15 | Long May He Reign

3.5K 316 152
                                    

A L I C E

"Kuharap kau tidak keberatan satu kamar lagi," Harry datang padaku seletah memesan kamar di penginapan itu.

"Apakah kamar lainnya penuh?" Tanyaku. Jika kuperhatikan, tempat ini tidaklah terlalu besar. Kami pun berjalan di lorong untuk menemukan kamar yang sudah ditentukan.

"Tidak," jawabnya. "Tapi mereka punya dua ranjang."

"Oh," aku mengangguk. "Julie tadi disini," kataku pada Harry.

"Yeah?" Gumamnya.

Aku mengangguk. "Ia baru saja meninggalkan penginapan ini."

"Kau bicara sesuatu padanya?" Ia menghadapku.

"Uh," aku mengigit bibir bawahku. Kurasa Harry tidak perlu tahu tentang Julie dan Tristan. Ia tidak akan peduli. "Tidak," jawabku.

Harry berhenti berjalan dan menghela napasnya lalu mengumpat, "Fuck innocence."

Detik berikutnya yang kutahu, Harry mendorong tubuhku ke dinding yang dingin. Badannya menekan dan menghimpit badanku, menjepitku dengan pinggulnya. Kedua tangannya meraih kedua sisi kepalaku, membawa wajahku ke atas. Aku terkejut. Itu terjadi begitu cepat, aku bahkan tidak bisa memproses apa yang sedang terjadi.

Bibirnya mulai bergerak dengan kasar untuk melumat bibirku, membujuknya untuk melakukan hal yang sama. Aku mengerang di dalam mulutnya, memberi lidahnya suatu celah. Dia memanfaatkan kesempatan itu, lidahnya dengan ahli menjelajahi mulutku.

Aku ingat apa yang pernah Harry ajarkan padaku. Lidahku pun mencoba untuk membelai lidahnya, beradu dan saling bertukar liur. Ia membuatku gila. Bibirnya tidak kunjung berhenti. Aku tidak pernah tahu aku dapat merasakan sensasi yang sangat menggairahkan seperti ini hanya dengan kontak antarmulut. Aku tidak tahu apakah aku harus menyukainya.

Tiba-tiba dua orang wanita keluar dari kamar di samping kami. Harry dengan cepat menarik dirinya dariku. Kedua wanita itu membelalakkan matanya sekilas saat melihat napas kami yang tersengal-sengal. Aku menunduk melihat ke bawah saat mereka melewati kami, merasa malu.

"Kau tahu kenapa aku melakukan ini?" Harry mendekat lagi saat wanita itu sudah pergi.

Aku menggeleng, ia semakin dekat.

"Kau menggigit bibirmu. Kau tahu apa yang kau lakukan," katanya, lebih dekat. Ia menunduk, memaksaku untuk melihat bayanganku sendiri pada iris matanya.

"All these days," ia mulai lagi, kali ini kedua tangannya menegang lenganku dan menuntunku ke kamar kami. "You're torturing me, Alice," Harry menendang pintu itu sampai terbuka dan membawaku masuk ke dalam. Ada sesuatu di balik suaranya yang membuatnya terdengar sangat seksi.

"Now I can't help it anymore," sambungnya. Harry menutup pintu dan kembali memakuku di baliknya. Tangannya menahan pinggangku, mencegahku bergerak.

Ia mendaratkan bibirnya pada bibirku lagi, mengemut, melumat, dan menjilat sepuasnya seolah bibirku adalah miliknya. Kini bibir itu keluar dari jalur, bergerak mencium rahangku. Ia pun menyisir rambutku dan menyelipkannya ke belakang telingaku, hanya untuk mengigitnya setelah itu.

Entah mengapa, itu memberikanku sebuah perasaan yang yang aneh. Begitu saja mulutku langsung terbuka dan suara desahan yang tak berdaya keluar dari sana. Aku bisa merasakan seringaian khas Harry saat bibirnya menjelajahi leherku. Aku memiringkan kepala, memberikan akses lebih. Itu semua reflek saja, tubuhku bekerja dibawah sentuhannya.

VITALITY [Harry Styles]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang