dua puluh satu

3.8K 286 4
                                    


















Mata bulat itu kini tengah menatap sayu memandang pemandangan yang ada di hadapannya, pemandangan yang sama sekali tak pernah dia sangka sebelumnya, karangan bunga yang besar di hadapannya dengan bertuliskan TURUT BERDUKA CITA. Di tengahnya terdapat sebuah bingkai foto dengan seorang wanita dengan senyumam yang amat lembut menyapa setiap orang yang memandangnya.

Sebuah tangan terulur meraba permukaan bingkai foto itu.

" Omma.....omma...." Lirihnya.

Air matanya kembali jatuh. Dia kembali terduduk di depan karangan bunga itu. Kakinya benar benar tak bisa menopang berat badannya, dia lemah, bahkan bisa di bilang hampir tak bisa bernafas lagi, dadanya begitu sesak, sampai sampai dia sendiri memukul mukul dadanya saking tak bisa menahannya.

" Sudahlah sayang..., kamu harus ikhlas...kalau kamu seperti ini omma yakin, ommamu pasti tidak akan tenang. " Mama Kim memeluk Jungkook menenangkan hati anak itu. Akhirnya ketakutannya datang juga, hari di mana sahabatnya meninggalkan anaknya sebatang kara, menuju tempat yang tak pernah dia tau di mana ujungnya.

Jungkook hanya mampu menangis di dalam pelukan mama Kim.

















Jungkook sudah kembali kerumah, dia hanya mengunci diri di kamar, tak mau keluar. Tidak makan dan minum. Mama Kim sudah dari tadi membujuk tapi Jungkook tetap tak mau keluar.

Sekarang mama Kim sedang berada di meja makan. Pikirannya tiba tiba teringat akan anaknya Kim Taehyung yang dari tadi tidak menampakkan batang hidungnya.

" Kim Taehyung bodoh ini sebenarnya kemana sih....susah sekali di hubungi " Lalu dia mencoba menghubungi Taehyung lagi.


















Sementara itu di sebuah restorant Taehyung dan Lisa juga beberapa temannya tengah asyik menyantap makanan, asik bercerita satu sama lain. Lisa ternyata tadi mengajak Taehyung untuk ikut makan bersama sekalian mengadakan pesta perpisahan mereka. Taehyung tak bisa menolak, mengingat ini mungkin terakhir kalinya dia bertemu Lisa. Biar bagaimanapun dia tidak ingin mengecewakan Lisa.

Tiba tiba pintu restorant itu terbuka. Sedikit terpaksa dan mengeluarkan  suara gaduh, membuat semua mata orang yang berada di dalamnya menatap pintu itu.

Bruuuk...

Jimmin terlihat jatuh setelah berhasil mendorong pintu itu, dia meringis kesakitan, lalu berdiri menuju meja Taehyung.

" Disini kau rupanya....hhhhh hhhh aku dari tadi mencarimu..hhhhh" Nafasnya tersenggal. Tangannya memegang perutnya. Dari apa yang Taehyung lihat sepertinya sahabatnya itu habis berlari kencang.

" Kau minum dulu...." Taehyung memberikan air yang ada di mejanya.

Jimmin dengan sigap meneguknya melepas dahaganya. Habis air segelas di tangannya. Dia membersihkan sisa air dimulutnya dengan punggung tangan.

" Ada apa, sampai sebegitunya kau mencari ku " Taehyung penasaran apa yang menyebabkan Jimmin seperti itu

" Hanphone kenapa tidak aktif.,, dari tadi ommamu mencoba menghubungimu. " Jimmin menjelaskan

" Ah...mbian....batrainya habis, ada di dalam tas, memang nya ada apa " Taehyung menjawab.

" Temui Jungkook,...dia sekarang membutuhkanmu " Jelas jimmin.

Taehyung menautkan alisnya. Kenapa Jungkook membutuhkanya, sejenak dia melirik Lisa, yang ternyata juga penasaran akan apa yang di katakan Jimmin.

" Ommanya meninggal tepat sebelum akan berangkat ke sekolah menghadiri acara kelulusan sekolah Jungkook.  "



Bagai di sambar petir di siang bolong Taehyung mendengar apa yang di katakan Jimmin

" Jangan bercanda Chim..."

"MEMANGNYA SIAPA YANG BERCANDA DENGAN KABAR KEMATIAN SESEORANG HUH,...." jimmin kesal.

Tanpa bicara lagi Taehyung mengambil jaketnya yang tersandar di kursi, dan secepat kilat berlari meninggalkan tempat itu,




" Jungkook nmaafkan aku....maafkan aku...aku tidak tau....ku mohon kau sabar...bertahanlah...."



















Kookie jadi yatim piatu dong....

Friend Is Love / Taekook (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang