Semacam Pemungkas

6.1K 762 263
                                    

Ketika Alamanda memintaku untuk menuliskan sebagian kisah hidupnya, semula aku tidak menganggapnya sebagai keputusan bijak. Hidupnya terlalu kacau balau, berantakan, dan lebih menyerupai tragedi daripada komedi, tetapi karena aku menghormatinya sebagai sesama penyihir (bukan gara-gara dia mengancam akan menculik kucing-kucingku, meskipun sebenarnya itu yang terjadi), aku pun bersedia. Walaupun kami sempat berselisih paham soal penentuan judul, pada akhirnya kami mencapai kesepakatan untuk menamai kisah ini sebagai "Alamanda dan Sihir yang Berujung Salah" alih-alih "Alamanda dan Dosa-Dosa Mengerikannya," atau, "Alamanda: Kubunuh Bapak Anakku demi Keabadian," atau bahkan—sebagaimana dicetuskan Mogwa: "Mogwa, si Kucing Hitam Tampan, Elegan, Menawan dan Budak Manusianya yang Bernama Alamanda."

Sayangnya, masih banyak inkonsistensi penyebab hiruk-pikuk mengenai detail-detail tertentu yang belum Alamanda (atau yang sekarang dipanggil Anya Reed) dan Mogwa paparkan kepadaku, sehingga aku berencana menambal lubang-lubang dalam kisah ini ketika aku bertemu mereka kali berikutnya. Bagi kalian yang ingin membaca lagi, kumohon untuk refresh/muat ulang cerita ini terlebih dahulu, ya.

Akhir kata, mohon maaf atas segala kekurangan dalam penulisan kisah ini. Aku akan sangat senang bila kalian bersedia memberi kesan/pesan dan mengabari bagian-bagian mana yang perlu ditambahkan atau diperbaiki di sini.

Terima kasih :)

Osaka, 2 Juni 2020
Salam,
Penyihir Besar Nellaneva

Alamanda (dan Sihir yang Berujung Salah) (Novel - Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang