Sidney #5

18.7K 3.4K 248
                                    

Sidney nggak terlalu mikirin kelakuan aneh Arga si mister kulkas. Lagian ya, dia kan emang nggak akrab-akrab banget sama agar agar swallow itu. Kalau kenyataannya cowok itu emang punya kemampuan supranatural, Sidney juga punya Bang Nara buat back up-in Sidney dong.

Berjalan menuju lift, dia melihat Yudha yang berdiri dengan tangan yang dimasukan ke dalam kantong celananya. Wajahnya masih berseri-seri dengan kekehan yang nggak selesai-selesai.

"Morning, Sidney," sapa Yudha sok manis.

Kening Sidney mengernyit. Hidungnya juga ikut mengernyit karena jijik. Yudha yang dia kenal nggak semanis ini. Malah lebih ke arah tengil yang ngalah-ngalahin tengilnya Rian.

Mata Yudha lalu dengan sengaja memindai penampilan Sidney dari atas ke bawah. Dari bawah ke atas. "Ada angin apa lo pake baju kayak gitu? Nggak takut ya lo?"

Kernyitan di kening Sidney semakin dalam. Lama-lama, dia bisa mulai mengeriput lebih cepat diusianya yang seperempat abad. "Kenapa mesti takut?" decak Sidney. Dia lalu melirik dengan ekor matanya kepada si agar-agar swallow yang tampak nggak sedikit pun meliriknya.

Aneh banget ya gue? Batin Sidney mulai bertanya-tanya. Saat ini, tepatnya di depan lift yang akan membawa mereka naik ke kantornya, yang kenal banget dengan Sidney cuma si Yudha dan Arga. Dua-duanya juga teman satu divisinya. Tapi kok reaksi mereka beda jauh gini sih?

Nggak berapa lama, pintu lift terbuka. Para karyawan yang sudah menanti segera berbondong mengisi ruang kosong yang masih bisa ditempati. Memindai keycard di bagian pintu lift yang akan mengantarkan mereka ke masing-masing lantai. Dengan adanya Yudha, pekerjaan itu cukup dilakukan oleh dia. Nggak mungkin juga kalo agar-agar swallow bakalan sepeka itu.

Sebelum pintu lift tertutup sempurna, sesosok cewek dengan penampilan mbak-mbak ala Syahrini ikut menyeruak. Baju merahnya tampak cetar di antara pegawai lain yang memang kebanyakan memilih warna yang lebih soft. Bau parfum yang tajam langsung mengisi sistem sirkulasi udara di sana. Uuh, Sidney kan bisa mendadak pusing kalau gini caranya. Secara, dia aja cuma kenal cologne Switzal buat bayi atau parfum sekelas B&B kids yang aroma kiwi.

Tetapi, penampilan glamor si mbak-mbak Syahrini bisa sedikit mengalihkan konsentrasi indra penciuman Sidney

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tetapi, penampilan glamor si mbak-mbak Syahrini bisa sedikit mengalihkan konsentrasi indra penciuman Sidney. Sidney melihat penampilan dirinya melalui bayangan dinding lift. Dengan overal floral dan polo shirt terlihat seperti anak kuliahan tingkat awal meski usianya nggak semuda itu.

Sementara mbak Syahrini kawe itu tampil kondangan-able meski dia cuma ke kantor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara mbak Syahrini kawe itu tampil kondangan-able meski dia cuma ke kantor. Eh beneran ya dia orang kantor sini?

Sidney tertular kelakuan Yudha. Memindai penampilan Syahrini kawe sehingga membuat wanita itu tampak risih.

"Ada apa ya?" tembak Mbak Syahrini langsung.

"Hah?" jawab Sidney gelagapan. Dia kan nggak siap tiba-tiba ditanyain kayak gitu. Tapi nggak papa deh, mungkin Sidney bisa berguru sama dia.

Mulut Sidney sudah hampir membuka dan bertanya mengenai di mana si Mbak Syahrini itu bekerja ketika lift terbuka, membuat sebagian orang turun termasuk wanita itu. Yah gagal deh. Padahal kan Sidney pengen berguru kiat-kiat menggaet cowok. Penampilan mbak baju merah itu kelihatan banget masternya menggaet pria mapan. Tipe-tipe yang bakalan disukai sama pria macam Kalvin gitu.

"Kalo lo pengen dikawinin, mestinya lo pake baju menggoda kayak cewek yang tadi," bisik Yudha pelan di telinga Sidney. Dia menyeringai congkak sebelum kembali memundurkan kepalanya.

"Lo kenal dia?"

Yudha memutar bola matanya sangsi. "Siapa yang nggak kenal London Sarasvati yang bahenol dan seksi itu sih, Sid?" kelakarnya dengan suara cukup keras. Pasalnya, yang tersisa di dalam lift ternyata hanya mereka bertiga. Nggak apa deh kalau si Yudha langsung mengaktifkan mode bawel dan reseknya.

Tuh kan. Mbak yang tadi itu pasti selebgram juga sampai Yudha paham banget. Tapi penilaian Yudha nggak bisa dijadikan tolok ukur dong. Dia nggak bakalan percaya sama cowok yang hobinya main waifu. Punya pacar aja cuma dua dimensi.

"Lo juga kenal?" tanya Sidney mengabaikan ujaran Yudha. Kepalanya menoleh ke arah yang berlawanan dengan pria kurang satu ons itu dan menghadap ke Arga yang kayaknya nggak bergerak seinci pun dari tempatnya semula.

Beberapa detik berlalu tanpa jawaban Arga. Sidney sendiri mulai menyadari kebodohannya yang ingin membuktikan perkataan Yudha mengenai tampil se-wow itu dan efeknya kepada para manusia bertestikel. Kapan-kapan kayaknya Sidney mesti bikin ulasan mengenai hal itu deh. Lagian, masa sih dia mesti tampil gitu? Nggak Sidney banget rasanya.

"Nggak. Gue nggak kenal," celetuk Arga tiba-tiba. Pintu lift yang menunjukkan kantornya pun terbuka. Mereka bersiap keluar ketika Arga kembali berkata, "Lagian, lo lebih cantik daripada cewek yang tadi."

"Huh?" Reaksi Sidney bingung.

Sementara Yudha malah terkekeh keras sembari menggelengkan kepalanya melihat Arga yang sok cool dan Sidney yang wajahnya kini mulai memerah.

***










Bikos gw lagi pengen makan orang dan bertepatan dan slogan #eugh, monday. Gw post ini. Nyenengin orang kan berpahala.
Jangan lupa komen yang banyak biar gw juga bahagia ya.

Sapa yang mau lanjut cung cung cung!!! ☝ (meminjam kebiasaan si bebek kwek-kwek)
Hahahaha.
Masih:

#team Arga?

#team Kalvin?

#team Yudha?

#team Bang Nara?

Kalo si otor mau team Rian aja boleh nggak sih?
#eeeeeeh 🙈🙈🙈🙈🙈

SIDNEY [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang