01

430 39 5
                                    

Kyungsoo.

Kalian tahu hal apa yang paling menakutkan? 

Ini bukan hal umum yang orang sering katakan. 

Kalau kuberitahu kalian pasti akan menertawaiku. 

Bagi mereka ini hal yang konyol, tapi bagiku ini bukan hal yang mudah. 

Tidak, aku tidak takut gelap. Banyak dari mereka yang mengatakan gelap itu menakutkan, bagiku tidak. Kegelapan bahkan adalah hal pertama yang menerimaku dengan baik, dibandingkan berada di bawah pancaran sinar, aku lebih memilih berada di tempat yang tidak terjangkau oleh sinar itu.

Dari mana aku tahu gelap itu tidak menakutkan? 

Karena gelap berarti sunyi, tidak ada suara apapun dan tak ada siapapun yang berada di sana. Aku lebih suka ketenangan dibandingkan dengan suara erangan dan teriakan di luar sana. 

Ibu yang mengenalkanku pada gelap. Ketika ayah datang dengan ikat pinggang favoritnya, ibu akan menggendong dan meletakkanku di kloset. Tempat itu minim cahaya namun beliau bilang ini adalah tempat yang paling aman dan kurasa itu benar. 

Aku aman. 

Ayah tidak akan menemukanku. Namun, aku bisa mendengar dengan jelas bagaimana sabetan ikat pinggang itu menggesek kulit ibuku. Aku pernah mengintip sekali dan di sana, di bawah pancaran sinar lampu, hal itu terjadi berulang kali, bersamaan dengan suara makian dan berbagai kontak fisik yang dilakukan oleh pria itu.

Esoknya aku akan menemukan berbagai luka lebam baik di wajah atau pergelangan tangan dan kaki ibu. Beliau bilang ayahku mabuk sehingga dia tidak sadar apa yang diperbuatnya. Aku tahu itu bohong, mana ada orang mabuk tiap hari? Kecuali jika dia sudah kehilangan akal sehat.

Jika gelap bukan hal yang paling menakutkan, lalu apa? Benda tajam? 

Kuakui itu benda itu menakutkan awalnya, tapi terima kasih kepada pria yang dijuluki ayah. Aku tidak pernah takut benda tajam lagi. Kalian tahu, ayahku punya cara unik untuk mendisiplinkan. Jika ada kesalahan yang kuperbuat, cukup dengan sebuah silet dia berbicara, terkadang jika mabuk, kepalan tangan akan melayang.

Simpel bukan?

Herannya, apapun yang kuperbuat di mata pria itu akan selalu salah. Ah, dia memang sudah kehilangan akal sehat atau- aku yang memang suka membuat kesalahan? 

Ya ... kau tahu ada sensasi tersendiri saat benda metal itu menggores permukaan kulitku. Terkadang aku juga menambahkan goresan tersendiri hingga membentuk sesuatu yang mungkin berbentuk tulisan atau ... abstrak?

Kupikir goresan-goresan itu terlihat bagus di badanku sampai aku bertemu dengan benda itu. Benda yang paling menakutkan.

Cermin.

Di sana, untuk pertama kalinya aku melihat diriku. Bagaimana rupaku selama ini, ternyata aku memiliki rambut hitam kusam dengan bola mata hitam yang kelam, terdapat bekas darah mengering di sudut bibir dan juga berbagai macam bekas gores dan lebam di sekujur tubuh. 

Terlihat menyedihkan sekali.

Tidak, itu bukan aku.

"Siapa kau?"

Pertanyaan itu yang pertama kali keluar dari mulutku. Tidak ada jawaban. Bahkan bayangan itu memberikan ekspresi sama denganku.

"Aku tidak menyedihkan sepertimu."

Kembali aku mengeluarkan suara, mataku menelusuri tiap bagian yang terpantul mulai dari wajah hingga telapak kaki. Kenapa dia terlihat menyedihkan? Tatapannya seakan tidak ada harapan di hari esok.

Breathe No More | CHANSOOWhere stories live. Discover now