PART 2

229 129 75
                                    

"Zee Natalie." panggil seorang suster dengan nada lembutnya.

Monic menangguk dan mengantarkan putrinya menemui dokter yang ada di dalam ruangan. Zee sedikit gugup menghadapi keadaan ini, untuk kemotherapy  pertama yang dijalaninya. Apakah nanti ia akan sembuh? Atau justru sebaliknya, dia akan sembuh dari segala hal penyakit dan kembali pada sang Kuasa. Keringat dingin bercampur aduk dengan seguratan wajahnya itu. Matanya terlalu pasrah untuk menyikapi hal itu.

"Ma, doain Zee ya."

Monic langsung memeluk erar putri semata wayangnya itu, meneteskan air matanya dalam balutan pelukan itu. Menangis sederas mungkin, berharap sang Zee akan baik-baik saja.

"Sayang kamu jangan takut, jangan khawatir. Mama akan selalu ada bersamamu." ucapnya.

Zee mengelap air mata Monic, lalu menampilkan wajah setenang mungkin. Wajah dengan sejuta kenangan yang tersimpan baik dalam memori Monic. Zee menatap Monic dengan tenang, ketika ia melepaskan eratan pelukannya itu.

"Zee pasti akan baik-baik saja Ma, mama jangan sedih."

"Iya sayang, kamu harus baik-baik saja ya."

Akhirnya dengan melepas genggaman tangan Monic, gadis itu akhirnya meluncur menuju ke suatu ruangan khusus. Bersamaan dengan perlengkapan khusus juga. Sementara Monic menunggu di luar ruangan, dengan segenap doa yang ia panjatkan. Semoga apa yang diharapkannya tidak akan kontradiktif dengan hasilnya nanti. Ruangan itu benar-benar di desain serapat mungkin, tidak ada celah untuk bisa menyaksikannya.

"Tante Monic."

Sebuah suara tenor menggema di sudut luar ruangan Zee melakukan kemo. Monic menelisik suara itu, dan melihat siapa? Pria sweater abu-abu. Itu Ricky Delvano. Dengan nafas yang masih tersenggal-senggal itu, Ricky menghampiri Monic dengan serta merta berusaha bertanya bagaimana keadaan Zee.

"Tante, siapa yang sakit? Tante ngapain ada di sini, dan mana Zee?" seruntutan pertanyaan tersaji di hadapan Monic.

Monic masih diam saja, yang ia tahu saat ini adalah Ricky hanyalah mantan dari putrinya itu. Lalu mengapa dia kembali lagi? Kata Zee juga, ia tidak akan mau lagi bertemu dengannya. Apa Ricky telah melakukan hal buruk pada Zee?

"Mau ngapain kamu kesini?" sulut Monic berkacak pinggang dengan nada ketus.

Ricky semakin tidak mengerti, bagimana bisa jawaban Monic seketus itu.

"Aku kesini mau nyari Zee, tan."

"Untuk apa? Bukankah kalian sudah putus hubungan? Lalu apa urusannya?" jawab Monic semakin menaikan oktaf suaranya. Dilipatkannya tangannya pada bagian bawah dada.

Ricky tertunduk serius. "Iya kami memang sudah putus. Tapi tante, aku tidak terima ini, Zee memutuskan hubungan ini secara sepihak tanpa alasan yang jelas. Aku masih mencintai anak tante, Zee."

"Tidak terima? Lantas kenapa kamu menyakiti hati putriku? Kamu tau kan dia sedang sakit, tak bisakah kamu mengerti."

"Zee sakit? Sakit apa?"

Monic mendesah pelan, mengeluarkan udara kotor yang tertampun dalam dirinya. Bagaimana bisa Ricky tidak tahu keadaan Zee yang sebenarnya.

"Zee hanya bilang, jangan pernah temuin dia lagi. Dia bahkan pernah bilang jika dia membencimu. Pergilah Ricky."

"Tapi tante, saya sama sekali tidak mengerti. Selama ini saya berusaha menjadi kekasih Zee dengan baik. Bahkan saya tidak pernah berani menyakitinya."

"Pergilah Ric." sahut Monic yang semakin mempertegas gelagatnya dalam mengusir pria remaja tersebut.

Di situ, Ricky hanya bisa pasrah. Ia akhirnya memutuskan untuk pergi meninggalkan tempat itu. Dengan sejuta tanda tanya pastinya.

Note :
Heyou, ini part ketiga?
Gimana?
Otw 600 words wkwkw, dari part 1-3 udah 3k word belum? Ah belum😰
Jadi doain ya semoga cerita ngawur ini selese sesuai deadline.
RedCommunity❤

Firsfr

HATI - SongFict [Completed]Where stories live. Discover now