roommate special ¦ thanks

2.5K 267 12
                                    

.
.

"Mingyu, kau ingin apa di hari ulang tahunmu?"

Mingyu yang sedari tadi hanya sibuk berkutat dengan ponsel pintarnya, tengah sibuk menyelesaikan pekerjaannya mulai menyadari keberadaan kucing manis di sampingnya. Sedangkan Wonwo hanya tersenyum menatap wajah suaminya yang akhirnya mengalihkan pandangannya pada sang istri.

"Ulang tahunku?" Mingyu meletakkan ponsel pintarnya dan mengubah posisi duduknya. "Ahㅡkurasa tinggal hitungan hari?"

"Iya. Satu minggu lagi adalah ulang tahunmu, dan aku tidak tahu apa yang harus kuberikan padamu." Wonwoo mulai mencebikkan bibirnya, menatap Mingyu dengan tatapan manja.

"Hmㅡhadiahku?" tanya Mingyu lagi. Ditariknya tubuh Wonwoo lebih mendekat padanya ; menepis jarak yang ada di antara keduanya. Mengecup pelan bibir pria yang lebih tua, kemudian menyunggingkan senyuman tipis sedangkan yang dicium hanya bisa terdiamㅡmencerna apa yang barusan dilakukan yang lebih muda.

"Aku tidak membutuhkan apapun, Wonwoo." bisiknya. "Aku hanya membutuhkanmu, di sisiku."

Kedua pipi Wonwoo mulai menunjukkan semburat merah muda, dan itu membuat Mingyu semakin tersenyum lebar. Wonwoo mulai memukul dadanya, menyembunyikan wajahnya di dada bidang Mingyu.

"ㅡAku mencintaimu, hng!"

"Barusan bilang apa? Aku tak mendengarnya, Kim Wonwoo."

"Aku tidak akan mengatakannya dua kali."

"Eyy, kenapa kau sangat pelit, hm?" Mingyu tertawa kecil, dipeluknya tubuh kurus Wonwoo erat.

"Hey Kim Wonwoo. "

"Aku mencintaimu juga."

ㅡ ㅡ ㅡ

Sudah hampir satu minggu sejak Wonwoo menanyakan apa yang diinginkan Mingyu hari ituㅡdan Wonwoo belum menyiapkan apapun untuk hadiah ulang tahun Mingyu.

dia menginginkan sesuatu yang bisa menciptakan sebuah kenangan bersama Mingyu.

Besok adalah 6 Aprilㅡulang tahun Mingyu ke-23, dan Wonwoo masih memikirkan apa hadiah yang tepat untuk suaminya itu. Tubuh kurusnya menghempas ke arah kasur empuk, memejamkan kedua matanya. Ia ingin sesuatu untuk membuat Mingyu bahagia.

Dering ponsel tiba-tiba menggema di ruangan. Panggilan masuk dari seorang Kwon Soonyoungㅡterpampang di ponsel milik Wonwoo. Sesegera mungkin ia mengangkatnya dan telinganya mulai menangkap suara cempreng khas milik Soonyoung.

"Halo, Kwon? Ada apa kau memanggilkuㅡ"

"Kim Wonwoo! Aku membutuhkan bantuanmu, sekarang juga!"

- - -

"Apa ini jenis bantuan yang kau butuhkan, Kwon Soonyoungㅡsialan?"

"Ssst. Jangan mengumpat di depan anak-anak, mereka bisa mendengarmu, bodoh."

Keduanya kini berada di sebuah panti asuhan di Changwon-si, tempat kelahiran Wonwoo. Meskipun Changwon adalah tempat kelahirannya, Wonwoo tak tahu jelas lokasi panti asuhan yang dikunjunginya bersama Soonyoung secara tiba-tiba ini. Entahlah, ia sudah lama tak mengunjungi Changwon semenjak kepindahannya ke Seoul.

Tentu saja kedatangannya kini atas izin Mingyu yang masih sibuk berkutat dengan pekerjaannya di Seoul, dengan syarat Wonwoo harus pulang lebih cepat darinya. Yah, ini benar-benar di luar rencana, tentu saja ia harus mendapat izin suaminya terlebih dahulu.

roommate ¦  meanieWhere stories live. Discover now