4

7.4K 495 50
                                    

Setelah menghabiskan beberapa potongan buah yang diberikan Ino, Sakura mendadak mengantuk. Ia meletakkan piring buah di atas nakas dan melirik Ino yang bersantai di sofa sambil membaca majalah. Mereka kembali seperti tidak terjadi apapun pagi tadi.

"Pig."

Ino menoleh sekilas, memastikan Sakura tidak kenapa-kenapa, lalu kembali memperhatikan majalah kecantikannya. "Apa?"

"Kau tidak pulang?" tanya Sakura.

Ino menggeleng. "Tidak. Aku sudah minta izin ibu menginap di apartemenmu karena ada tugas kelompok. Bersyukurlah ibuku percaya alasan bodoh itu, mana ada tugas kelompok untuk mahasiswa baru yang masih sibuk keliling kampus karena tersesat."

Sakura terkikik kecil. "Memangnya kau tidak ada kelas?"

Ino menutup majalahnya dan berdiri dari sofa. "Kau benar, besok pagi aku ada kelas."

"Aku bisa sendiri, kok, kau harus kuliah."

Ino mengangkat bahunya. "Uh hu, Shika akan datang menjengukmu. Dia tidak ada kelas besok."

Sakura mengernyit. "Shikamaru? Dia tahu??"

Ino memutar aquamarinenya dan duduk di kursi plastik di samping ranjang Sakura. "Kau pikir selama 2 hari kau pingsan, hanya aku yang menjagamu? Memang ada berapa sahabatmu?"

Sakura tersenyum aneh. "Apa kata Shika?"

"Apa lagi? Kau harap dia panik sepertiku dan menamparmu juga?" Ino berjengit. "Dia hanya banyak diam, kurasa dia kaget dan masih tidak percaya si bunga pink bak permata sepertimu akan melakukan itu."

Sakura memukul lengan Ino pelan. "Kau mengejekku?"

Ino terkikik. "Itu kan memang panggilanmu dari Rock Lee?"

Sakura mendengus. "Diamlah, Pig, aku merasa mual sekarang."

"Aw, ibu hamil, aku lupa."

"Pig!"

Ino terkikik geli, bertepatan dengan ponsel Sakura yang berdering di atas nakas.

Sakura menoleh duluan dan hendak meraih ponselnya, tapi ia kalah cepat dari Ino yang sudah mendapatkan ponselnya duluan.

Sakura mendelik. "Kemarikan ponselku, Pig!"

Ino menggeleng dan berdiri menjauh dari ranjang Sakura. "Aku harus memastikan ini bukan si Rock Lee."

Sakura mendecak sebal dan menyerah mendapatkan ponselnya kembali. Ia hanya menatap cemas ke Ino. Bagaimana kalau itu Sasuke?

Raut wajah Ino berubah saat membaca pesan yang masuk di ponsel Sakura. Aquamarinenya berkedut.

From : Sasuke♡

Kau sudah bangun? Telfon aku kalau iya

"Bangsat."

Dengusan tajam Ino membuat Sakura yakin kalau pengirimnya pasti si Uchiha bungsu. "Sasuke-kun, eh?"

Ino mendelik dan mengabaikan pesan dari Sasuke. Ia meletakkan ponsel Sakura di sudut nakas yang sulit diraih sang pemilik.

"Aku tidak habis pikir, Jidat. Reaksi Sasuke benar-benar reaksi paling brengsek untuk fakta bahwa dia yang membuatmu hampir mati!"

Sakura menunduk, maklum dengan amarah Ino. "Apa yang dia bilang?"

"Dia menyuruhmu menelfonnya jika kau sudah bangun, bukannya bertanya kau baik-baik saja atau anaknya tidak apa-apa, tapi kurasa lebih baik kau tidak usah menelfon sampah sialan itu."

Heartaches [HIATUS] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang