03. Word: Identity

99 17 11
                                    

Jangan lupa klik 'Vote' ya :3

Ditunggu komentar mendukungnya <3

Ditunggu komentar mendukungnya <3

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Byur!


"Hahaha! Kalian lihat wajahnya ga?"

"Kocak banget parah!"

"Air bekas pel cocok banget buat dia ternyata!"


Sosok lelaki berkacamata tebal di sana hanya bisa terdiam mendengar seluruh olokan serta umpatan yang ditujukan padanya. Seragam sekolah itu sudah basah kuyup serta menguarkan bau menyengat, rambutnya lepek hingga menempel ke dahi, tubuhnya menggigil kedinginan.

Menyedihkan.

"Hei, Jack. Kamu ga mau nangis lagi kayak kemarin?" sindir salah satu dari tiga pemuda yang mengelilingi sosok tertindas.

Jack --sosok berkacamata-- hanya terdiam. Bibirnya terkatup rapat dengan pandangan yang setia menatap lantai tempat dirinya terduduk, sebuah sudut toilet lama yang jarang digunakan oleh penghuni sekolah.

Pemuda lain yang berada di sisi kiri Jack berdecih tak suka. "Oi, ga ada reaksi apa-apa nih?"

"Tch, ga seru ah," sahut lelaki yang ada di sebelah kanan. Sebelah tangannya mengayun, menghantam bagian belakang kepala Jack cukup keras hingga mampu membuat lelaki malang itu makin tertunduk --bahkan kacamatanya jatuh begitu saja ke atas permukaan lantai yang berdebu.

Sosok yang berhadapan langsung dengan Jack mengangkat sebelah alisnya heran. "Beneran ga ada respon apa-apa?"

Lagi-lagi hanya keheningan yang diberikan.


Brak!

"Argh--" rintihan tertahan lolos dari bibir tipis itu kala merasakan sebuah tendangan menghantam rahang kirinya --dan langsung dihadiahi seringaian puas oleh ketiga sosok superior di sana.

"Hee~ ternyata harus pake cara keras dulu ya biar reaksinya keluar?"

Jack tak membalas. Pandangannya masih menempel ke ujung-ujung sepatu para lawan bicara sementara tangan kanannya memegangi bagian wajahnya yang berdenyut ngilu.

Dalam hatinya, lelaki itu terus merutuk tanpa henti. Merutuk atas kelemahannya. Merutuk atas ketidak mampuannya. Merutuk atas nasibnya.

Haruskah tiap hari ia berakhir babak belur hanya karena ketiga tukang bully  ini?

Haruskah?

"Yaah~ kalau begitu, kita sudah menemukan cara untuk membuat si cupu ini bersuara. Benar, teman-teman?"

Apakah masih ada peluang bagi Jack untuk memutar keadaan?

Masih ada kah?


[⏸️] K O N T R A SDonde viven las historias. Descúbrelo ahora