dua

118 17 2
                                    


***

Beberapa menit lagi pesawat sheela akan mendarat ke airport jakarta. Sheela mulai khawatir siapakah yang akan memjemputnya nanti? Apakah bibinya sudah di airport? Ataukah sang bibi melupakan keponakannya ini?

"Bapak dan Ibu yang terhormat, sebentar lagi kita akan mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di jakarta"

fix! karena pengumuman itu, jantung sheela menjadi tidak karuan. Apa lagi jika memikirkan nasibnya kalau tidak di jemput sang bibi.

sudah saatnya semua penumpang turun dari pesawat. sheela terlihat pasrah, semoga saja bibinya sudah menunggunya di depan airport.

Setibanya di depan airport sheela melihat dua orang lelaki yang sedang celingak-celinguk seperti mencari seseorang. sheela tidak menggubris, dia malah terus saja berjalan di depan mereka.

"Hoi sheela! Lo sheela kan?" Ucap salah seorang di antaranya.

"Vin, lo yakin kalo ini si sheela yang anaknya paman?" Tanya lelaki yang satunya lagi.

"iya saya sheela, kamu dua ini siapa?" sheela agak khawatir karena sepertinya sheela tidak mengenal mereka.

"Kok gue rada nggak yakin yah, lo beneran sheela? Rambu sheela kan yah? Masa lo lupa sama gue? Nih gue perjelas, nama gue alvino dan itu alvito. Gue sepupu lo yang ..." belum selesai alvino memperkenalkan dirinya, alvito sudah memotong pembicaraan.

"Lo kalo ngomong tuh yah, pake titik koma napa!" Alvito yang merasa risih dengan penjelasan alvino yang terlalu berputar-putar.

"Oh, jadi kamu dua ni anak kembarnya bibi liana? Jangan marah eh saya sudah agak lupa." Sheela memasang wajah cengengesan khas yang membuat pipinya terlihat makin chubby.

"Wahh yakin lo? yang bener aja, masa lo lupa kita?" alvino tidak terima, bisa-bisanya sheela melupakan wajahnya yang sebenarnya sulit untuk di lupakan itu.

"Eh, eh, udah deh yah mendingan sekarang kita pulang aja, kasian nih si sheela pasti capek, Udah yah jangan lo ceramahin dulu" vito mengangkat barang-barang bawaan sheela dengan telaten, dia tau saat ini pasti sheela sedang lelah.

mereka bertiga sekarang berada di dalam mobil honda jazz silver milik vito. Sepanjang jalan mereka asik berbincang mengenai masa kecil sheela, dimana dulu sheela adalah anak perempuan yang sangat usil dan suka menyiksa saudara-saudaranya itu.

20 menit berlalu, mobil vito memasuki pekarangan rumah yang menurut sheela sebelas-duabelas dengan rumah penginapan di sumba. Halamannya juga terlihat luas sangat berbeda jauh dengan rumah sheela yang ada di sumba.

"Sheel, Mau sampe kapan lo bengong doang di situ? Ayok masuk!" Ucap vito yang di angguki oleh sheela

"Vito, vino, ini betulan rumahnya bibi kan?" sheela setengah tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Bukan, ini rumah tukang kebon gue. Ya rumah gue lah sheel, Ngapain gue capek-capek nganterin lo ke rumah orang lain?"sheela terlalu lamban. Sehingga membuat vino menarik tangannya untuk segera masuk ke dalam rumah.

"mah, ini sheela udah di di jemput dengan selamat serta sentosa." Vino ini seperti di hutan saja. kalo sheela yang berteriak seperti ini, maka bisa-bisa ia di akan gantung oleh mamanya di depan pintu rumah.

seorang wanita paruh baya yang masih terlihat awet muda di usianya berjalan dari arah belakang rumah, dia adalah liana. Ibu dari alvino-alvito dan bibi dari sheela.


***

Rambu SheelaWhere stories live. Discover now