Namun setelah sekian masa berlalu, sedikit demi sedikit Ayah exaudi mulai terbiasa dengan perilaku serta emosi Exaudi. Dan dia mengambil inisiatif untuk menyesuaikan dirinya dengan anak tirinya tersebut, dan seperti itulah selalu alasan yang dikatakan Ayahnya Exaudi ketika ditanyai oleh Ibunya tentang kedekatan mereka, dan pernyataan yang keluar dari cerita ibu exaudi itu menggelitik batinku.

Ternyata Exaudi dan Ayahnya telah berkomplot untuk menipu Ibu dan Istrinya, menipu dia tentang hubungan gelap mereka yang selalu mereka sembunyikan selama ini.

Namun serapat apapun bangkai busuk yang ditutup-tutupi, baunya akan tercium juga. Berkat kejelian dan keingintahuannya tentang hubungan mereka berdua, Ibu exaudi mencari tau tentang hubungan mereka yang selama ini mereka sembunyikan. Dan alangkah terkejutnya dia kala itu, bahwa anak lelaki kandungnya telah menjadi selingkuhan oleh suami keduanya. Ibu Exaudi tak henti-hentinya meneteskan air mata ketika menceritakan kejadian itu kepadaku.

Sungguh sebuah ironi memang, dibalik manisnya perlakuan Ayah Exaudi dan anaknya itu. Tersimpan sebuah kebohongan yang sudah disimpan rapat-rapat, dan juga sebuah hubungan gelap yang sangat teramat salah dan menjijikan baginya. Namun, ibu exaudi sudah tabah dengan kenyataan yang dialami oleh dirinya.

Cerita tentang lamunan Exaudi tidak berakhir sampai disitu. Pada masa itu, dia menceritakan panjang lebar tentang lamunannya ketika di kelas itu. Lamunan yang menggoyahkan salah satu fondasi hidupnya, yaitu kisah cintanya.

Hubungan exaudi dengan Ayahnya sebelum ketauan oleh ibunya sangatlah teramat baik, dan bisa dikatakan seperti itu. Layaknya sebuah pasangan, mereka berdua mencoba untuk menyenangkan hati satu sama lain dan mendengarkan kesedihan masing-masing.

Dia menggambarkan hubungannya dengan Ayahnya, lebih dari Ayah dan Anak – dan kita sama sama tau hubungan mereka seperti apa sebenarnya – biasa pada umumnya. Dia menggambarkan hubungan mereka sebagai seorang teman baik, yang selalu ada di masa susah senang, bahagia dan tangis, serta di masa ketidakpastian dan juga gemilang.

Hubungan yang sebenarnya tidak terlalu dia kejar dan ciptakan seperti yang dia usahakan kepada Arman dan juga Tiara. Hubungannya dengan Ayah terkadang naik, dan terkadang juga turun. Dan mereka mengerti batasan mereka satu sama lain, walaupun aku sebenarnya tidak mengerti dengan batasan apa yang dimaksud oleh Exaudi pada masa itu. Namun, aku tetap mendengarkan kelanjutan ceritanya.

Berbeda dengan Arman, Exaudi menggambarkan Arman sebagai teman sehati dan juga penjilat ulung. Dia juga menjabarkan Arman sebagai pengkhianat cintanya, dan penghancur segala sisi hidupnya. Namun, dia tidak memungkiri bahwa Arman juga adalah sumber inspirasi dan semangat hidupnya. Dan dia menggambarkan Arman sebagai cinta utamanya.

Exaudi menuturkan sebuah pelajaran yang sangat teramat aku pahami, bahwa jangan mencintai orang secara berlebih. Cintai mereka dengan kadar sewajarnya, karena kalau cinta itu berubah menjadi benci. Benci itu akan menyakitimu sama besar dengan cinta yang kau berikan untuknya.

Arman bagi Exaudi bukan lagi dianggap teman sepermainan lagi olehnya, dan dia sudah melakukan berbagai macam hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh teman biasa. Karena tidak ada teman lelaki dan lelaki lain tidur bersama dan melakukan hal yang begituan. Karena tidak ada teman lelaki dan lelaki lain, mengucapkan kata cinta kepada satu sama lain. Dan tidak ada teman lelaki dan lelaki lain, mengucapkan sebuah janji untuk saling menyayangi sampai kapanpun juga.

Namun Arman adalah pengecualian bagi Exaudi, dia adalah teman lelaki spesial atau istimewa atau khusus baginya. Dan kalau ada sebuah istilah lain yang membuat posisi Arman lebih agung dari teman lelaki lainnya, mungkin Exaudi akan menyebutkan hal itu dan menggema-gemakannya.

Journal Of Exaudi [Finished]Where stories live. Discover now