Sebelum Tiara berbicara terlihat oleh Exaudi, Tiara mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Ada sebuah bungkusan yang entah apa isinya dan kemudian langsung dimasukkan ke dalam laci Exaudi.

"Aku sungguh bahagia melihat pencapaian dirimu dua hari yang lalu, kau dapat membuat kami semua bangga dengan hasil kerja kerasmu selama ini. Maka aku membuatkan cupcakes stroberi dan coklat sesuai dengan kesukaanmu, kuharap kau makan" ucap Tiara dengan wajah yang masih datar.

"Oh ya? Terima kasih, kau sungguh baik sekali. Bisakah aku makan sekarang? Aku sungguh sudah kelaparan" ucap Exaudi sambil membuka kotak yang berisi makanan itu.

"Sebaiknya jangan sekarang jika engkau masih mau makan kue itu dengan jumlah yang utuh. Bau dari kue itu sangat harum, dan kalau sampai tercium oleh teman-teman sekelas, aku yakin kue itu akan hilang dalam sekejap" ucap Tiara kemudian.

Exaudi akhirnya kembali menutup tempat kue itu rapat-rapat. Dan memang benar apa yang dikatakan oleh Tiara. Kelas ini sungguh brutal dengan makanan, bisa-bisa dia hanya dapat memakan satu biji saja. Padahal Tiara sudah bersusah payah menyiapkan kue itu untuknya.

Wajah Tiara masih terlihat datar dan tidak bersemangat. Exaudi melihat wajah temannya itu menjadi sedikit lesu dan tak menunjukkan tanda kesenangan. Exaudi kemudian heran, tidak biasanya temannya ini berwajah murung seperti ini. Apakah sudah terjadi sesuatu padanya sehingga dia seperti ini?

"Ada apa dengan wajahmu itu? Seperti jemuran yang tidak diangkat seminggu, mengkerut" ucap Exaudi sambil tersenyum biasa.

"Tidak, tidak ada. Aku hanya sedih melihat seorang temanku yang aku sayangi melupakan sesuatu hal yang sangat penting di dalam hidup kami" ucap Tiara dengan wajah yang jutek.

"Ah, tentang itu rupanya. Baiklah aku akan menguji kesabaranmu, sampai kapan kau akan bertahan seperti ini" batin Exaudi.

"Wah sungguh parah sekali temanmu itu. Dia bahkan melupakan hal yang sangat penting di dalam pertemanan kalian, dan sepertinya kau lebih baik kau berusaha mengingatkan dia menurutku" ucap Exaudi kemudian.

"Sudah. Namun sepertinya temanku itu tidak peka dengan kode yang sudah kuberikan. Mungkin dia terlalu sibuk dengan teman barunya dan kegiatannya yang lain, sehingga dia melupakan tentang diriku" ucap Tiara sambil melihat kearah Exaudi dengan sinis.

"Hei, kenapa dengan wajahmu itu? Mengapa pula kau bersikap seperti itu kepadaku?" ucap Exaudi.

"Tidak ada. Hanya saja teman yang aku maksud adalah kau! Kau sudah melupakan hal yang paling penting bagiku tahun ini, yaitu ulang tahunku" ucap Tiara.

Melihat wajah Tiara yang sudah kecut bagaikan asam, Exaudi akhirnya berhenti bermain-main dengan Tiara. Dia takut Tiara keburu marah duluan dan membuat bencana baru bagi dirinya sendiri. Exaudi kemudian mengeluarkan bingkisan dari dalam tasnya, sebuah kotak yang berisikan gelang emas yang bertuliskan nama 'Mutiara Ivena' di dalamnya.

"Siapa yang bilang aku melupakan ulang tahun orang yang aku sayang? Aku sengaja tidak mengucapkan ulang tahun kepadamu agar menjadi yang terakhir mengucapkannya. Dan lagian aku juga mempersiapkan kado yang sangat spesial untukmu, kuharap kau suka" ucap Exaudi sembari memberikan bingkisan itu kepada Tiara.

Tiara terkejut mendengar temannya itu tidak melupakan ulang tahunnya. Dan sebenarnya wajar bagi Tiara untuk marah, karena kemarin merupakan ulang tahunnya yang ke tujuh belas. Yang seperti gadis-gadis pada umumnya, mereka mengharapkan sesuatu yang spesial dari orang yang spesial untuk mereka di hari mereka yang sangat spesial itu.

Journal Of Exaudi [Finished]Where stories live. Discover now