5.

49 26 4
                                    

Fian : Hei Musuh

Gita : Apaan?

Fian : Makasih ya tadi kuenya. Adek-adek gue suka, gue juga suka tentunya. Mama lo pinter banget bikin kue. Lo emang Musuh terbaik gue.

Akhirnya Fian bisa mengirimkan pesan ini kepada Gita. Padahal sebenarnya ia merasa canggung. Namun ia lega setelah ia berterima kasih pada Gita.

Entah kenapa ada rasa senang di dalam diri Gita saat membaca pesan dari Fian tersebut.

Gita : Iya, sama-sama Musuh. Gue seneng kalo lo sama adek-adek lo suka. Lo juga Musuh terbaik gue kok.

Fian: Lo udah mau tidur?

Gita : Iya, tadinya gue udah mau tidur, tapi tiba-tiba lo ngirim pesan. Ganggu aja lo.

Fian : Maaf. Ya udah, selamat tidur Musuh.

Gita : Selamat tidur juga Musuh.

Entah kenapa Fian dan Gita sama-sama senang setelah saling mengirimkan pesan tadi. Mereka terikat oleh sebuah sandiwara berupa saling memanggil dengan sebutan "Musuh". Tanpa panggilan "Musuh", mereka sesungguhnya sudah saling mengirimkan pesan layaknya teman akrab.

Setelah itu Gita beranjak ke balkon kamarnya. Ia memandang langit yang dipenuhi bintang-bintang yang gemerlapan. Gita memang biasa melakukan ini sebelum tidur. Sungguh malam yang indah. Di kediaman Fian, Fian juga sedang melihat bintang-bintang di langit, sebelum akhirnya memutuskan untuk tidur.

***

Jika hari libur, Gita biasanya bangun agak siang seperti hari ini. Ia bangun jam tujuh pagi. Ia langsung menuju kamar mandi untuk mandi. Setelah itu Gita sarapan bersama mamanya. Meskipun mamanya sudah bangun dari jam empat pagi, ia tetap saja menunggu Gita untuk sarapan. Bagi Bu Mira, momen makan bersama tidak boleh dilewatkan kecuali jika Gita sedang tidak berada di rumah.

Saat sarapan, mereka mengobrol sesekali.

"Git, kan kamu kemaren bilang kalau suasana di rumah kita ini sepi," ujar Bu Mira.

"Terus kenapa Ma?" tanya Gita karena mamanya tidak langsung melanjutkan kalimatnya.

"Ya kapan-kapan kamu ajak Fian makan bareng di sini kek. Makan malem gitu. Biar rumah gak sepi," ujar Bu Mira. Gita hampir saja tersedak saat mendengar perkataan mamanya barusan.

"Apa? Ajak Fian makan malem di sini? Kenapa harus Fian lagi?" tanya Gita protes.

"Ya gak ada salahnya kan. Mama seneng sama Fian, udah mama anggep kayak anak sendiri," ujar Bu Mira.

"Kenapa sih Mama seneng banget sama Fian? Kenapa???? Sampe ngajakkin makan malem segala." batin Gita.

"I.. Iya deh Ma. Nanti aku ajak Fian makan malem di sini....kapan-kapan." ujar Gita.

"Nah gitu dong Git." ujar Bu Mira. Gita hanya bisa menghela napas. Tak apalah, asalkan mamanya senang.

Setelah selesai sarapan, Gita kembali mengobrol dengan mamanya di ruang keluarga.

"Oh iya Git! Katanya hari ini Ado sama Ara mau datang ke rumah kita." ujar Bu Mira. Ado dan Ara adalah sepupu Gita. Gita pun terkejut sekaligus senang.

"Yeey! Aku gak kesepian dong Ma! Kapan mereka ke sini?" tanya Gita.

"Nanti siang." jawab Bu Mira.

The Wonderful FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang