6

10K 579 6
                                    

Aloha!!!!!
Aku kam bekkkkhh

H
   A
      P
        P
          Y
                             R
                          E
                       A
                    D
                  I
              N
          G

Maapya kalo ada typo. Gak sempet ngedit soalnya.
____________________________________
Setelah memejamkan matanya cukup lama, tapi prilli tidak merasakan panas di pipinya. 'apa gue udah mati ya karna ditampar, sampe gak ngerasain sakit gini' batinnya. Sebelum dia hendak membuka matanya dia mendengar suara yang familiar ditelinganya.

"Apa2an sih. Jangan suka melakukan kekerasan sesuka hati deh" ucap orang yang menahan lengan cewek itu sinis.

Dia membuka matanya pelan lalu membelalak kaget dengan orang yang berdiri disebelah perempuan itu.

"Al!!". Matanya melotot kaget kearah Al yang tengah memegang sebelah lengannya cewek itu. Yap! Al yang menahan lengan cewek itu

'Mampus! Ini bocah ngapain disini coba? Aduh... Talitha bego. Makin gasuka aja dia ngeliat gue kalo gini caranya', rutuk cewek itu dalam hati. Talitha. Ya cewek itu tunangannya Ali.

"Eng.. kamu ngapain disini Al", ucap Talitha pelan seraya melepaskan genggaman tangannya Al yang kuat. Dia meringis saat melihat pergelangan tangannya sedikit memerah.

Prilli melotot saat melihat pergelangan tangan Talitha memerah karna genggaman dari Al. Dia menelan ludah gugup. 'Gela! Ini Al beneran nih? Kok sadis ya?'.

"Aku? Disini? Ngapain? Bukannya biasanya aku disini setiap hari ya?"tanya Al dengan nada sinisnya.

"Bukan. Emm yaudah deh tante keruangan uncle Ali dulu deh ya"ucap Talitha seraya berjalan menjauh. Namun sebelum membalikan badannya dia sempat memandang tajam kearah prilli membuat prilli mengkerutkan dahinya. Bukan! Bukan karna tatapannya yang sarat akan memperingati prilli untuk tidak main2 dengannya. Namun dengan perkataan, 'yaudah deh tante keruangan uncle Ali dulu deh ya' itu. Buat apa wanita itu keruangan dokter Ali, pikir prilli.

'Alah prill! Ngapain juga lo urusin. Idup2 dia jugak bukan idup elu',batinnya mengingatkan.

Setelah wanita tadi pergi meninggalkan mereka, barulah Al menghadap prilli dengan tatapan lembutnya. Tatapan anak umur 6 tahun pada umumnya yang memandang penuh binaran.

"Yuk ti, kan kemaren kita udah janjian ditaman untuk belajar gambar",celetuk Al dan menarik lengan prilli lembut mengarah kekursi panjang yang berada ditaman.

"Al itu ngecatnya jangan keluar dari gambarnya dong",ucap prilli sambil menunjuk coretan cat yang keluar dari jalurnya.

Al memasang cengiran yang membuatnya lucu. "Maap onti, Al kan khilap".

Prilli melongo mendengar jawaban Al. Lalu kemudian dia terkekeh. "Al",panggilnya. Al mendongak menatapnya sekilas lalu melanjutkan mengecat gambaran yang dibuatkan oleh prilli. "Apa onti?",jawab Al tanpa menoleh.

"Kamu gak sekolah Al? Kayanya onti liat kamu itu di sini terus ya?".

"Sekolah. Tapi bulan depan aku baru masuk ti",jawabnya santai.

Prilli mengangguk-angguk, lalu membulatkan mulutnya berbentuk 'o' tanpa suara.

"Kamu kenapa gak dirumah aja Al? Kan disini gaenak bau obat2an gini",lanjutnya.

"Udah biasa ti. Lagian dirumah gak ada yang jagain Al. Semuanya pada repot ngurus rumah. Jadinya Al disini aja deh",jelasnya.

Prilli mengangguk dan menyelipkan helain rambunya kebelakang telinga. "Oiya, tadi wanita cantik itu siapa? Kok kayanya onti agak familiar sama wajahnya ya? Kaya pernah liat gitu?",pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut nya.

"Mungkin onti pernah liat di tv atau di majalah mungkin. Soalnya diakan model ti. Dia juga tu--", ucapan Al terpotong dengan suara unclenya yang memanggilnya.

"Apaansi ini. Gangguin aja",gerutu Al pelan yang dapat didengar oleh prilli.

Mereka berdua sama2 menoleh kebelakang, kearah Ali memanggilnya yang masih berdiri di koridor rumah sakit.

Dengan gerakan tangan Ali yang memanggilnya, dia segera berdiri dan membereskan alat gambarnya. Lalu menoleh kearah prilli dan tersenyum tipis. "Ummm aku balik dulu ya onti. Maybe next, we'll meet up again",ucapnya seraya bangkit berdiri.

Prilli membalas senyumnya dan mengelus lembut rambut tebal Al. "Ok, see you soon",balasnya dan Al segera berlari mengahampiri Ali.

"Tu apaan sih yang mau dibilang Al. Gegara dokter nyebelin manggil nih. Kepotongkan jadinya",gerutu prilli lalu bangkit berjalan menuju ruangan Gino.

\*\*\*\*\*\*\

Gino keheranan sendiri melihat prilli siang itu memasuki ruangannya dengan mata sembab dan air mata yang masih mengalir dipipinya.

"Lo kenapa prill? Kok kacau gitu?",tanya Gino pada prilli yang masih berdiri di depan pintu kamar rawatnya yang sudah ditutup oleh prilli.

Prilli menghela nafas pelan dengan masih sesenggukan dan berjalan pelan kearah Gino yang tengah duduk di tempat tidurnya. Tiba2 saja prilli memeluknya erat dan dibalas dengan Gino yang tak kalah erat. Gino mengusap usap punggung prilli untuk sekedar menenangkannya yang masih nangis sesenggukan.

Prilli melepas pelukannya dan menghapus air matanya yang masih mengalir sedikit2. Dia kemudian duduk dihapan Gino seraya menghela nafas untuk mulai berbicara agar suaranya tak terdengar bergetar nanti. Gino dengan sabar menunggu prilli untuk memulai ceritanya.

"Gu---gue" prilli menghela nafas lagi. "Gue di drop out dari kampus no". Terdengar suara prilli yang bergetar walaupun dia berkali kali menghela nafas.

Gino membulatkan matanya, menatap prilli tak percaya. "Kok, kok bis--astaga prill". Dia memegang pundak prilli dan menguasapnya lembut. "Kan gue udah bilang, kalo lo kurang untuk biaya kuliah lo. Lo tinggal bilang sama gue. Berapa pun yang lo pinjem bakal gue beri prill. Jadi, lo kan gak harus di DO gini prill", Gino melepaskan pegangannya dari pundak prilli dan meraup kasar wajahnya.

"Gu--gue kan gak enak sama lo. Lo udah banyak bantu gue no. Gue gak mau ngeribetin lo lagi. Utang gue udah numpuk ama lo no. Entar gue gimana bayarnya",balas prilli dengan tertunduk dan mengusap air mata sialannya yang masih mengalir dengan derasnya.

Gino tercengang mendengar penuturan sahabatnya yang sudah dianggapnya sebagai adeknya itu. Dia menghela nafas, lalu berkata, "Terus lo gimana? Gue kudu bantu apa sama lo?".

Dengan cepat prilli menggeleng. "Enggak- enggak. Lo udah cukup bantuin gue. Gue harus berusaha buat cari kerjaan yang gajinya gede. Gue cuman pengen cerita aja sama lo, untuk ngurangin sedikit rasa lelah yang gue adepin sekarang",prilli menghela nafas. "Gue boleh minta peluk gak sama lo. Untuk ngurangin sedikit beban yang lagi gue pikul sekarang".

Gino tersenyum atas permintaan prilli. Tanpa menjawab ucapan prilli dia langsung memeluk prilli dengan erat yang dibalas prilli tak kalah erat.

Tiba2 saja dokter Ali dan suster Yuna masuk kedalam kamar rawat Gino tanpa mengetuk. Prilli langsung melepas pelukannya dan berdiri disamping ranjang. Dia mendelik kearah Ali, yang dibalas dengan tatapan datarnya Ali. Tanpa berbasa basi Ali langsung mengecek keaadan Gino yang sudah disuruhnya berbaring. Siapa yang tau bahwa Ali mendengar semuanya. Dan merasa...

Haeeee aku balek kan? Iya dong balek :v 1000 words pas gaess. Gakurang galebih :)
Oiya makasih ya yang udah kasih vote sama komennya :)
I'm so glad gaeess.

Kalo lama apdet maklumin ya. Banyak tugas soalnya. Gurunya mah enak bgt ngsih tugas smpek numpok2 getoh. Udah kelas 9 sih ya,- tapiiii aku bakalan sempetin buat ngejar target supaya sebelum UN ini cerita udah kelar ya. Doain aja aku bisa ngelanjutin disela sela banyaknya tugas :)

AKU MAU NANYA INI!
Ini gaada yang mau baca ceritanya aku yang 'CARAMEL' ya? Masa gaada sih? Ah sedihni sedih :( huee *alaybgtsihsya,-

Cukuplahya see you next part gaesss.

Lope lope

QWSya_

I Love You, Baby SitterWhere stories live. Discover now