Seketika bola mata kecilnya membesar dan alisnya yang selalu berkerut itu pun terangkat.

"SA-SAHA NU BOGOH?" Yoongi membalas bahasa daerahku. "U-u-untuk apa orang tampan, pinter, dan keren sepertiku menyukai nenek jelek seperti─"

"Kalau begitu saya ikut dengan kalian saja." Chanyeol memberi usul. "Kali ini, saya yang akan menyetir dengan senang hati."

"Tidak nyaman juga menaiki motor ninja berdua dengan sesama kaum adam." tambahnya. "Benar bukan, Jungkook-ssi?"

Aku mengangguk sambil mengembangkan senyum di wajahku, setidaknya aku tidak harus berdua melulu dengan kakek bau tanah itu. "Nah, itu lebih ba─"

"Apa-apaan! Aku menyuruhmu menaiki motor itu sebagai sanksi!" cetus Yoongi menyela omonganku.

"Tega sekali kau membiarkan Jungkook menjalani hukumannya sendi─"

"Kurasa itu lebih baik, Hyung. Kalau boleh jujur, sebenarnya aku tidak mau dianggap terong-terongan di atas ninja bersama Brother." celetuk Jungkook dengan polosnya.

"Hey, lebih parah mana dengan cewek yang membonceng co─" Seketika Yoongi menunda untuk melanjutkan perkataannya.

"Ah, sudah lupakanlah. Terserah mau naik apa, yang penting kita jalan!" ucapnya tak mau ambil pusing.

Terlihat dengan jelas sekali Chanyeol yang berusaha untuk menahan tawanya. "Mwoya? Apa Kyungra yang menyetir selama in─"

"KAU MAU MENYETIR ATAU TIDAK!" Yoongi membentak sebelum Chanyeol menuntaskan omongannya. "Cepat naik!"

"Ck, kakek bokep ternyata bisa malu juga. Makanya, belajarlah naik roda du─"

Tiba-tiba saja Yoongi menahan tanganku untuk membuka pintu penumpang yang berada di sayap kanan pengemudi.

"Siapa yang menyuruhmu duduk di depan?" tanyanya dengan dingin.

Aku mengernyit heran. "Wae? Apa kau mau duduk di sini? Di samping Chanyeol?"

Yoongi segera melepaskan tangannya dariku. "OGAH TEUING! Untuk apa kau menanyakan hal yang sudah jelas jawabannya!" tolaknya.

Aku kembali mencoba untuk membuka pintu yang di halanginya. "Kalau begitu, biarkan aku saja yang mengisinya. Gitu aja kok re─"

"Andwae!" Lagi-lagi laki ini melepaskan tanganku dari kenop pintu. "Kau duduk di belakang saja."

"Ai maneh kunaon? Mengapa aku harus menurutimu duduk di belakang!" cetusku dengan kesal. (Kau kenapa?)

"Seolma...," Aku memicingkan mataku padanya. "Apa kau cemburu jika aku dekat dengan Chanyeol?" (Jangan-jangan)

Untuk kedua kalinya, aku melihat mata kecilnya terbuka hari ini. "Si-siapa yang bilang! Untuk apa aku iri dengannya!"

Aku tidak bisa menahan diriku untuk tertawa. "Heol..., Jadi benar kau ini suka pada─"

"TERSERAH PADAMU! AING TEU PADULI!" cetusnya sebelum membuka pintu belakang dan masuk ke dalam mobil tanpa penjelasan. (Aku tidak peduli)

Aku mengepal tanganku dan melayangkannya ke udara. "Ya! Mengapa kau membentakku! Kalau kau tidak peduli, kau tidak perlu mengatur tempat dudukku, idiot!"

"Sudahlah, Kyung. Lebih baik kau duduk di belakang saja. Kasihan kakek itu kesepian di sana." ucap Chanyeol sambil terkekeh pelan.

"Sepertinya benar, dia iri jika saya ditemani putri cantik sepertimu."

Boy Meets EvilWhere stories live. Discover now