Sidney #4

18K 3.2K 138
                                    

Keesokan paginya, ada yang berubah dari penampilan Sidney. Jika biasanya dia menggunakan skinny jeans dengan kemeja kedodoran, kali ini Sidney kembali menggunakan dress. Jenis pakaian yang Sidney gunakan sejak dia bisa mengingat sampai hari-hari awalnya di kantor.

Sidney hanya berusaha berbaur dengan menanggalkan dress dan menggantinya dengan pakaian kasual. Terbukti setelah dia mengubah dirinya, pelan-pelan teman-teman satu divisinya mulai akrab dengannya. Meski begitu, kedua kakak dan Mama Vera tidak terlalu suka dengan penampilan baru Sidney. Namun mereka tetap menghormati pilihan gadis itu.

Kemudian, ketika dua tahun lamanya Sidney yang akrab dengan jeans kembali menggunakan dress, keluarganya kembali berbunga-bunga kayak padang savana di gunung merbabu. Memberinya pujian dan pertanyaan mengenai alasannya. Menggodanya bahwa bisa saja Sidney sedang jatuh cinta.

Wajah Sidney merona malu. Meski memang bukan karena jatuh cinta dia mengubah penampilannya. Lebih tepatnya, dia harus membuat Kalvin menyukainya.

"Nanti gue jemput ya," pesan Rian yang kali ini mengantarnya ke kantor. Biasanya Bima lah yang mengantar jemput Sidney. Menjadi pawang Sidney dan menjauhkannya dari pria-pria yang berpotensi merusak kepolosan Sidney. Memang posesif si Bima itu. Tahulah mengapa Sidney masih jomlo meski usianya sudah seperempat abad.

Sejak semalam Bima terlihat sibuk sehingga meminta Sidney pulang menggunakan taksi. Tentu saja pada akhirnya, Kalvin yang mengantarnya pulang. Pagi tadi, Bima juga buru-buru sarapan. Berangkat ke kantornya secepat mungkin dengan memerintah Rian yang kebetulan sedang libur dari pekerjaannya di lepas pantai nan jauh di sana. Rian memang nggak kerja di Jakarta. Dalam sebulan, dia hanya balik selama seminggu. Itu pun waktu yang digunakan Rian di rumah hanya untuk bermalas-malasan.

"Nggak usah Kak. Kayaknya nanti bakalan lembur deh," bohong Sidney.

Bagi Sidney, nggak ada tuh acara lemburan kecuali nemenin Yudha main DOTA. Tapi Sidney kan butuh waktu untuk bisa menggaet calon termodus. Atau rencananya nggak akan bisa berhasil. Beruntung juga karena Rian nggak seposesif Bima. Masih bisa lah di nego buat ngebebasin Sidney dikit. Kakaknya yang satu ini cukup bisa menerima meski dia akhirnya nyeletuk, "Mau lembur apa pacaran, Dek?"

Kontan saja wajah Sidney memerah dengan cepat. Bukan pacaran sih. Lebih tepatnya nyari pacar. Dia juga butuh memastikan Bang Nara udah minta air yang sudah dijampi-jampi sama dukun tersohor di Cipete.

Rian terkekeh melihat wajah Sidney yang memerah. Dia memang hobi ngerjain adeknya ini. Lagian Rian nggak mungkin bisa ngerjain Bima. Akhirnya dia mengacak rambut kepala Sidney. Membuat gadis itu memberengut kesal.

"Jangan diacak-acak, ih!" protesnya. Dia lalu segera keluar. Berdecak kesal sebelum menutup pintu CRV milik Rian dengan keras. Meski Rian nggak posesif, tapi dia masih terus memperlakukan Sidney seperti anak kecil. Jadi anak bontot memang serba salah. Kalau gini kan Sidney jadi keuzel.

"Sid, tunggu!" seru Rian sembari keluar dari mobilnya. Tangannya menenteng ransel Sidney yang bermotif bunga. Sesuai dengan setelan yang dia gunakan kali ini. Langkah kaki Rian yang lebih panjang membuat pria itu berhasil menyusul Sidney dengan cepat.

"Udah gede, kan? Jangan teledor lagi, ya!" katanya dengan wajah mengejek yang kentara.

Bibir Sidney masih merengut. Tetapi dia menerima juga ransel yang Rian sodorkan.

"Nih!" seloroh Rian lagi sembari mengangsurkan tangannya.

"Apa?" tanya Sidney bingung. "Lo bukannya minta bayaran kan, Kak?"

Rian mendengkus geli. Dengan memaksa, pria itu mengambil sebelah tangan Sidney. Kembali memaksa Sidney untuk mencium punggung tangannya. Cara menghormati orang yang lebih tua kan memang begitu. Meski Sidney sudah dewasa, ajaran baik begitu nggak seharusnya dilupakan.

Hal itu akan menjadi biasa saja jika mereka di rumah. Tetapi ketika Rian dan Sidney melakukan pertunjukkan ala-ala sinetron yang bisa aja berjudul : kakakku bukan kakakku yang jatuh cinta kepadaku padahal enggak, Sidney menyadari bahwa mereka sudah menjadi pusat perhatian.

Beberapa orang bahkan nggak keberatan berhenti dan melihat mereka. Beberapa orang yang satu kantor dengannya bahkan terlihat menganga.

"Kalau beneran mau jemput telepon-"

"Iya! Sana pergi!" usir Sidney sembari mendorong Rian menjauh. Yang didorong malah tergelak senang. Nyebelin emang kakak resek satu itu!

Sidney menarik napas panjang. Mengangkat wajahnya dan nggak memedulikan tatapan bertanya-tanya beberapa orang yang dia kenali lewat wajahnya. Nggak sengaja, Sidney juga melihat Yudha dikejauhan yang mengedipkan sebelah matanya sambil terkekeh. Sementara di samping Yudha, Arga memberikan tatapan nggak suka kepada Sidney.

Ew, ada apa sih dengan pria penyuka susu pisang itu?

***












Sebelum ditagih karena vi_roez emaknya Sevilla update, nih berbie kasih bab 4 Sidney!
Masih pada di teamnya masing-masing kah?
Si Lesssugar18 emaknya Berlin masa berubah haluan jadi team Yudha 😐
Kalo bebeklucu mah udah gak perlu ditanyain. Dia malahan fokusnya pengen tau susu kemasan rasa pisang kesukaan Arga. Ituloh merknya, Indomilk. Yang suka ada promo di Indomart buy 2 get 3. 😂 (moga ada manajer indomilk atau indomart yang baca notes gw, terus gw di endorse susu gratis setahun. Amin!)

Salam susu pisang!Toas!!!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Salam susu pisang!
Toas!!!!

SIDNEY [End]Where stories live. Discover now