22

6.2K 415 5
                                    

Kaifa haaluka? *nyengir
Hehe apa kabar??? Sehat dong pastinya.

Lagi pengen berbahasa arab gue, soalnya lagi ngerjain pr b.arab haghag

Pie liding^^

Maap lama up *huhu

Gausah di tungguin gue up, karna kalo gue ada waktu doang nge-up

Peace!

Note: nulisnya sambil bayangin ehem nya gue *nyengir ali nya doi prillinya gue 😂

Typo anywhere
_______________________________________
Minggu pagi yang sedikit mendung ini, membuat udara dingin di pagi hari tambah mendingin. Prilli yang sudah bersiap ingin lari pagi seketika membatalkan niatnya. Karena badannya yang memang tidak sanggup berada di suhu 24°. Saat dia hendak kembali ke kamarnya, suara yang sudah tidak asing lagi di pendengarannya terdengar memanggilnya. Prilli menghentikan langkahnya dan berbalik dengan pelan.

Dengan memaksakan senyum canggung prilli menyapa, "pagi pak".

Ali berdecak, "emang gue setua itu sampe lo masih manggil gue pak?! Tapi itu sih gak penting." Ali menaik turun pandangannya kearah tubuh prilli. Tenang gak maksud apa2 kok, cuman heran dengan pakaian prilli yang sepertinya habis olahraga pagi, atau malah baru ingin pergi. "Lo mau olahraga pagi?" tanyanya.

Prilli menggeleng sedangkan dalam hati mendengus, bagus gue kaga usah nyapa dia kalo kaga di bales. "Tadi sih niatnya begitu, tapi kayanya udara di luar gak ngedukung."

Ali mengangkat alisnya. Sebenernya dia juga ingin melaksanakan minggu paginya--lari pagi. "Yaudah sama gue aja ayo. Gue pinjemin sweater yang tebel deh". Ali berbalik naik ke atas sambil berteriak. "Tunggu gue ambilin dulu" dan dia menghilang di balik pintu kamarnya.

Prilli melongo setengah kesal. Namun dia memilih bungkam dan mendudukan badannya di sofa. Setelah menunggu selama hampir 5 menitan, ali kembali dan kini tengah berdiri dihadapan prilli dengan membentangkan sweater hitam besar miliknya.

Prilli mencoba sweater itu yang terlihat seperti baju terusan dibawah lutut jika prilli yang menggunakannya. Prilli menggeleng dan kembali membuka sweater itu. "Ngg...ngga deh. Mending saya gak usah jadi aja pak". Lalu dia mengembalikan sweater itu kepada ali.

Ali menggeleng tegas. "Enggak. Gue mau lo temenin gue kali ini!", perintahnya yang membuat Prilli jadi ingin mencabik - cabik mulut ali.

Prilli menahan decakannya agar tidak terdengar terlalu keras. "Hem..kalo gitu saya pake sweater saya aja pak".

Ali menaikkan sebelah alisnya. "Yaudah, buruan ambil sweater lo sana. Entar keburu siang".

Dengan terpaksa prilli berjalan kearah kamarnya dan mengambil sweaternya. Memakainya dengan ogah - ogahan sambil mendumel di dalam hati. Gue kan gamau, maksa amat jadi orang sih! Kesal prilli.

Setelah melihat prilli keluar dari kamar dan berjalan kearahnya dengan lesu. Ali segera bangkit dengan menahan senyumnya agar tidak terbit. Sorry prilli, ini cara gue buat jatuh cinta sama lo. Dia tau bahwa prilli bete banget dia paksa ikut lari pagi. Tapi, ini bagian dari sebuah rencana.

\*\*\*\*\*\*\

Saat ini mereka tengah berlari kecil mengitari jalan setapak yang mengelilingi taman kompleks perumahan ali. Sudah tiga putaran dan kini putaran yang keempat. Prilli terlihat lelah karena taman ini bisa dibilang besar untuk ukuran lapangan kompleks perumahan. Ditambah dinginnya udara lembab yang menusuk tulangnya yang serasa membekukan. Walaupun menggunakan sweater rasanya tetap saja dingin.

I Love You, Baby SitterWhere stories live. Discover now