Tiara merasa jenuh dan lelah dengan segala perhatian yang diberikan oleh Exaudi. Lelaki itu selalu ingin berada di samping dirinya, dimanapun dan kapanpun. Terkadang lelaki itu juga selalu mencari perhatian darinya, yang terkadang juga membuat dirinya malu, yang walaupun juga terkadang membuat dirinya terbahak-bahak.

Namun hal ini tidak boleh dibiarkan terjadi terus-menerus menurut pendapatnya – Tiara. Exaudi harus lebih sering memperhatikan dirinya sendiri dibandingkan Tiara. Dan sepertinya Exaudi tidak sadar sudah melakukan hal yang hal demikian, sehingga dia perlu disadarkan dengan pendekatan yang sangat tepat serta dengan bahasa yang tidak menyakitkan hati.

"Pernahkah kau merasa bahwa dirimu terlalu sering memperhatikanku akhir-akhir ini, Udi?" tanya Tiara kepada Exaudi.

"Tidak. Mengapa pula kau bertanya demikian?" jawab pria itu kemudian.

"Entahlah. Aku merasa engkau terlalu memperhatikan diriku akhir-akhir ini. Dan bukan aku saja yang merasa demikian, namun teman-teman kita yang lain juga" jelas Tiara.

"Apakah salah jika aku memperhatikan dirimu. Dan lagipula, kita sudah berteman sejak kita kecil. Sepertinya tidak ada suatu unsur kesalahan dengan memperhatikan teman kita sendiri" ujar Exaudi.

"Iya, kau benar. Hanya saja, aku merasakan hal itu agak berlebihan. Dan aku juga merasa risih kau perlakukan demikian" ucap Tiara.

"Memangnya ada yang salah dengan perlakuanku? Bukankah semua pria memperlakukan wanita demikian?" ucap Exaudi.

"Sebenarnya tidak. Namun agaknya tidak wajar kau memperlakukan diriku. Kau memperlakukan lebih dari kau memperlakukan wanita lain yang ada di sekolah ini atau dimanapun itu. Dan aku merasa aneh mendapat perlakuan seperti itu. Kau sepertinya memperlakukan diriku agak lebih istimewa" ucap Tiara.

"Kau memang istimewa untukku. Oh tidak, lebih dari istimewa kau luar biasa" ucap Exaudi sambil memasang senyum lebarnya yang manis itu.

Suasana kantin ini menjadi sangat aneh dirasakan oleh Tiara. Ada sebuah hawa cinta yang seperti terbang di udara, dan hawa itu berasal dari Exaudi. Dia yakin bahwa sekarang Exaudi sudah mulai tergila-gila dengannya. Namun saat ini bukanlah saat yang tepat bagi mereka. Jika dahulu dia memperlakukan Tiara demikian, Exaudi dapat dengan mudah mendapatkan Tiara.

"Ya. Aku tau aku memang istimewa bagimu. Namun aku tidak suka kau terlalu menunjukkan hal itu di depan orang-orang. Aku merasa risih dilihat orang-orang setelah kau perlakukan seperti itu. Aku harap kau mengerti" ucap Tiara.

Wajah Tiara kini terlihat sedih di mata Exaudi. Dia yakin bahwa perlakuannya terhadap Tiara membawa bencana kepada gadis itu. Sebab segala tindak-tanduk yang dilakukan oleh Exaudi terhadap Tiara selalu menjadi bahan perbincangan satu sekokah ini. Exaudi merasa bersalah karena sudah membuat Tiara demikian.

"Maafkan aku. Baiklah, aku akan mencoba untuk memperlakukanmu sama seperti wanita lainnya. Aku akan sangat mencobanya" ucap Exaudi tulus kepada Tiara.

Sejak saat itu, Exaudi berusaha mengubah perilakunya. Exaudi lantas mencoba untuk merubah perlakuannya itu terhadap Tiara sedikit demi sedikit setiap hari. Namun bagaimanapun juga, dia tidak dapat menyembunyikan perasaannya itu terus menerus. Dia tetap berlaku romantis terhadap Tiara, namun tidak di lingkungan sekolah ini.

Di luar sekolah. Exaudi selalu berusaha untuk menyenangkan Tiara. Seperti memberikannya berbagai kejutan, jalan-jalan ke suatu tempat misalnya. Kemanapun mereka ingin berkelana, Exaudi sanggup menyanggupinya asalkan Tiara ada di sampingnya untuk menemaninya. Kapanpun dan dimanapun.

Exaudi juga selalu memberikan perhatiannya kepada Tiara ketika mereka sedang jenuh dalam mempersiapkan ujian mereka. Exaudi terkadang mengajak Tiara ke kota untuk sekedar menonton di Bioskop ataupun makan malam di sebuah restaurant. Dimana mereka berdua memiliki kesamaan serupa dalam hal menonton film dan urusan cita rasa makanan.

Journal Of Exaudi [Finished]Where stories live. Discover now