26

4K 282 12
                                    

Hallo gaes hehe balik nih gue..
Sebenernya gak yakin juga mau publish tapi karena udah telat banget gak update padahal udah ada lama di draf gak sempet2 mau publish maapkeun hehe

Jangan kecewa ya karena gak bisa buat scene manis

Happy reading aja deh ya

Muahh
_______________________________________
Sudah satu bulan ini Prilly dan Ali semakin dekat. Kalo kata Barra ''udah kaya pacaran aja sih lo berdua. Nikahin gih li, keburu di embat orang dianya." Yang hanya di jawab Ali, "nantilah gue masih belum move on seratus persen dari Talitha."

Seperti siang ini, Ali dan Prilly sedang nge-date berdua tanpa Al. Sebenernya Prilly juga kasihan sama Al yang terpaksa harus ditinggal dan di titip ke rumah Barra. Kata Ali dia hanya ingin berdua saja dengan Prilly. Padahalkan Prilly baby sitter Al, tapi dia jadi merepotkan dokter Barra.

Skip.

Saat ini mereka sedang mengantri untuk menonton film. "Mau nonton apa nih Prill?" Tanya Ali sambil melihat jadwal film yang sedang tayang di jam ini.

Prilly juga ikut memperhatikan, "hm kayanya action seru. Action aja deh li, tapi waktunya 25 menit lagi." Kata Prilly lesu di ujung kalimatnya.

Ali menatap Prilly yang juga menatapnya lalu dia tersenyum seraya menyampirkan rambut Prilly yang keluar dari ikatan ke belakang telinganya. "Gak papa, nanti kita jalan dulu kemana gitu." ujarnya.

Prilly mengangguk saja sambil tersenyum. Setelah mendapatkan tiket, Ali mengajak Prilly ke counter es krim. Katanya dari pada menunggu sambil berkeliling saja, mending sekalian ganjel perut pake es krim.

Setelah mendapatkan dua cone es krim, mereka memilih kembali ke bioskop tetapi berdiri di luar sambil melihat lantai bawah dari pembatas.

"Prill gue boleh nanya gak?" Tanya Ali di sela - sela memakan es krimnya.

Prilly menyandarkan tubuhnya di pembatas sambil memandang Ali yang terlihat figure sampingnya saja. "Boleh, kalo bisa gue jawab."

"Hm, gimana menurut lo caranya move on?"

Prilly tertawa mendengar pertanyaan Ali. "Dih, dia malah ketawa. Di jawab atuh neng."

"Sorry sorry, abisan pertanyaan lo kaya pertanyaan anak abg aja."

Ali menatap kesal Prilly, membuat Prilly menghentikan tawanya. Dia berdeham. "Oke oke. Jadi move on itu kan proses melupakan ya?"

Ali mengangguk.

"Tapi gue gak pernah melupakan, jadi gimana ya. Gue kalo abis putus itu ya gak ngelupain mantan. Tapi mencoba untuk menganggap biasa aja gitu. Lo pasti pernah denger kan pepatah yang bilang, hilang satu tumbuh seribu, jadi kalo dia pergi bakal ada seribu orang yang bisa gantiin dia."

"Ada - ada aja lo." Ujar Ali sambil ketawa.

"Ya emang gitu kan. Kalo dia pergi ya cari orang buat gantiin dia. Tapi gak untuk di jadiin pelarian ya. Jadi kalo kita udah gak punya hubungan lagi, ya gak usah melupakan, karena semakin lo berusaha kuat buat lupa semakin kuat juga bayang - bayang dia ada di fikiran lo. Jatuhnya malah lo ke inget dia terus."

Prilly berhenti untuk melanjutkan menghabiskan es krimnya, lalu membuang cone nya ke tempat sampah sebelum melanjutkan ucapannya. "Jadi coba lo cari orang yang bisa bantu lo gantiin posisi dia. Gue yakin perasaan lo pasti lama - lama ke ganti sama orang yang bisa ganti posisi dia di hati lo."

"Tapi gue gak yakin bakal bisa. Gue takut aja kalo coba hubungan baru, bayang - bayang Talitha masih menghantui."

"Yahh masa udah pesimis gitu dicoba juga belum, gimana sih."

Kemudian Ali menatap Prilly dengan serius membuat Prilly gugup. "Lo mau gak bantuin gue buat gantiin posisi Talitha di hati gue?" Tanya Ali serius.

Prilly mendadak gelagapan. "E..h i..itu gu..gue eh filmnya udah mau mulai. Masuk yuk nanti ketinggalan." Prilly masih bisa menghindar sekarang, gak tau kalo nanti.

Ali mendengus jengkel, lalu menarik tangan Prilly untuk masuk. Mereka menonton dengan hening. Masih canggung karena pembahasan tadi sampai Prilly merasa tangan sebelah kanannya di sentuh seseorang. Prilly menatap orang di sebelah kanannya dengan heran, mungkin gak sengaja fikirnya.

Lalu dia kembali memfokuskan film di depannya, namun lagi - lagi tangannya di pegang, kali ini dengan sedikit remasan.
Prilly tersentak, lalu mencoba menarik tangannya, namun orang itu masih menahannya.

Prilly ingin bilang sama Ali, tapi Ali sepertinya terlalu serius dengan film di depannya. Sampai kemudian Ali menatap Prilly yang sedari tadi bergerak gelisah. "Kenapa Prill?" Tanyanya tanpa bisa melihat terlalu jelas karena keadaan yang gelap.

Prilly berbicara dengan lirih. "Li tolongin gue li, ta...tangan gue di pe--" belum selesai Prilly berbicara, Ali sudah bangkit berdiri di susul suara pukulan dan teriakan para wanita yang histeris.

Sampai kemudian satpam masuk dan memisahkan Ali yang masih bersemangat memukul orang yang telah kurang ajar memegang Prilly, menurutnya. Lampu seketika di hidupkan walaupun film masih berputar.

"MATI LO KALO KETEMU GUE LAGI BRENGSEK!!" Teriak Ali dengan marah saat tubuhnya berhasil di tahan satpam. Sedangkan lawannya cuman diam seolah tidak punya tenaga.

Dia kemudian memberontak melepaskan tubuhnya dari pegangan satpam, lalu berjalan ke arah Prilly yang berdiri mematung. Menarik tangan Prilly lembut kemudian mengajaknya keluar.

Saat melewati orang yang masih terbaring tadi, dengan sengaja Ali menendang perutnya sampai membuat wanita disana berteriak histeris lagi. Lalu setelahnya benar - benar pergi keluar dari sana.

\*\*\*\*\*\*\

Saat ini mereka sudah berada di sebuah restoran, Prilly hanya terdiam di tempat duduknya. Ali yang bingung juga ikutan diam membiarkan prilly menenangkan tubuhnya. Dia memesan makanan sesuai apa yang prilly suka kaya biasa kalau mereka sedang makan diluar.

"Prill maafin gue gak bisa jagain lo. Harusnya lo yang duduk di sudut, bukan gue. Maaf prill maaf banget." Ujar Ali sambil menatap prilly dengan kecemasan yang begitu kentara.

Prilly memaksakan senyumnya sambil mengangguk pelan. "Bukan salah lo li, ini memang udah jadi rencana tuhan. Cuma gue masih shock aja."

Saat pesanan mereka datang ali segera menyodorkan aqua botol untuk prilly. Dan kini prilly sudah sedikit lebih tenang dari sebelumnya. Sampai mereka telah menghabiskan pesanan mereka ali merogoh kantung celananya dan mengeluarkan kotak persegi kecil berwarna hitam.

Saat ali membuka kotak itu, prilly terkagum dengan isinya. Dia hanya bisa menatap bergantian ke arah ali dan isi kotak itu.

"Gue tau mungkin ini waktunya gak tepat prill. Mungkin juga gue belum bener - bener move on. Tapi separuh hati gue udah untuk lo dan gue bisa pastikan itu. So, be my fiance?" Tanya ali dengan mantap, tanpa ada keraguan sedikit pun.
Prilly tau dia cuma untuk pelarian sesaat ali. Karena ali juga sudah memintanya tadi sebelum mereka nonton. Tapi prilly tidak ingin melewatkan kesempatan ini. Toh katanya ali, separuh hatinya sudah untuk prilly, jadi menurutnya tinggal bagaimana caranya dia bisa mengambil seluruh hati ali untuknya. Jadi tanpa keraguan juga, prilly mengiyakan kesempatan emas itu.

"Ya, I'm yours." Katanya dengan wajah bersemu.

Ali tersenyum lebar dan mengeluarkan isi kotak itu lalu memasangkannya di tangan prilly. Kini gelang itu melingkar di tangan prilly dengan sangat pas.

Mereka sama - sama tersenyum bahagia menikmati hari yang indah ini.

























JANGAN LUPA VOTE KOMEN DAN SHARE SAYANG KUUU

SAMPAI JUMPA LAGIII

I Love You, Baby SitterWhere stories live. Discover now