23. PIECES OF TIME (CHAPTER 3/END)

Start from the beginning
                                    

Jiae membelalakkan matanya. Kalimat itu. Seharusnya Yoongi tidak pernah mengucapkan kalimat itu. Hati Jiae hancur. Jiyong sudah tiada, dan Yoongi...dia menghancurkan hati Jiae hingga serpihan. Dan itu membuat Jiae berpikir sekali saja untuk mengakhiri rumah tangganya dengan Yoongi.

"Apa kalau aku bicara padamu lalu kau akan mendengarkanku? Apa kalau aku bercerita perihal penyakit Jiyong lalu kau akan peduli pada kami? Apa dengan aku berkata seperti itu akankah kau menjadi seorang kepala keluarga yang baik? Yoongi, selama ini aku pertaruhkan segalanya supaya aku bisa bersamamu. Aku mencintaimu, dan itulah mengapa aku bisa meninggalkan hartaku, pekerjaanku, keluargaku, bahkan membuat ayahku stress dan meninggal. Aku tidak pernah menyesal telah meniggalkan segalanya yang ada padaku saat dulu. Kenapa? Karena aku amat sangat mencintaimu, Yoongi. Aku tidak memandangmu sebagai lulusan SMA, atau sebagai anak broken home, atau sebagai buruh di pelabuhan. Aku tidak pernah mengeluh kalau rumah yang kutempati sangat tidak layak, aku tidak berdandan seperti yang lain, atau aku tidak bisa makan seperti orang normal lainnya. Aku punya Jiyong, aku puya kau, dua orang yang paling kucintai. Tapi kau tidak pernah melihat hati ini. Hatiku memang kecil, Yoongi. Aku bukan siapa-siapa di dunia ini. Aku adalah istri Min Yoongi dan ibu Min Jiyong. Hanya dengan kedua nama itu saja aku sudah bangga. Apa perlu aku teriakkan kalau aku ini pewaris keluarga Yoo? Yoongi, ini adalah titik jenuhku, titik kesudahanku untuk bersabar padamu. Aku sudah angkat tangan, selanjutnya itu terserah kau."

Hati Yoongi terasa dihantam meteor. Selama ini, Yoongi pikir Jiae diam karena memang Jiae pendiam. Yoongi baru pertama kali ini mendengar keluh kesah Jiae. Pertama kali, dan mungkin akan menjadi yang terakhir kali.

"Tapi kau mengatakan hal itu di depan Jiyong. Tubuh Jiyong yang rohnya telah tiada. Kenapa tidak mengatakan hal itu saat Jiyong masih hidup? Bukankah kau tidak pernah menginginkan kehadiran Jiyong? Kau sendiri yang bilang kalau anak hanya menyusahkan. Tapi aku salah. Aku belum tertidur kalau kau belum tertidur, itulah mengapa aku tahu kalau kau selalu membacakan cerita sebelum Jiyong tidur, kau selalu memeluknya dan menyuruhnya untuk menyayangi kita apapun yang terjadi. Yoongi, aku lelah," kata Jiae.

Yoongi menatap Jiae yang perlahan naik ke tempat tidur Jiyong dan tidur di sebelah Jiyong. Jiae memeluk Jiyong. Air mata Jiae mengalir lagi.

"Jiyong, selamat malam."

...

"Untuk ini, Tuan Min Yoongi dinyatakan bersalah atas tuduhan pembunuhan anak Min Jiyong dan akan dihukum hukuman penjara dua puluh tahun. Sidang ditutup."

Hampir semua undangan bertepuk tangan.

"TUNGGU!" teriak seorang wanita sambil mendobrak pintu ruang sidang.

"Ada ap...a?" gumam Yoongi sambil mendongak pada wanita itu.

"Pak hakim, tolonglah. Saya minta sidang ini dibuka lagi. Saya punya usul," kata wanita itu.

"Anda siapa?" tanya hakim.

"Saya saudara Tuan Min. Min Yoonji namaku," jawab Yoonji.

"Lalu? Apa yang bisa anda jadikan jaminan perubahan keputusan?" tanya hakim.

"Selanjutnya bisa dijelaskan sendiri oleh Nyonya Min sendiri," jawab Yoonji sambil mengerling pada Jiae. Jiae mendelik pada Yoonji.

"Nyonya... Min?" tanya hakim.

Jiae memejamkan matanya dan berdiri.

"Karena ini adalah masalah di keluarga saya sendiri, saya memilih Tuan Yoongi untuk tidak dihukum penjara. Saya memilih untuk kami...bercerai."

Yoongi mendongak dan menatap Jiae tidak percaya.

"Ah, tidak bisa! Sidangnya tadi sudah ditutup, berarti sudah tidak dapat diganggu gugat!" teriak paman Jiae.

BANGLYZ FANFICTION || BTS-LOVELYZWhere stories live. Discover now