28

810 144 21
                                    

Catatan Lucy

Hey kamu!

Apa yang sering kau lakukan selama ini? Menggangguku? Huft. Dasar ceroboh! Kau selalu melakukan hal yang tak berguna di dalam hidupmu, sebentar apakah aku pantas mengatakan bahwa kau hidup? Bukankah jika kau hidup itu artinya orang di sekitarmu dapat mengajakmu mengobrol atau sekedar saling sapa? Cih.

Aku pikir kau terlalu elok jika dikatakan hidup, tapi akan sangat menyakitkan jika aku menyebutkan kau adalah makhluk yang sudah mati, bahkan aku tak tahu dari mana kau berasal dan dalam bentuk apa kau dilahirkan di dunia ini.

Tapi sedikit demi sedikit rasa penasaranku kepadamu mulai berkurang, aku pikir tak perlu merepotkan dari mana kedatangan seseorang, jika dia membuatku terlena apa boleh buat? Pikiranku tertuju kepada aku yang paling beruntung di dunia, karena bisa dipertemukan  dengan setengah manusia sepertimu.

Tapi, rasa takut mulai menyelimuti tubuhku, disaat dirimu bisa pergi kapanpun, entahlah aku bahkan terkadang menangis jika teringat bagaimana konyolnya kau datang saat itu. Bukankah aku bilang jika aku sangat membenci akan keberadaanmu?

Ya, itu benar. Aku sangat membenci kedatanganmu, karena kamu datang dengan membawa kehangatan yang tiba-tiba dan membuatku bimbang, antara harus mempertahankan apa yang aku punya atau melepaskan semuanya demi mendapatkan kebebasan dalam hidupku.

Kau tahu? Aku terluka cukup dalam. Aku menangani semuanya sendiri, tepatnya sebelum kau datang dan merengkuhku ke dalam pelukanmu.

"Semuanya baik-baik saja" itu adalah satu ucapanmu yang membuatku merasa selalu berbohong pada diriku sendiri. Parahnya, aku percaya saja ucapanmu tadi, aku selalu berpikir semuanya akan baik-baik saja. Semua akan baik, jika kau ada di sisiku.

Kini aku lebih luka, dengan datangnya seseorang sepertimu yang membuatku terjatuh terlalu dalam dengan tatapanmu, bagaimana mungkin aku bisa pergi begitu saja dengan apa yang aku rasakan ini?

Semakin aku biarkan, apa yang aku rasakan semakin kuat, semakin sakit, semakin tak tertolong. Tak sopan jika aku pergi begitu saja.

Jika aku tetap tinggal, bukankah terlalu hayal? Mencintai bayangannya sendiri? Itu hal paling konyol dalam hidup seseorang.

#####

Sirine ambulance yang semakin mendekat menghebohkan beberapa dokter yang bertugas di rumah sakit.

Gerombolan manusia berjas putih polos dengan kaos biru muda di dalamnya berlarian ke luar gedung.

"Dok, tolong" Daniel mencengkram lengan jas salah satu dokter yang datang.

"Adek tenang ya" dokter dengan name tag 'Dr.Hwang Hyunjin' melepaskan cengkraman Daniel.

Beberapa dokter dan perawat mendorong tempat tidur yang bergerincing saat ujungnya bersentuhan dengan lantai rumah sakit.

Detikan lirih jam tangan Daniel seakan menjadi alunan merdu di pikirannya. Sekarang dia bingung, pikirannya mengharuskan dia untuk bolak balik di depan ruang ICU.

Dengan badan yang gemetar, Daniel mencoba menetralkan detak jantungnya, lalu ia teringat sesuatu.

"Salwa, Oh iya salwa" dengan sigap Daniel merogoh kantong celananya dan mengeluarkan satu benda elektronik andalannya. Dia berusaha menelpon seseorang, tapi tak ada sahutan dari seberang.

HalusinasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang