20

17K 3.2K 629
                                    

Selama beberapa saat, mereka berdua saling berpandangan begitu lamanya, saling memastikan bahwa hal yang mereka lihat bukanlah ilusi.

Carmelize bersumpah, melihat bagaimana Putri River berdiri di lantai dua dengan keadaan sehat, membuatnya sangat senang. Ini mirip dengan perasaan saat dia mendapatkan nilai sempurna di pelajaran matematika dan guru mengatakan bahwa hanya dialah yang bisa mendapatkan nilai seperti itu selama test. Rasanya senang, tidak ada kekurangan yang lain.

Bagi Putri River, melihat sesuatu seperti ini begitu terbangun membuatnya berpikir bahwa semua ini masih adalah bagian dari mimpi. Pangeran Vire dan Pangeran Alax yang mendongak menatapnya dengan tatapan yang mencemaskannya dan ratu yang menatapnya dengan tatapan ....

"Astaga, River! Anak gadis mana yang keluar dengan baju tidur seperti itu?!"

Putri River yang mendengar seruan dari ratu, langsung berlari terbirit-birit ke kamarnya.

"Iya, Bu, maaf!"

Pangeran Vire menatap ke Putri River dengan tatapan datar, lalu menatap ke arah Carmelize, "Kau yakin berteman dengan anak seperti dia?"

Carmelize yang masih tidak percaya dengan keberadaan Putri River yang dilihatnya pun menjawab dengan terbata-bata, "I-iya."

"Ah, Carmelize, silakan duduk," ucap ratu sambil mempersilakan.

Ada tiga kursi panjang yang tersusun menyerupai huruf U. Pangeran Vire ada di sisi kiri, Pangeran Alax ada di sisi kanan—karena dia sudah hampir naik ke lantai atas tadi, lalu raja dan ratu yang berada di hadapan Carmelize. Posisi Carmelize saat ini berada di tengah-tengah, tinggal memilih duduk di mana saja dan dia akan duduk dengan salah satu pangeran.

"Baiklah," ucap Carmelize yang pada akhirnya melangkah pelan-pelan ke sisi kiri, duduk kembali bersama Pangeran Alax seperti di sekolah dan di dalam mobil tadi.

"Oh, jadi Alax sekelas dengan Carmelize," gumam raja sambil mengangguk-angguk. "Alax, bagaimana perasaanmu belajar bersama banyak orang?"

"Banyak yang membicarakan hal tidak penting di belakang, tapi tidak apa-apa. Aku tidak perlu menatap guru setiap waktu."

Pangeran Alax melirik ke arah Carmelize yang gelisah menunggu Putri River untuk turun dan bergabung. Sepertinya sedaritadi Carmelize tampak ingin berbicara dengan Putri River, tetapi dia masih berhasil menahannya sampai sekarang, simpul Pangeran Alax dalam hati.

"Kalau River nanti?"

Carmelize menatap ke arah ratu yang bertanya entah kepada siapa dengan tatapan bingung.

"River di kelas lain, Ayah," jawab Pangeran Alax yang langsung membuat Carmelize berpikir cepat.

Tunggu, bukankah itu berarti?

"River di kelas 10-2 dan Alax di kelas 10-1," sahut Pangeran Vire, menyambung. "Ayah bisa datang ke kantor kepala sekolah, kalau ingin mengganti kelas River."

"Tidak perlu, biarkan saja River di kelas itu," ujar raja.

Carmelize menatap satu persatu orang di sana dengan tatapan bingung, meminta penjelasan.

Bukankah Pangeran Alax sudah seangkatan dengannya? Carmelize berpikir bahwa mereka mungkin salah memanipulasi tahun lahir, yang membuat Putri River harus berada satu angkatan di bawahnya dan membuat Pangeran Alax harus seangkatan dengannya?

Pangeran Vire menyadari keheranan Carmelize, "Ada apa?"

"Uhm, Kak Vire kelas berapa sekarang?" tanya Carmelize.

APPETENCE - The Kingdom of Shade [END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora