Chapter 19

1.7K 231 19
                                    

"Jadi, kau kuliah disini?"

"Hmm. Terima kasih karena telah mengantarku. Dan juga kalung ini."

Jimin mengangguk setelahnya dan tersenyum dimana Lisa juga membalas senyuman itu. Lisa sudah akan beranjak untuk turun dari mobil. Namun Jimin menahan pergelangannya, dan membuatnya kini berbalik untuk menatap pada pria itu dengan bingung.

Jimin masih diam. Terlihat ragu untuk melakukannya. Namun ia menepis semua itu dan memilih untuk menepuk kepala Lisa dengan pelan.

"Selamat belajar."

Lisa tampak bingung disana. Namun ia memilih untuk mengangguk menjawabnya dan mengucapkan terima kasih. Dan setelahnya, ia pun benar-benar keluar dari mobil Jimin. Melambaikan tangannya pada pria itu dan Jimin yang membalasnya.

Jimin tersenyum menatap kepergian Lisa. Memilih untuk melajukan mobilnya untuk pergi dari area kampus dengan perasaan senang. Tentu saja. Ia tengah bahagia saat ini. Bertemu kembali dengan sahabat kecilnya. Sekaligus pujaan hatinya.

.

.

"Jadi, dia teman masa kecilmu dan sekarang telah kembali ke Seoul?"

"Aku juga tak tahu apa ia akan menetap di Seoul atau tidak. Kami belum mengobrol banyak tadi."

"Bagaimana? Apa dia semakin tampan dari terakhir kali kau lihat?"

Tak

"Ya, kenapa memukulku?" Rose meringis setelah mendapat sebuah pukulan kecil dari Lisa dengan sendok yang ia pegang.

"Oops, maaf. Tanganku terpeleset oleh sendok ini. Maaf jika itu mengenai kepalamu."

Rose merengut setelah mendengar ucapan Lisa. "Ck, kau cemburu karena aku membicarakan temanmu itu?"

"Untuk apa aku cemburu? Kau sudah memiliki Tae Oppa. Jadi aku hanya berjaga-jaga saja. Jimin harus mendapatkan seorang gadis yang baik. Dan itu bukan kau."

"Aku hanya bertanya saja apakah ia semakin tampan dari terakhir kau lihat."

"Bisakah kalian berhenti dan lanjutkan makan kalian?"

Dan mendapat teguran dari Jennie membuat keduanya bungkam dan memilih untuk melanjutkan makan mereka.

Tok Tok

Keempatnya terkesiap oleh suara ketukan pada kaca jendela disamping mereka. Terkejut karena mendapati seorang pria yang tersenyum dan melambaikan tangannya pada mereka.

Lisa menjadi orang yang paling senang di antara ketiganya. Memilih untuk membereskan semua barang-barangnya dan beranjak dari duduknya.

"Eonnideul, aku pergi dulu. Sudah ada paman yang menjemputku."

Tanpa menunggu jawaban dari ketiganya, Lisa berlalu begitu saja keluar dari cafe tempat mereka berempat berkumpul sebelumnya. Ia bahkan berlari dan memeluk Hoseok dengan cepat. Membuat pria itu tersenyum karena dirinya yang hampir saja limbung karena keantusiasan Lisa.

"Apa kau sebegitu senangnya bertemu denganku?"

"Aku selalu merindukan paman. Bahkan saat paman dihadapanku, aku selalu merindukanmu."

Lisa merenggangkan pelukannya. Menangkup wajah Hoseok dan menciumnya tepat di bibir. Hanya sebuah kecupan manis sebelum ia melepaskan tautan bibir mereka dan menghasilkan senyum di wajah keduanya.

"Kita akan kemana memangnya? Paman bilang ingin mengajakku pergi." Lisa sudah berpindah merangkul lengan Hoseok saat ini. Dimana keduanya juga sudah berjalan menuju dimana mobil Hoseok terparkir.

forbidden love ❌ hopeliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang