21. PIECES OF TIME (CHAPTER 1)

En başından başla
                                    

Yoongi mengatur napasnya. Yoongi tidak menyangka kehidupannya seperti ini jadinya. Yoongi selalu disulitkan dengan segala perkara yang dibuat oleh Jiae.

Sudah kubilang, keluarga mereka itu rumit.

"Yoo-Yoongi..." panggil Jiae.

Yoongi membuang napas dengan kasar dan meninggalkan rumah. Begitulah setiap kali mereka bertengkar.

Jiae menangis dan memegangi punggungnya. Perih. Sangat perih.

"Ma?" panggil seseorang. Dengan suara kecilnya dan langkah kecilnya, orang itu mendekati Jiae.

"Ma, papa di mana?" tanyanya.

Jiae menggeleng dan mencoba untuk tersenyum. Demi apapun, Jiae akan terus tersenyum untuk mutiara kehidupannya, Min Jiyong. Jiyong yang masih berusia tujuh tahun itu duduk di pangkuan Jiae dan memeluk Jiae.

"Ma, tadi papa belikan aku boneka perempuan, cantik sekali," kata Jiyong.

"Oh, ya? Wah, papa sayang sekali pada Jiyong. Jiyong sekolah yang pintar, ya!" balas Jiae.

Beruntungnya, keluarga ini diberikan seorang anak laki-laki yang mengerti keadaan orangtuanya. Jiyong tidak pernah meminta macam-macam. Jiyong hanya melihat teman-temannya yang bermain mobil-mobilan dan selalu diantar sekolah oleh orangtuanya.

Jiyong tidak menuntut orangtuanya meskipun ia dibelikan mainan anak perempuan oleh ayahnya. Jiyong rindu kedua orangtuanya mengantarnya ke sekolah seperti teman-temannya.

"Mama, besok Jiyong diantar ke sekolah, ya?" tanya Jiyong.

"Jiyong sayang, mama besok harus bangun pagi sekali untuk bekerja. Papa juga begitu. Maaf, ya? Lain kali saja," respon Jiae.

Sekali lagi, Jiyong menerima semuanya itu. Realita sulit yang harus diterima seorang anak tujuh tahun yang rindu kedamaian di keluarganya.

Jiae tidak bisa tidur. Luka di punggungnya sangatlah perih untuk tidur. Jiae juga tidak kuat jika harus tidur tengkurap terus.

Berkali-kali Jiae membolak-balikkan badannya untuk mencari posisi yang tepat, tapi semua itu sia-sia. Jiae tidak bisa tidur.

...

Hari ini adalah peringatan hari kematian ayah Jiae. Jiae punya kerinduan untuk menengok ayahnya, tapi Jiae tidak punya sesuatu untuk dibawa ke pemakaman. Jiae merogoh semua kantung bajunya.

Beruntung Jiae menemukan tiga puluh empat ribu won dari semua kantungnya. Jiae ingin membawakan makanan kesukaan ayahnya, kue beras. Jiae juga ingin mengunjungi keluarganya. Keluarga yang sangat ia rindukan.

Jiae melangkah memasuki pemakaman mewah tersebut. Langkahnya lambat karena ia masih menahan sakit di punggungnya.

Ah, Jiae menemukan makam ayahnya. Dan untungnya di sana juga ada keluarganya.

"Apa kabar semuanya?" sapa Jiae.

Semua yang Jiae anggap sebagai "keluarga" itu menengok ke arah Jiae.

"Siapa kau?" tanya salah seorang dari mereka sambil memperhatikan Jiae dari ujung atas hingga bawah tubuh Jiae.

"Kenapa pelacur itu bisa ada di sini? Membuat suasana buruk saja," balas yang lainnya.

Jiae membuka mulutnya. Tapi tidak ada sepatah kata pun yang ia keluarkan. Jiae memandang ibunya yang sedang berjongkok di depan makam dan sekarang ikut menengok ke arah Jiae.

"Ibu..." panggil Jiae.

Ibu Jiae mendengus.

"Ibu? Masih pantas kau memanggilku ibu, hah? Kau penyebab ayah meninggal! Kau menghancurkan segalanya! Kau...dasar wanita jalang!" teriak ibu Jiae.

BANGLYZ FANFICTION || BTS-LOVELYZHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin