat apa akhirnya dengan kikuk jalan ke kamarnya.
"Maaf" celetuk Jeongin.
Lucy ngga ngehirauin apa yang Jeongin ucapin, dia langsung masuk kamar dan menutup pintunya.
"Yaampun!" Pekik Lucy di dalam kamar.
"Aduh gimana nih kok gue jadi deg-degan gini sih ah, pipi gue panas lagi" Lucy mengibaskan tangannya di depan wajah seraya memberikan pendingin untuk wajahnya.
"Ngga mungkin kan kalo tadi itu Jeongin? Pasti bukan" lanjutnya.
"Eh bentar-bentar kemarin gue naroh buku diary dimana ya" Lucy langsung bangun dan merogoh beberapa tempat untuk menemukan bukunya.
"Di sini kali ya, eh"
"Kacamata siapa nih?" Lucy mengambil kacamata yang terlantar di ranjangnya.
Lucy mencoba kacamata itu.
"Eh monyong!" Pekiknya.
"Apaan tuh tadi" Lucy kembali mencobanya untuk memastikan.
"Eh muncrat mata gue!" Lucy langsung melempar kacamata mistis itu.
"WAGELASEH! HOROLOLOLOLOLO itu apa anjir"
ČTEŠ
Halusinasi
FanfikceLoading for [New Series of Halusinasi] Dibalik kesialan yang didapat dari makhluk sakral yang datang secara tiba-tiba, Lucy menyadari sesuatu yang menurutnya lebih menyeramkan dibanding semua hal yang ia dapati sejauh itu. Ya, cinta tak hanya datang...